Mereka pun pergi dan menyewa satu kamar hotel. Lalu mereka mulai melakukan aksi cocok tanam di sana tanpa ada gangguan sedikit pun. Keduanya begitu puas dan dimabuk cinta.
Sementara itu, wanita itu selalu berpikir dan berharap agar perbuatannya tidak ketahuan. Maka dia memutuskan untuk tinggal di sana bersama adiknya selama dua minggu sampai dirinya sepenuhnya pulih.
Lalu malam harinya, saat dia sedang menonton TV, tiba-tiba dia mendengar suara benturan yang cukup keras dari luar. Dia segera bangkit dan pergi melihatnya. Betapa kagetnya dia ketika menyaksikan adiknya sudah tergeletak di jalan dan dalam keadaan mabuk. Namun dia tidak sendiri, karena pacarnya yang juga tengah mabuk ada bersamanya dan mencoba menyeretnya masuk.
Wanita itu pun mendadak panik dan langsung mendorong gadis muda itu sampai jatuh dan memakinya. Lalu dia membawa adiknya masuk sementara membiarkan gadis muda itu batuk-batuk dan mulai tertidur di luar.
Namun karena belakangan tidak tega membiarkan gadis itu tidur semalaman di depan rumah, wanita itu pun keluar dan membawanya masuk dan menghempaskan tubuh gadis itu di sofa.
"Sialan! Gadis ini membuatku susah. Tak kusangka tubuhnya begitu berat." Gerutunya lalu masuk ke kamar. Dia membiarkan keduanya tidur di sofa sampai pagi.
**********
Ke esokan paginya, saat adiknya itu ingin minum, wanita itu menarik tangannya dengan geram hingga gelas yang dipegangnya nyaris jatuh. Lalu dia bertanya sambil menahan emosi agar gadis muda itu tidak bangun.
"Apa begini kelakuanmu di tanah perantauanmu selama ini? Hah?"
"Kak, jangan membuatku kesal. Ini masih pagi."
"Memangnya kenapa kalau masih pagi? Apa aku tidak boleh menasehatimu?"
"Hah? Apa? Menasehatiku? Hei! Urus saja dirimu sendiri! Kau pikir kau sudah baik? Sudah benar? Kau sama aja sepertiku, busuk! Hahahaha....
Aku ini laki-laki, dan aku bebas. Sedangkan kau! Kau itu sudah cacat kak. Kau sudah menggugurkan hasil perselingkuhanmu. Entah sudah berapa kali kau main gila dengan suami adikmu sendiri. Dan kau masih mau menasehatiku? Pikirkan saja dirimu sendiri dan rahasia busukmu itu agar jangan sampai terbongkar, kakakku sayang."
Namun ternyata pembicaraan mereka di dengar oleh gadis itu yang sudah bangun dan hendak ke dapur. Dia berhenti karena mendengar perdebatan kakak beradik itu.
Kemudian adiknya berkata lagi dengan lantang pada kakaknya,
"Awas! Minggir! Aku mau mandi. Ocehanmu merusak suasana hatiku."
Wanita itupun pergi ke kamar sambil menyeka airmatanya. Ketika dia masuk, tanpa sengaja dia saling melihat dengan gadis itu.
Setelah laki-laki itu selesai mandi dan berpakaian, dia langsung menemui gadis itu sambil melempar senyum dan berkata,
"Sayang, maaf yah membuatmu menunggu lama. Hari ini kamu masuk kuliah nggak?"
"Hari ini aku ada kelas sih sayang. Tapi aku capek banget dan pengen istirahat."
"Berarti hari ini kamu bolos dong. Apa kau nggak takut dimarahi dosenmu?"
"Ah... biarkan saja. Aku tidak peduli."
"Ya sudah. Aku antar kamu ke kos an sekarang yah."
Laki-laki itu pun segera mengantarnya pulang. Dan ketika hendak turun, dia melihat wajah pacarnya itu pucat.
"Sayang, kayaknya kamu kurang sehat yah? Mukamu pucat dan bibirmu juga kering." Ujarnya penuh rasa khawatir.
"Ah... aku nggak apa-apa kok. Paling cuma karena masuk angin aja. Atau kelelahan semalam. Nanti juga baikan kok."
"Ya udah. Ini uang. Kalau ada apa-apa, kamu segera ke dokter yah." Balasnya sambil memberikan sejumlah uang. Lalu dia berkata lagi,
"Oh yah sayang, terima kasih yah semalam. Goyanganmu benar-benar mantap."
"Ah... kau membuatku malu. Sudahlah. Nanti ada yang mendengar. Yah udah aku masuk yah. Hati-hati!"
"Yah... istirahat yang banyak yah sayang."
Laki-laki itu pun segera tancap gas menuju tempat bisnis haramnya. Dia sampai di sebuah gudang tempat penyimpanan daging babi. Beberapa rekannya sudah bersiap di sana dan sedang menyuntikkan semacam pengawet pada daging-daging babi itu. Beberapa ekor di antaranya mereka biarkan hidup agar orang-orang di pasar percaya bahwa daging yang mereka jual masih segar.
Namun meski babi-babi itu masih hidup, itu juga sudah disuntikkan semacam obat agar babi-babi itu bisa kuat menempuh perjalanan panjang dan tidak mati sampai di tujuan. Kaki dan mulutnya mereka ikat dengan sangat kuat. Lalu beberapa jam sekali mereka menyiram babi-babi itu dengan air dingin agar tidak kepanasan selama perjalanan.
Lalu setelah semuanya dirasa siap, mereka pun pergi mengambil rute perjalanannya masing-masing. Mereka juga sudah memiliki beberapa penyalur yang akan meyalurkan daging-daging itu ke pasaran.
Perjalanannya kali ini pun selalu berhasil dan tak pernah tertangkap razia. Dia pun langsung meraup untung yang besar.
Kemudian setelah menerima uangnya, dia langsung kembali ke gudang untuk menemui rekan-rekannya dan mengatur rencana penjualan selanjutnya.
Ketika sampai di sana, dia dengan sumbringah menceritakan perjalanannya yang tanpa hambatan. Mendengar itu, rekan-rekannya pun senang lalu mengajaknya untuk merayakannya dengan mengajaknya berjudi.
Selama dua putaran dia memenangkan perjudian itu, membuatnya semakin ketagihan dan menambah uang taruhannya. Tapi sayang dia kalah ketika menambah uang taruhannya. Meski begitu dia tidak menyerah dan mengajak mereka bermain lagi hingga tiga putaran. Namun dia selalu kalah. Akhirnya emosinya memuncak dan dia marah besar sehingga memukuli rekan-rekannya karena menuduh mereka berbuat curang.
Perkelahian parah pun terjadi di antara mereka hingga seluruh wajahnya bonyok dan berdarah, begitu pun muka rekan-rekannya yang menjadi lawannya. Perkelahian itu berhenti ketika dia hampir mati karena dikeroyok. Tapi karena merasa iba, rekannya itu menyuruhnya pulang dan mengajarkan padanya sopan santun kepada rekannya yang lebih tua.
Akhirnya laki-laki itu pun pulang dengan muka yang sudah penuh luka. Sesampainya di rumah, kakaknya melihatnya dan bertanya dengan kaget sekaligus iba.
"Apa yang sudah terjadi? Apa kamu dirampok? Mukamu kenapa babak belur begini?"
"Ah! Sudahlah kak! Nggak usah urusin urusanku! Urus aja diri kakak sendiri! Minggir sana! Aku mau mandi."
"Kau mau kemana?"
"Bukan urusan kakak!"
"Tapi sebaiknya kamu istirahat."
"Aku mau pacaran! Kakak mau ikut? Hah?"
Seketika kakaknya diam dan tak bertanya lagi. Sementara selagi berjalan menuju kamar mandi, laki-laki itu terus mengoceh tentang uangnya yang habis di perjudian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments