Wanita Pilihan CEO Bab 13
Oleh Sept
Rate 18+
Mulanya Alexa langsung minta pulang dari rumah sakit ketika tahu kekasihnya itu sudah menyiapkan segalanya di vila rainbow garden. Namun, ditolak oleh Austin secara mentah-mentah. Padahal ia sudah tidak sabar untuk memulai mendesain guna persiapan kompetisi desain yang ia inginkan selama ini.
Awalnya sih membahas kepulangan Alexa ke vila, lama-lama dua sejoli itu malah mesra-mesraan di dalam bangsal VIP tersebut. Tanpa malu atau ragu sedikitpun. Mereka malah saling membelai di dalam sana.
Austin bahkan sempat mengunci ruangan itu untuk sesaat, agar tidak ada penganggu yang mengusik. Bila dokter datang, biarlah dokter itu balik nanti saja. Sudah kepalang tanggung.
Sudah puas, mereka pun menyudahinya. Alexa merapikan rambutnya yang agak berantakan. Sedangkan Austin, ia juga merapikan jas serta kemejanya yang kusut.
"Sepertinya kita butuh udara segar, ayo jalan-jalan sebentar." Austin mengajak Alexa untuk mencari udara segar di luar sana. Namun, Alexa menggeleng manja. Menolak ajakan Austin.
"Nggak ... aku mau di sini aja."
Karena Alexa tidak mau, Austin pun memaksa dengan menggendongnya keluar dari bangsal dan kebetulan bertemu Aurora yang baru keluar setelah mengobati luka.
"Wanita sialan!" rutuk Aurora dengan tangan mengepal. Rasanya ia ingin menjambak, menyeret dan menarik Alexa yang ada dalam gendongan Austin. Tekanan darah Aurora sudah melonjak tajam, sepertinya darah tingginya mulai kambuh.
Wanita itu tidak mau menerima kenyataan. Aurora sulit percaya saat melihat keromantisan keduanya. Cemburu membakar hati wanita cantik tersebut.
Sedangkan Alexa, ia tersenyum penuh kemenangan menatap Aurora. Sekalian balas dendam, dengan sengaja ia merangkul leher Austin manja, dan malah meminta Austin membawanya jalan-jalan.
"Aku mau ke sana!" Alexa menunjuk ke arah taman. Ia mengelayut manja, membuat Aurora semakin panas. Terlihat sekali, wajahnya menahan emosi yang besar. Sudah seperti kepiting rebus.
Saat Austin melewati Aurora, ia menasehati wanita tersebut.
"Jangan keluar sembarangan dan nanti aku akan minta anak buahku untuk mengambil obatmu!" ujar Austin saat mereka berdua berpapasan dengan Aurora.
Di sana Alexa tersenyum puas. Ia bahkan sangat senang melihat wajah Aurora seperti kepiting rebus karena menahan kesal. Kapan lagi melihat pemandangan menyenangkan hati seperti saat ini. Alexa pun tertawa jahat, tentunya hanya dalam hati. Biar Austin tidak tahu. Tapi, Aurora sadar, Alexa pasti sedang menertawakan dirinya.
Tunggu saja, mungkin Alexa menang saat ini. Tapi tidak nanti. Lihat saja, Aurora akan membuat Alexa menangis darah. Janji Aurora penuh emosi. Tidak mau terbakar sendiri, Aurora memutuskan bergegas meninggalkan keduanya. Tentunya dengan hati yang masih dipenuhi bara.
***
Austin menggendong Alexa, menyusuri koridor dan melewati lorong taman yang panjang dan asri. Kana kiri dipenuhi dedaunan hijau dan bunga yang beraneka ragam. Lama-lama Alexa terbuai suasana. Betapa damainya ia sekarang. Bila bisa, ia ingin memanggil Doraemon. Meminjam mesin penghenti waktu. Alexa ingin hidup seperti ini saja.
Alexa sungguh menikmati moment syahdu ini. Di mana Austin berada di sisinya, dan ia menjadi prioritas pria tersebut. Ah, mimpi. Ia kembali membuka mata. Alexa sadar, realita tak seindah harapan. Selama mereka belum memiliki hubungan yang jelas. Maka semua kebahagiaan itu hanya semu belaka. Impian tak bertepi, hanya membuat Alexa nelangsa.
Tanpa terasa mereka sudah sampai di sebuah bangku taman. Dengan hati-hati, dan penuh perhatian, Austin mendudukan wanitanya itu di bangsku.
"Awas, pelan-pelan," serunya sambil mengusap kepala Alexa.
Usapan itu dibalas dengan senyum manis yang indah. Mereka pun duduk bersama, menghirup udara segar. Tempat itu begitu sejuk, seperti hutan di tengah kota. Hujau dan rimbun, tapi apik dan tertata.
Saat keduanya sedang duduk bersantai, tiba-tiba pandangan Alexa tertuju pada seorang anak yang mengambil bola mengelinding ke arahnya.
Anak manis dengan rambut dikuncir ekor kuda itu berlari dan meminta mainan yang dipegang Alexa.
"Apa ini milikmu?" tanya Alexa. Ia tersenyum ramah.
Anak itu pun mengangguk, dan juga tersenyum ketika Alexa memberikan bolanya. Bola warna pink dengan motif hello Kitty.
"Permisi," rombongan perawat hendak lewat.
Alexa pun tersenyum pada orang-orang itu. Samar-samar ia mendengar kasak-kusuk dari rombongan perawat.
"Anaknya cantik kaya ibunya," komentar perawat yang berbadan langsing dan memiliki lesung pipi yang manis.
"Bukan, anak itu kaya papinya," sahut perawat lain.
"Masa, perasaan gak ada mirip-miripnya deh," ucap perawat berbadan tinggi besar dengan wajah paling judes.
"Kamu aja iri, mirip tau!" celetuk perawat yang paling manis.
"Iya, mirip kok. Jangan julid, deh!"
Mereka bertiga malah terkekeh, padahal ada Alexa yang mendengar percakapan mereka semua. Mau gosip kok deket sama yang digosipkan. Aduh, pilih tempat dong, Sus.
Sedangkan Austin, wajahnya nampak masam.
"Kamu dengar? Mereka pikir kita suami istri, dan mereka kira itu anak kita. Lucu ya? Apa kelihatan seperti itu?" ucap Alex dengan tersenyum.
"Jangan bicara omong kosong!" ujar Austin dengan ketus.
Jleb hati Alexa hancur berkeping-keping. Bersambung.
Udahlah Alexa, banyak ikan di laut. Ngapain mau dipelihara buaya. Pasti nyesek ujung-ujungnya. Yuk... timpuk Austin pakai sandal swallow. Hehehe
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
komalia komalia
udah baca tapi mau baca lagi soal nya kisah nya nyesek dan ending nya sangat memuas kan
2024-02-26
0
Siti Saadah Khodijah
kapan ada bahagianya sih,perasaan dari awal baca ko nyesek2 terus kaya lagi debus#makan silet
2022-10-01
0
Athallah Linggar
aku pny batu besar nih thor,aku lempar dr sini ya
2022-09-16
0