Wanita Pilihan CEO Bab 16
Oleh Sept
Rate 18+
Alexa meringis menahan sakit, ia memegangi punggungnya yang terasa nyeri sekaligus ngilu. Ia hampir menangis dan marah secara bersamaan. Tapi Alexa mencoba menahannya.
Pria itu begitu mengerikan ketika emosinya sedang memuncak. Karena melihat Alexa bersama pria lain. Austin melempar tubuh Alexa ke atas ranjang setelah kembali ke bangsal. Sangat kasar, tulang Alexa serasa terbentur dan sakit sekali sampai ingin marah, tapi tidak jadi karena melihat wajah Austin yang emosi, dia meringkuk dengan sedih di dalam selimut.
"Kamu tidak mendengarku? Siapa dia?" bentak Austin yang sudah naik darah. Ia cemburu, hatinya terbakar karena Alexa bersama pria lain di depan matanya.
Sedangkan Alexa, ia mau menjawab, tapi hanya bisa menelan ludah. Belum mengatakan apa-apa, Alexa ngeri membayangkan reaksi pria itu nanti bila ia mengatakan yang sejujurnya. Tentang siapa Eric yang sebenarnya.
"Dia hanya pria brengsek," jawab Alexa lirih sembari menundukkan wajah. Ia harap-harap cemas menanti reaksi Austin.
"Mantan pacarmu?" tebak Austin dengan wajah yang sudah mengeras. Kemarahan tergambar jelas di raut wajahnya yang tampan. Mukanya merah seperti kepiting rebus saat menahan amarah.
Alexa mengumpat dalam hati. Austin benar, pria brengsek itu adalah mantan kekasihnya. Tahu kalau Austin akan meminta jawaban yang pasti. Alexa akhirnya terus terang.
"Dia mantan pacarku, aib di masa mudaku." Alexa mendongak, menatap ke dalam mata Austin. Pria itu akan tahu jika ia berbohong. Bila harus hancur saat ini, maka hancurlah sekalian, pikir gadis tersebut.
"Apa kalian pernah tidur bersama?" tanya Austin sinis. Ia mengharap jawaban Alexa adalah tidak.
"Ya!"
Alexa sengaja menjawab pernah disertai sekali anggukan. Terang saja itu memicu kemarahan Austin. Tangan pria itu mengepal dan siap meninju.
Bukkk
Austin meninju ranjang, tepat di samping kaki Alexa. Membuat Alexa panik dan bergidik ngeri. Mau bagaimana lagi, Alexa tidak bisa berpura-pura. Karena Austin tahu Alexa sudah tidak perawan saat pertama kali tidur bersama di Rainbow Garden. Mengaku perawan? Mana mungkin. Sedangkan darah perawan tidak pernah ada di antara mereka.
Masih dengan rasa kesal yang menyelimuti dadanya. Austin duduk dengan memalingkan muka. Matanya kosong menatap tembok. Mungkin masih ingin meninju sesuatu. Sekedar melampiaskan amarahnya.
Awalnya Austin jarang bertemu wanita secantik Alexa dan tidak masalah menjadikannya simpanan, tapi wanita ini seperti kucing yang membuatnya benci tapi sayang. Begitulah Alexa di dalam hidupnya selama ini.
Austin kemudian mengusap wajahnya dengan kasar. Ia menghela napas dalam-dalam. Mau marah, percuma. Karena itu sudah jadi masa lalu Alexa yang tidak mungkin bisa ia ubah.
Beberapa saat kemudian, suasana menjadi hening dan sepi. Keduanya sama-sama diam, tengelam dalam pikiran masing-masing.
"Apakah terasa sakit?" tiba-tiba pria itu jadi perhatian kembali. Austin melirik Alexa. Sepertinya ia tadi menyakiti tubuh wanita tersebut.
Pria itu kemudian memilih duduk di samping ranjang, menyelipkan tangan ke dalam selimut untuk mengusap tulang punggung Alexa yang tadi ia benturkan tanpa sengaja.
Mendapat perhatian dari Austin yang semula marah-marah, Alexa langsung manja dan melihat Austin dengan pandangan berbinar, "Ini, sakit sekali ...."
Dengan lembut, Austin mengusap punggung Alexa. Sepertinya ia menyesal, tapi mungkin hanya saat itu saja.
"Xa ..."
"Hemm."
"Jangan pernah tersenyum pada pria lain." Ucapan Austin bagai ultimatum yang harus diwaspadai.
Alexa tertegun, mengapa Austin melarang ia dekat dan tersenyum pada pria lain. Tapi tidak ingin menjadikan ia wanita di samping pria itu? Ia bingung, sebenarnya ia penting apa tidak dalam hidup pria itu?
Kadang kasar, kadang lembut. Alexa jadi tidak bisa mengetahui, isi hati pria tersebut. Ia diinginkan atau sebenarnya hanya sebagai tempat sampah saja? Tempat penampungan benih, ya hanya sebagai wadah cadangan bagi bibit CEO yang terhormat tersebut.
"Kamu dengar, kan? Aku tidak suka kamu berhubungan dengan pria lain. Baik pria dari masa lalu, atau apapun itu."
"Iya!"
Melihat Alexa sudah menurut, Austin kembali mengusap punggung Alexa.
"Auh!"
Austin langsung menyingkap baju pasien yang dikenakan Alexa. Dilihatnya punggung putih mulus itu sekarang sedikit memar. Austin tadi sangat keras melempar tubuhnya. Mungkin terkena besi tepi ranjang atau apa. Yang jelas, saat Austin mengosok bagian itu, Alexa mengaduh sakit.
"Lain kali patuhi aku, biar hal semacam ini tidak terjadi!" Austin kesal, padahal ia menyesal sudah melukai wanitanya itu.
"Jangan marah lagi, ini beneran sakit,"
Hati Austin melunak saat melihat Alexa yang hampir menangis.
"Apa masih sakit?" tanya Austin setelah mengecup punggung Alexa.
"Hentikan!" sentak Alexa yang merasa geli.
Austin tersenyum tipis, kemudian memeluk tubuh Alexa dengan erat.
"Kamu milikku!" bisik pria tersebut lirih.
Ketika tubuh Austin memeluk tubuhnya, Alexa merasakan sesuatu yang hangat. Tapi, ia takut. Itu hanya kehangatan yang semu. Karena hati Austin selama tidak bisa dipercaya. Austin yang sering berubah-ubah hanya menyiksa batinnya.
Apa ia harus bertahan meski sakit? Atau pergi ... tapi itu sepertinya tak mungkin... Karena Alexa terlanjur terjerat oleh pria tersebut. Ia tidak bisa lepas atau lari ke mana-mana. Karena hatinya sudah berlabuh, tapi di pelabuhan yang salah. Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
komalia komalia
padahal yang ngambil kegadisan nya kamu sendiri A hati bukan si aurora
2024-02-26
0
Kasmawati S. Smaroni
alexa alexa,hubungan gak jelas begitu kok di pertahankan,masih mending jadi pelacur aja alexa,jelas statusnya
2022-08-13
0
🌷Tuti Komalasari🌷
Austin punya kepribadian ganda, kadang baik kadang jahat 😠
2022-07-19
1