Pendekatan

Setelah kedua orangtua Mikha meninggal ,kini Mama Adam yang meneruskan usaha butik milik Mikha.Dan mama Adam pula yang bertanggung jawab sepenuhnya atas kehidupan Mikha.

Mikha pun seolah memiliki tanggung jawab terhadap usaha peninggalan kedua orangtuanya.Setiap pulang kuliah Mikha dan Arin selalu membantu mama Adam di butik. Mereka akan pulang pada saat butik tutup.

Sementara Adam semakin tenggelam didalam dunianya.Bertahun-tahun ia masih menjalin hubungan tanpa ikatan dengan Martha yang memilih tetap tinggal di Canada meskipun kuliahnya sudah selesai.

Beberapa tahun kemudian badai menerpa rumah tangga papa Adam.Papa Adam memutuskan kembali ke Indonesia setelah bercerai dengan istrinya yang kedapatan selingkuh dengan teman sekantornya.

Sejak saat itu Adam menggantikan papanya menjadi pemimpin di Perusahaan.Dan hubungan dengan Martha pun terus berlanjut. Bahkan Adam menjadikan Martha sebagai sekertaris pribadinya.

Tugas Martha sebagai sekertaris pribadi Adam tentu saja bukan hanya membantu urusan kantor saja,melainkan termasuk urusan ranjang.

* * * *

Setelah kembali menetap di Indonesia, Papa Adam jadi sering ke Bandung untuk menengok putrinya. Jika papa Adam datang menginap,mama Adam akan tidur di rumah Mikha.Ia tidak mau menjadi gunjingan tetangga karena status mereka yang sudah bercerai.

"Mama kenapa tidak rujuk saja sama papa.. papa kan sekarang duda " saran Mikha.

"Tidak..mama sudah nyaman dengan kehidupan mama yang sekarang ini.Bersama Arin dan kamu " jawab mama Arin yang sedang menginap di rumah Mikha karena ada mantan suaminya di rumah.

"Mikha lihat Sepertinya papa sekarang sedang berusaha mencari perhatian mama "

"Jangan sok tau..cepet tidur !" Mama Adam memaksa Mikha untuk tidur dan berhenti mengoceh.

"Meski sudah tidak muda lagi tapi papa masih ganteng loh " Mikha masih mengoceh.

"MIKHAAA..kata mama tidur " semprot mama Adam.

"Tapi ma..." Mikha tidak melanjutkan ucapannya karena mama Adam buru-buru membungkam mulut Mikha dengan tangannya sambil melotot

" TIDUR ..!!" semprot mama Adam lagi.

"Iya mah " Mikha pun berusaha memejamkan matanya sambil memeluk mama Adam.

Keesokannya Arin datang sambil membawa dua piring nasi goreng untuk Mikha dan mamanya.

"Tumben kamu rajin bikinin sarapan " puji mama Arin sambil menyantap nasi gorengnya.

"Ini bukan aku yang bikin..tapi papa " jawab Arin santai.

"Aku cuma disuruh nganterin buat mama dan Mikha " lanjut Arin.

"Nasi goreng buatan papa enak " puji Mikha.

"Apanya yang enak..sekarang papa kamu kemana ?" tanya Mama Arin.

"Selesai bikin nasi goreng papa langsung pergi joging " jawab Arin.

"Duuhh.. diam-diam ditanyain juga " ledek Mikha.

"Mikhaaaa..mama ga suka ah kamu ledekin mama terus " omel Mama Arin.

Mikha hanya tertawa melihat mama Arin yang tampak jengkel karena terus ia ledek.

Pada siang harinya papa Arin mengajak Arin dan Mikha jalan-jalan.Sebetulnya papa Arin juga mengajak mantan istrinya namun ditolak dengan alasan sedang sibuk di butik.

Papa Arin mengajak kedua gadis itu makan siang di sebuah restoran.

" Kira-kira mama sudah makan belum ya ?" tanya papa Arin.

"Biasanya jam segini belum " jawab Arin

"Kenapa papa tidak belikan mama makan siang saja trus papa anterin ke butik biar mama senang " saran Mikha.

"Mama tidak akan senang..yang ada malah marah sama papa " keluh papa Arin.

'Belum tentu pah..kan belum dicoba " Mikha berusaha menyemangati papa Arin.

Meski dengan tidak terlalu yakin namun akhirnya papa Arin mengikuti saran Mikha dan Arin untuk datang ke butik mengantarkan makan siang.

"Lalu kalian bagaimana ?" tanya papa Arin yang tampak ragu meninggalkan kedua gadis itu di restoran.

"Tenang pah..kita bisa pulang naik taksi.lagian kita juga masih ada yang harus dibeli " jawab Arin berbohong.

"Ya sudah kalau begitu kalian papa tinggal.Tapi ingat sudah selesai kalian harus langsung pulang " ucap papa Arin sambil memberikan kartu nya.

Arin dan Mikha melongo melihat kartu pemberian papa Arin.

"Kita boleh belanja pake ini ?" tanya Arin.

"Ya..kalian boleh belanja sepuas hati kalian " jawab papa Arin

"Tapi ingat..habis belanja langsung pulang "

"Siap Boss !!" jawab Arin dan Mikha kompak.

Setelah meninggalkan Arin dan Mikha yang masih makan di restoran,papa Arin melajukan mobil mewahnya menuju butik.

Mama Arin yang sedang sibuk dengan kertas gambar design di mejanya terkejut dengan kedatangan mantan suaminya.

"Mas Yudho ngapain kesini.. anak-anak mana?"

tanya Mama Arin.

"Mau anterin makan siang buat kamu " jawab papa Arin sambil duduk di kursi di sebrang meja kerja mantan istrinya.

"Arin sama Mikha ada yang harus dibeli " tambahnya.

"Jadi ini butik peninggalan orangtua Mikha yang kamu kelola ?" tanya papa Arin sambil memperhatikan sekeliling butik.

"Iya " jawab mama Arin.

"Sejak kapan kamu bekerja disini ?" tanya papa Arin.

"Sejak aku dan anak-anak tinggal di Bandung setelah kita bercerai " jawab Mama Arin.

"Setelah orangtua Mikha meninggal aku bertekad untuk meneruskan butik ini.Karena butik ini sangat berjasa untuk kami .dari sinilah aku bisa menghidupi anak-anak "

"Kalau tau kalian disini aku juga tidak akan membiarkan hidup kalian susah " ujar papa Arin sendu.

"Kamu salah mas..kami disini tidak susah. Malah kami sangat bahagia.Apalagi ada orangtua Mikha yang begitu tulus menyayangi aku dan anak-anak " pungkas mama Arin.

Ucapan mama Arin cukup menjadi tamparan telak untuk mantan suaminya.

"Semua mas yang salah.. sekarang kamu makan..mas sekalian pamit pulang ke Jakarta sore ini " ujar papa Arin sambil beranjak dari ruang kerja mantan istrinya.

Mama Arin termenung menatap punggung mantan suaminya yang berjalan semakin menjauh dan akhirnya menghilang dibalik pintu .

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***