Bayi yang malang

Beberapa hari kemudian Aerin sudah merasa sehat dan berencana untuk mencari pekerjaan karena tak mau terus-terusan menyusahkan Bu Diyah. Rencananya dia akan melamar pekerjaan di rumah sakit tempat dia melahirkan, ada yang bilang jika di rumah sakit itu sedang membutuhkan Cleaning Service.

Tibalah kini dia di depan gedung rumah sakit itu. Aerio berhenti sejenak sebelum kakinya melangkah, hatinya seperti teremas kala mengingat anaknya yang tak dapat terselamatkan di rumah sakit ini.

"Bisa tolong minggir sedikit, kalau anda hanya mau bengong silahkan pulang karena ini adalah rumah sakit bukan rumah bengong," Suara bariton seorang Pria menyadarkan Aeril dari lamunannya.

"Ma,,,,maaf." Hanya itu yang Aeril ucapkan lalu pria itu berlalu dari hadapannya dengan tergesa-gesa dengan menggendong seorang bayi mungil yang sedang menangis.

Bayi itu mungkin sedang sakit karena pria yang membawanya juga ada seorang Ibu, mereka semua tergesa-gesa. Pantas saja ucapannya barusan sangat ketus. Fikir Aeril.

Setelah melakukan Interview, Aeril akhirnya di terima bekerja tapi harus taining selama tiga bulan sesuai prosedur yang berlaku, jika pekerjaannya bagus maka baru akan menanda tangani kontrak kerja tapi kalau tidak bagus maka akan langsung di keluarkan.

Hari ini ini Aeril mulai bekerja sesuai petunjuk dari atasannya, semua peralatan sudah ada di tangannya.

Aeril kini mulai bekerja, tugasnya adalah bersih-bersih di lantai di mana tempat anak Abi di rawat.

Baru saja akan bekerja Aeril sudah mendengar tangisan seorang bayi dan itu kembali membuat Aeril mengingat Bayinya. Tak terasa air matanya menetes kala mendengar bayi itu terus menangis.

jangan perdulikan apa pun Aeril di sini kamu harus bekerja dengan sungguh-sungguh agar kamu bisa membuktikan kepada semuanya kalau kamu bahagia.

Aeril meneruskan pekerjaannya dengan sangat hati-hati. Tak lama Abi keluar dari ruangan yang di tempati anaknya lalu karena tergesa-gesa Abi mempercepat langkah dan sialnya karena tidak hati-hati Abi terpelset pada lantai yang masih sedikit basah dan itu membuatnya terjatuh.

Aeril menghampiri Abi dan mencoba membantunya tapi segera di tepis oleh Abi.

Abi memandang Aeril dengan tatapan kesal sekesal kesalnya.

"Kamu bisa kerja nggak sih,'' ketus Abi.

"Maafkan saya Pak, sungguh saya benar-benar minta maaf.'' Aeril merasa sangat takut kalau karena kejadian ini dia akan di pecat.

"Awas saja ya, setelah urusan saya selesai saya jamin kamu bakalan di pecat dari sini." Abi begitu meradang. Bagaimana tidak, di saat dia sedang terburu-buru dia malah terjatuh akibat ulah Aeril.

"Saya mohon Pak jangan buat saya di pecat, saya sangat membutuhkan pekerjaan ini." Aeril memeluk kaki Abi dengan rasa putus asa karena takut akan kehilangan pekerjaannya.

''Ada apa sih ini ribut-ribut." Ibu mertua Abi keluar karena mendengar suara ribut-ribut yang sangat terdengar jelas dari dalam ruangannya.

"Ini Ma, cleaning servicenya kejanya nggak becus sampai bikin abi terjatuh."

"Saya nggak sengaja Pak maafkan saya." Aeril masih bersimpuh di lantai di dekat kaki Abi.

"Kalau kamu nggak bisa kerja mending kamu tidur sana di rumah," ucap Abi emosi.

"Abi cukup!!! jangan kasar sama wanita.

Katanya kamu akan mencari Asi, itu Naira dari tadi nangis terus." Bu Sukma kembali mengingatkan tugas Abi yang sempat tertunda.

"Baik Ma, Abi akan segera mencari donor Asi yang cocok." Abi segera berlalu tapi sebelumya menatap tajam pada Aeril, tatapan yang membuat Aeril seketika menciut karena takut.

"Maafin menantu Ibu ya Nak, dia seperti itu karena sedang depresi di tinggal untuk selamanya oleh Istrinya dan kini anaknya yang sering sakit karena sangat pemilih terhadap Susu," ungkap Bu Sukma, raut wajahnya sendu karena memikirkan keadaan cucunya yang belum juga normal.

"Iyya Bu nggak apa-apa, kalau begitu saya permisi lagi untuk bekerja Bu,"

"Iyya Nak."

Begitu Aeril akan berbalik, Bu Sukma kembali memanggilnya.

"Maaf Nak baju kamu kok basah?"

"Hah?" Awalnya Aeril tak mengerti tapi saat melihat baju bagian dadanya yang basah barulah Aeril sadari jika Asinya merembes sampai membasahi bajunya.

"Oh ini ... " Aerin menjeda ucapannya.

"Kamu punya anak Bayi ya?" pertanyaan Bu sukma membuat Aeril menjadi melow seketika.

"Anak saya meninggal Bu waktu saya melahirkan,'' ucap Aeril sedih.

"Innalillahi, maafkan Ibu Nak Ibu nggak bermaksud apa-apa." Bu Sukma merasa sangat bersalah karena pertanyaannya barusan.

"Nggak pa-pa Bu, mungkin ini sudah garis hidup saya."

"Ibu permisi dulu ya Nak, cucu Ibu sudah nangis lagi itu."

"Oh iyya Bu, saya juga masih harus melanjutkan pekerjaan saya."

Bu Sukma menggendong cucunya karena terus saja menangis. Abi belum juga kembali dari mencari donor Asi.

Tak lama kemudian Abi pun kembali ke rumah sakit.

"Ma Abi udah dapet Asi, tapi Abi nggak tahu ini cocok atau enggak." Abi menyerahkan satu botol kepada Ibu mertuanya untuk di berikan kepada Naira.

"Bismillah aja Bi mudah-mudahan cocok." Bu Sukma memberikan susu itu kepada Naira.

Seperti biasa Naira akan meminumnya karena kehausan tapi beberapa jam kemudian dia kembali menangis dan saat di berikan susu kembali Naira akan menolaknya dan kembali menangis kencang.

Abi mendesah frustasi, tak tega melihat anaknya yang terus menangis entah karena apa.

''Sepertinya Anak Bapak membutuhkan Asi yang langsung dari sumbernya," ucap sang dokter yang datang karena di panggil Abi.

"Maksudnya Dok?''

"Sepertinya Bapak harus mencari Ibu susu yang bisa langsung menyusui Anak Bapak dan juga anak sekecil ini sangat membutuhkan dekapan seorang Ibu,'' jelas sang Dokter.

"Bi sepertinya Mama inget sesuatu."

"Apa Ma?''

''Kamu inget nggak sama Cleaning service yang tadi pagi kamu bentak-bentak?''

''Emang kenapa Ma, apa dia bikin masalah lagi?"

''Enggak, tadi Mama ngobrol sebentar sama dia ternyata dia itu habis melahirkan terus bayinya meninggal."

''Terus apa hubungannya sama kita Ma?''

''Ya adalah Bi, dia itu kan habis melahirkan dan pasti bisa menyusui Naira."

''Apa!!!!! Abi nggak setuju Ma, mending Abi cari yang lain aja deh dari pada gadis sembrono kayak dia. Abi nggak mau kalau Naira di susui sama Wanita kayak dia."

''Kamu tuh ya Bi, keadaan genting begini aja masih sempat milih-milih. Naira sekarang sangat membutuhkan Ibu susu, tolong kamu singkirkan dulu ego kamu itu. Ibu tahu kamu kurang suka sama dia tapi siapa tahu dia bisa menolong Naira, lagian Mama lihat dia itu baik kok."

''Tapi Ma malam-malam begini Abi mau cari dia kemana?''

Bu Sukma terdiam sejenak karena dia juga bingung akan mencari Wanita itu dimana, karena tadi memang belum sempat berkenalan.

"Ya udah Mama jagain Naira dulu, Abi mau mencoba mencari Wanita yang Mama maksud meski sebenarnya Abi nggak yakin."

''Hati-hati Nak semoga kamu berhasil, kasian Naira nangis terus."

''Iyya Ma.''

Abi pun begegas mencari informasi tentang Aeril. Meski membutuhkan waktu yang cukup lama akhirnya Abi mendapatkan alamat rumah Aeril. Tak mau membuang waktu, Abi segera berangkat menuju alamat rumah Aeril.

Abi memacu mobilnya dengan kencang karena sangat khawatir dengan putrinya yang sudah ia tinggal beberapa jam yang lalu.

Bantu anakku ya Allah aku tidak bisa melihatnya menderita.

Abi tak henti-hentinya merapalkan doa di sepanjang jalan agar semua akan di permudah oleh Allah.

Episodes
Episodes

Updated 57 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!