Keynara menatap pantulan cermin yang memperlihatkan sosoknya dengan gaun mewah. Nara memang tidak menyetujui pernikahan ini namun raut wajahnya melambangkan sikap tenang. Dia masih tidak mengerti siapa Joy sebenarnya sebab semua persiapan pernikahan di handle oleh orang suruhan Joy. Orang suruhan Joy akan datang ke rumahnya jika mereka membutuhkan tanda tangan darinya. Sehingga sampai hari ini dia tidak mengetahui jika Joy adalah Jonathan atau di kenalnya sebagai Nathan.
Tok...Tok...Tok...
"Masuk." Ucap Nara seraya berdiri menatap ke arah pintu.
Cklek...
"Turun Non, akadnya sudah selesai." Seorang wanita separuh baya yang merupakan perias pengantin, membantunya menuruni anak tangga. Salah satu dari mereka memegangi belakang gaun pengantin Nara yang menjutai agar Nara bisa berjalan dengan baik.
Dari bawah, Joy memandangi Nara sebentar lalu berpaling. Dia mengakui kecantikan Nara sejak dulu, namun dendam masa lalu membuatnya kembali kesal hingga ingin membalas penghinaan itu dengan cara yang lebih menyakitkan.
"Mana Della." Tanya Nara pada Joy.
"Tidak penting sekali menanyakan itu sekarang." Jawab Joy ketus.
"Dia penting untukku."
"Tapi tidak penting untukku!!" Nara menatap malas ke arah Joy." Jangan banyak bicara jika ingin Ayahmu baik-baik saja." Pernikahan ini terpaksa di wakilkan sebab keadaan Ayah Nara yang tengah sakit keras. Nara tidak dapat berprotes lagi jika itu menyangkut sang Ayah.
Nara terdiam dan sesekali tersenyum palsu ketika teman Joy memberikan selamat untuknya. Nara juga tidak merasa risih ketika Joy menggoda teman wanitanya di hadapannya sebab memang tidak ada cinta dalam pernikahan ini.
Dia bahkan tidak mengizinkan aku mengundang teman-temanku, dasar!!! Umpat Nara duduk sementara Joy masih berdiri untuk bersalaman dengan rekan-rekan kerjanya.
"Sialan!!!! Kau sedang apa?" Tanya Joy berbisik.
"Aku lelah, kakiku sakit!" Eluh Nara tidak perduli.
"Kau tahu ini acara kita."
"Kita?!!" Nara terkekeh.
"Ini acaramu. Kau bahkan tidak mengundang temanku!" Ucapan Joy semakin membuatnya muak. Dia menarik kasar pergelangan tangan Nara agar dia tetap berdiri." Ahhhg!!! Sakit!!!" Eluhnya sedikit berteriak.
"Berdiri atau aku akan membunuh Ayahmu!" Ancam Joy lagi.
"Aku tidak mengerti! Kau yang bersalah tapi kau yang mengancam!"
"Kau yang bersalah!!!"
"Kau yang menumpahkan minuman itu! Hingga aku harus mengganti baju itu."
"Bukankah aku yang membayar gaun itu!"
"Tapi tetap aku yang menyerahkan uangnya jadi itu berarti aku yang mengganti uangnya bukan kau!!" Joy mendesah lembut, dia tidak mengerti kenapa Nara terlihat jauh berbeda daripada dulu saat masa sekolah. Nara yang sekarang ucapannya cenderung kekanak-kanakan dan sedikit lama dalam mencerna ucapan.
"Ya terserah! Lakukan tugasmu sebagai pengantinku hingga acara ini selesai."
Nara terpaksa menuruti apa mau Joy meski dia tidak ingin menutupi wajah kecewanya karena Della tidak hadir. Acara berlangsung tujuh jam lamanya hingga membuat kaki Nara terasa perih karena mengelupas. Dia sudah berbicara pada Joy namun Joy tidak mau mendengarkan eluhannya dan menyuruhnya untuk tetap berdiri.
Setelah semua tamu pergi, Nara melepaskan sepatu heels dan menaruhnya di atas tempat duduk sementara Joy tengah keluar untuk mengantarkan relasi kerjanya keluar. Nara mengambil piring lalu menumpuk beberapa makanan ke dalam piringnya. Dia sangat lapar sehingga Nara duduk dan makan dengan tangan. Andra yang merupakan kaki tangan Joy tersenyum melihat Nara yang tengah menikmati makan malamnya.
"Ahhhh nikmat sekali.." Tutur Nara saat sebuah es buah melewati tenggorokannya. Nara tersenyum sebab es buah itu terasa sangat segar. Dia meneguknya lagi dan lagi hingga satu teko pindah ke dalam perutnya. Nara mengganti teko kosongnya dengan piring yang penuh dengan makanan. Itu sudah piring ke dua yang dia makan namun karena terasa sedap membuat Nara tidak bisa berhenti makan.
Joy baru saja masuk ke dalam rumah dan melihat geram kelakuan Nara yang di rasa memalukkan. Padahal di sana hanya tersisa orang-orang yang mengurus catering tapi tetap saja itu memalukkan.
Dengan kasar, Joy menarik lengan Nara agar dia berdiri hingga tidak sengaja tumit lecetnya membentur kursi.
"Agh ..." Pekik Nara akan memeriksa kakinya namun Joy memaksakan untuk berdiri menghadap ke arahnya." Sakit sialan!!!" Umpat Nara kesal.
"Menjijikkan sekali!!! Kenapa kau makan seperti itu!!!" Teriak Joy seraya menatap ke arah meja dan tangan Nara yang kotor.
"Dengan tangan lebih enak." Protes Nara akan menuju ke mejanya lagi tapi Joy menariknya kasar untuk menaiki tangga." Aku masih lapar." Teriak Nara kesal.
"Kau wanita macam apa hingga tidak memiliki tata krama."
"Tata Krama apa?" Joy berhenti berjalan dan menatap tajam Nara.
"Cara makanmu sangat menjijikkan!!! Kau hewan atau manusia!!"
"Mungkin hewan. Aku tidak perduli kau menyebutku dengan sebutan hewan, aku belum kenyang." Nara akan kembali sehingga Joy memperlakukannya semakin kasar. Joy menggiring Nara menuju ke kamar utama lalu mengunci pintunya.
"Aku juga tidak perduli jika kau seekor hewan! Yang pasti kau bisa memuaskanku sekarang." Nara yang sudah mempersiapkan semuanya langsung menanggalkan baju pengantinnya di hadapan Joy tanpa rasa malu. Tidak lupa dia membersihkan sisa makanan yang menempel di tangannya dengan beberapa lembar tisu.
"Silahkan, aku cukup berterimakasih atas semua yang kau berikan padaku dengan tiba-tiba." Joy tidak percaya dengan apa yang di lihat, meski tidak dapat di pungkiri jika itu tubuh terindah yang pernah dia lihat." Aku tidak harus berkerja dan bisa tinggal di istana ini." Nara melempar bajunya sembarangan dan berdiri tepat di hadapan Joy yang tengah terdiam dengan mulut setengah terbuka. Nara yang hanya menggunakan bra dan celana d*lam membuat jantung Joy langsung berpacu dengan hebat.
Namun Joy kembali sadar akan rencananya untuk membuat hidup Nara menderita sehingga dia menutupi kekagumannya pada sosok yang berdiri di hadapannya.
Tidak! Aku harus membuatnya menderita agar aku bisa hidup dengan tenang. Tanpa memperdulikan celotehan Nara, Joy membanting tubuh Nara di atas tempat tidur. Dengan gerakan cepat, Joy melucuti semua bajunya dan segera memasukkan miliknya tanpa pemanasan sehingga Nara merasakan nyeri hebat pada k*maluannya.
"Sakit Joy.. Pelan-pelan." Joy tidak memperdulikan ucapan Nara, dia terus mengerakkan miliknya dengan kasar hingga darah segar mengalir keluar dari k*maluan Nara.
Kenapa nikmat sekali... Ucap Joy dalam hati. Dia tidak ingin mengakui milik Nara yang sangat memanjakan miliknya. Gerakan Joy yang semakin tidak terkendali membuat jeritan Nara semakin kencang. Tentu saja Nara meronta, itu terasa sangat sakit seolah-olah kulit k*maluannya mengelupas. Joy sendiri tidak ingin mendengar dan terus saja bergerak seraya m*ndesah keras, dia benar-benar tidak pernah merasakan percintaan senikmat ini. Milik Nara rasanya menjepitnya seolah menyuruhnya untuk tetap bergerak terus dan terus.
"Sakit sekali..!!" Air mata Nara mengalir dengan kedua tangan yang mencengkram erat sprei.
Joy membalikkan tubuh Nara dengan cepat dan kembali memasukkan miliknya, gerakkannya semakin brutal dan semakin cepat. Sekencang apa teriakan Nara, Joy tidak pernah berniat untuk berhenti meski dia melihat dengan jelas jika saat ini Nara tengah menangis terisak.
Lenguhan panjang keluar dari bibir Joy ketika dia mengalami pelepasan. Joy sengaja tidak mengeluarkan benihnya di dalam karena dia tidak ingin memiliki anak dari Nara. Sementara Nara sendiri tengah tergolek lemah dengan keringat yang membanjiri tubuhnya. Dia meringis kesakitan, Manahan nyeri hebat pada k*maluannya.
"Rasakan itu!" Umpat Joy berdiri di pinggiran tempat tidur seraya memakai baju. Miliknya menjepitku, rasanya aku ingin lagi tapi aku sudah ada janji malam ini.
"Aku tidak tahu jika malam pertama sesakit ini tapi, jika yang kedua katanya sudah tidak sakit." Joy melebarkan matanya mendengar itu. Nara tidak merasa jika saat ini dia sedang berusaha menyakitinya.
"Kau tidak merasa aneh dengan apa yang kulakukan tadi?"
"Tidak." Nara memakai lagi pakaian dalamnya dan mencoba berdiri meski rasanya sangat perih. Tangannya meraih sprei lalu membereskannya.
"Sial!!!" Joy berjalan masuk kamar mandi dan menutup pintu keras.
Braaaakkkk!!!!
Nara berjingkat seraya mengelus dadanya lalu melanjutkan aktivitasnya untuk mengganti sprei. Bukanya dia sedang berpura-pura tidak peka, namun karena kecelakaan yang menimpanya membuat otak Nara mengalami sedikit gangguan sehingga membuatnya seperti sekarang.
Terkadang dia bisa berfikir cepat tapi terkadang otaknya melambat dengan sendirinya. Dokter menyarankan untuk tidak memikirkan sesuatu yang terlalu berat sehingga Nara selalu memikirkan semua dengan santai agar otaknya tidak terlalu berkerja keras.
Setelah mengganti sprei kotor, Nara melihat buku nikah yang tergeletak di atas meja. Dia belum melihat buku tersebut meski tadi ada prosesi pemotretan dengan mengunakan buku nikah itu. Nara mengambilnya satu lalu membukanya pelan.
Jonathan Atmaja Prawira? Seperti nama ini tidak asing... Nara mencoba mengingat nama itu seraya meneguk air putih di hadapannya. Saat dia mengingat nama tersebut, secara spontan Nara menyemprotkan minuman sebab merasa terkejut.
"Jo Jonathan? Nathan? Tidak mungkin! Itu tidak mungkin dia, mereka berbeda." Gumam Nara mengingat saat masa sekolahnya.
Flash back
Awal sekolah yang indah bagi Nara, meskipun dia hanya siswi baru di sana tapi banyak teman-teman yang sudah mengenalnya. Itu terjadi karena Nara memang populer, peket lengkap ada pada dirinya. Selain berparas cantik, kekayaan orang tua Nara begitu mendukungnya hingga dia memiliki kehidupan yang serba mudah.
Setiap hari hanya pujian yang di dapatkan, apalagi Nara merupakan siswa teladan dengan kepintaran yang melebihi batas. Berbagai penghargaan Nara dapatkan sehingga membuat mata hatinya buta. Nara kerap kali menjadi dalang pembullyan yang terjadi di sekolah. Dia sering melakukan itu jika merasa terganggu pada seseorang. Jika guru menegurnya, Nara memiliki 1000 alasan untuk bisa terhindar dari tuduhan itu.
"Ra, ada surat." Teman Nara yang duduk di bangku belakang melihat sebuah surat di dalam tas Nara.
"Surat?" Nara mengambil surat itu lalu membacanya." Konyol sekali." Nara terkekeh dan menyerahkan surat tersebut pada temannya.
"Nathan? Astaga haha, si gendut itu!! Lalu bagaimana?"
"Biarkan saja! Aku saja jijik melihatnya waktu meminta tanda tangannya untuk keperluan Masa orientasi siswa kemarin. Dasar b*bi tidak tahu diri." Umpat Nara melanjutkan membaca komik.
Sejak hari itu, Nathan yang merupakan Joy terus saja memberikan perhatian pada Nara meskipun Nara tidak pernah memperdulikannya. Joy alias Nathan merupakan Kakak kelas Nara, dia menyukai Nara dari awal pertemuan. Dulu Joy tidak seperti sekarang, tubuhnya gendut dan hitam sehingga membuat Nara merasa risih padanya bahkan jijik.
Hingga suatu hari Joy melakukan sesuatu yang membuat Nara merasa di permalukan. Joy memberikan sebuah cake untuk Nara dan juga ingin mengutarakan perasaannya untuk kesekian kali. Namun kali ini Joy begitu nekat hingga mengutarakan isi hatinya saat berada di dalam kantin,di depan para siswa.
"Apa ini?" Tanya Nara ketus.
"Itu cake, terima cintaku aku akan membahagiakanmu."
Huuuuuuuuuuuuu
Semua siswa bersorak hingga Nara merasa sangat malu. Dia merasa sempurna sedangkan Joy! Nara merasa jika Joy bahkan tidak pantas berada di sekitarnya.
Nara langsung pergi dan tidak mengatakan sepatah katapun tapi ternyata dia tidak hanya pergi, dia menemui Haikal, siswa yang juga menyukainya.
"Lakukan sesuatu untukku, aku akan menerima cintamu setelah ini." Pinta Nara.
"Apa itu?"
"Buat b*bi itu menyesal sudah memikirkanku."
"B*bi?"
"Nathan! Dia mempermalukanku, buat dia meminta maaf di depan orang banyak dengan keadaan buruk dan upahnya, kita jadian." Rayu Nara tersenyum.
"Oke." Haikal dan kedua temannya pergi dan mencari keberadaan Joy lalu menyeretnya paksa ke belakang sekolah. Di sana sudah menunggu satu teman Haikal dengan satu ember air kubangan kotor yang di dapatkan dari pembuangan di sekolah. Dengan tega, Haikal mengguyur tubuh Joy yang masih berseragam dengan air kotor tersebut." Kau tahu kesalahanmu apa!!!" Teriak Haikal merasa jadi penguasa.
"Apa?" Tanya Joy pelan.
"Kau sudah mempermalukan Nara! Jika kau tidak meminta maaf, aku akan melakukan sesuatu yang lebih buruk dari ini." Ancam Haikal.
"Aku hanya menyatakan perasaanku saja." Haikal dan kedua temannya tertawa terbahak.
"Dasar b*bi!!! Kau tidak berkaca jika kau sangat buruk!!! Lakukan!!! Atau aku akan menguncimu di gudang sekolah hingga besok!!!" Joy berdiri dengan terhuyung dan langsung menuju ke kelas Nara untuk meminta maaf dengan tubuh kotor dan baunya. Hal itu membuat seisi sekolah semakin merendahkan Joy.
Aku tidak pernah menyesal untuk menyukaimu Nara tapi aku akan berusaha membalas ini semua suatu hari nanti!!!
Flash back off
Nara meletakan kembali buku nikah itu saat gagang pintu bergerak. Mengingat itu semua membuat otaknya harus berkerja ekstra hingga rasa pusing langsung menjalar. Nara memijat kepalanya lembut seraya melirik ke arah Joy yang sedang berganti pakaian.
Bagaimana bisa dia berubah menjadi sekarang? Aku sangat tidak menyangka jika dia Nathan.
"Aduh..." Eluh Nara memijat kepalanya ringan sementara Joy meliriknya malas." Mau kemana Joy?" Tanya Nara pelan. Dia ingin berpura-pura tidak tahu dengan semua.
"Ke Lisa, pacarku."
"Hm begitu, hati-hati ya" Joy menoleh cepat mendengar jawaban Nara yang tengah membawa sprei kotor untuk di cuci di kamar mandi." Jika memungkinkan, belikan aku obat sakit kepala." Imbuh Nara membalikkan badan lalu tersenyum sejenak dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Bagaimana mungkin dia bisa berkata itu dengan tenang?" Joy bertanya-tanya pada hatinya hingga sebuah pesan dari Lisa terkirim.
💌Sayang aku sudah sampai...
Joy melangkah pergi meski hatinya kalut, dia sangat menunggu hari ini setelah pertemuannya dengan Nara seminggu lalu namun, kenyataan pahit harus Joy telan bulat-bulat karena Nara tidak merasa tersakiti atas sikapnya hari ini.
~Tere Liye
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Imha Dimas
Bagus Nara Jd perempuan itu harus kuat, tegas, jgn mudah di tindas 💪💪💪💪💪💪 aku berdiri di garda terdepan Nara, untuk mendukungmu 🥰🥰🥰🥰 Buat Joy ayo dong jd laki2 yg baik, masa dpt perawan eh Joy malah kesana kemari titip sana Titip sini 🤦🤦🤦🤦🤦
2022-05-24
3
willy Nurul
Cewe yang Unik...😅😅😅
2022-02-08
0
💮Aroe🌸
yey
2022-01-13
0