Wanita Pilihan CEO Bagian 5
Oleh Sept
Rate 18+
Bangsal Alexa, saat sampai di sana, Austin malah berpapasan sengan seorang dokter.
“Bagaimana kondisi pasien perempuan bernama Alexa, Dok?” tanya Austin ketika mendapati seorang dokter keluar dari bangsal yang disebutkan oleh perawat yang tadi. Austin terlihat tidak sabar menanyakan kondisi Alexa kepada dokter tersebut, saat mereka bertemu di luar bangsal.
“Apa Tuan anggota keluarganya?” Dokter lantas bertanya balik, apa pria yang berdiri di depannya itu adalah anggota keluarga si pasien. Pria berjas putih itu pun mengamati Austin dengan teliti, ia bahkan menajamkan pandangan dan membetulkan kaca mata, hanya untuk mengamati Austin.
Austin terlihat ragu saat akan menjawab, kemudian tak lama berselang ia mengangguk untuk mengakui kalau dirinya adalah anggota keluarga Alexa. Mau tidak mau ia harus mengakui. Kalau tidak, dokter itu mungkin tidak akan mengatakan informasi apapun pada dirinya.
“Tolong untuk diperhatikan, hindari alkohol berlebihan!” tutur dokter sembari meletakkan telapak tangannya pada pundak Austin. Ia seolah memberi isyarat pada pria yang mengaku keluarga Alexa tersebut, untuk lebih menjaga Alexa agar tidak mengkonsumsi alkohol secara berlebihan.
Austin kembali tertegun, ekpresi wajahnya nampak berubah seketika saat mendengar penjelasan dokter. Austin sedikit curiga, Alexa yang tidak pandai minum tidak mungkin demam hanya karena minum sedikit. Ini sangat aneh dan terasa janggal. Saat dokter hendak pergi, dari jauh Gerry datang menghampiri. Asisten pribadi Austin itu mendekat dan mengatakan sesuatu yang sepertinya sangat penting padanya. Terlihat dari raut wajah Gerry yang nampak sangat serius.
“Tuan, kita harus kembali ke perusahaan,” ujar Gerry secara langsung.
Austin mengangkat tangan, seolah ia mengerti. Namun, ia butuh waktu untuk memeriksa kondisi Alexa terlebih dahulu. Ada sesuatu yang harus ia periksa sebelum kembali ke perusahaan.
"Tunggu dulu."
“Tapi, Tuan ...” Gerry masih saja mencoba untuk mendesak Austin agar kembali karena ada rapat sore nanti. Ia tidak tahu, akibat dari ulahnya itu. Tidak suka dibantah, karena Gerry terus saja mengusik. Alhasil ia mendapat sorot mata yang tajam dari sang atasan. Austin menyalak marah ke arahnya. Tak berkutik, Gerry hanya bisa menghela napas dan tidak bisa melakukan apa-apa lagi.
Sedangkan Austin, pria itu tidak ingin lama-lama membuang waktu berdebat dengan asisten pribadinya, Austin pun langsung berbalik. Pria itu hendak masuk ke bangsal Alexa. Saat memegang handle pintu, tanpa sengaja ia mendengar pembicaraan Alexa dan Bi Wati di dalam.
“Bi, aku mau makan bubur,” ucap Alexa tiba-tiba dengan tatapan kosong. Ia melihat jendela, menatap awan yang berarak di atas langit yang cerah. Namun, dengan hati yang muram. Dadanya terasa sesak ketika mengingat Aurora bermanja-manja pada Austin. Gara-gara itu, ia jadi ingin makan bubur. Bukan karena rasa lapar, ataupun menyukai makanan itu. Alexa hanya sedang dilanda rasa cemburu. Ia iri pada Aurora. Iri pada perhatian Austin pada wanita tersebut.
Klek
Alexa dan bi Wati spontan menatap ke arah pintu yang terbuka. Mereka sama-sama menatap kedatangan Austin. Pria itu, begitu masuk langsung berdiri di tepi ranjang menghampiri Alexa. Badan tegap itu melangkah dengan pasti mendekati Alexa.
“Bi, Bibi pulang saja. Dan buatkan bubur untuk Alexa,” titahnya pada Bi Wati tiba-tiba. Dan Alexa yakin, pasti Austin tadi menguping sebelum masuk ke dalam bangsalnya.
“Antarkan dia ke villa, Gery. Dan nanti antar ke mari lagi bila sudah selesai,” Austin melirik ke arah Gerry.
Austin mendengar Alexa bilang ke Bi Wati ingin bubur, dia pun meminta Bi Wati pulang untuk memasak dan mengantar lagi ke sini nanti. Austin juga meminta asistennya untuk mengantar Bi Wati pulang ke vila dulu dan nanti kembali lagi mengantar setelah buburnya sudah siap.
Gerry mengangguk, kemudian keluar bersama Bi Wati yang berjalan duluan meninggalkan bangsal kamar Alexa. Setelah dua orang itu pergi, Austin duduk di bibir ranjang, ia kemudian menyentuh dahi Alexa.
“Apa masih terasa tak nyaman?” tanyanya sembari membetulkan anak rambut yang menutupi kening Alexa.
Mendapat sentuhan lembut dari sang kekasih, Alexa bermanjaan dengan mengatakan sekujur tubuhnya terasa tidak nyaman.
“Semuanya terasa masih sakit, di sini ... dan ini,” Alexa memegang perut dan juga dadanya. Setelah itu ia bertanya tentang Aurora.
“Oh ya ... Bagaimana dengan Aurora?”
Austin mengerutkan dahi.
“Mengapa menanyakan wanita lain?”
Alexa memasang wajah datar, meskipun sebenarnya ia sangat kesal. Melihat Alexa tak menjawab, Austin kembali bertanya.
“Apa kamu sedang cemburu?”
“Cemburu? Aku? ....” Alexa mendesi. Namun, sesaat kemudian ia mengatakan sesuatu lagi.
“Ya ... aku sangat-sangat semburu!” Alexa akhirnya mengakui dirinya yang cemburu dengan senyum palsu di wajahnya.
Melihat sikap Alexa yang akhirnya terus terang, bahwa ia cemburu dengan wanita lain. Austin langsung memasang wajah dingin. Austin paling benci sikap Alexa yang seperti ini. Ia tidak suka sifat cemburu itu. Siapa Alexa? Hanya anak haram dan cuma wanita yang ada di sisinya. Alexa hanya wanita yang ia pakai untuk memuaskan hasratnya selama ini, hanya itu tidak lebih. Sekedar partner ranjang yang membuat malamnya menjadi hangat dan panas.
“Kau tahu Alexa? Aku tidak suka wanita pencemburu.”
Alexa langsung menelan ludah, sepertinya ia salah ucap dan membuat pria itu marah.
“Aku harap kamu sadar posisimu!” cetus Austin.
Hawa dingin perlahan tercipta, menyeruak di antara mereka, dan terasa menusuk di jantung Alexa. Ucapan Austin, terdengar sedikit menyakitkan. Dan Alexa tidak bisa mengatakan apa yang ia rasa. Sekali lagi, ia hanya bisa diam. Menahan dan terus bertahan. Bersandar pada hati yang selalu membuatnya merasa sakit. Namun, ia tidak bisa hilang dan berlari.
Baginya, Austin adalah pilihannya. Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Zamie Assyakur
ku menangiiiiiiiiiisssss membayangkan betapa kejamnya dirimu atas diriku 😭😭😭😭😭
2023-03-31
0
Kasmawati S. Smaroni
alexanya aja yg gak tau diri ,m.estinya alexa belajar dari kehidupannya yg suram,alexa harus kuat dan komit pd diri sendiri kalau dia bisa maandiri dan sukses tanpa bantuan orang lain
2022-08-13
1
🌷Tuti Komalasari🌷
kasihan Alexa 😥
2022-07-19
1