Tamu

Lovyna menghembuskan nafasnya berkali kali saat dia ikut berdiri disamping Nagara.Saat ini keduanya tengah bersiap siap menyambut beberapa tamu kedua orang tuanya yang terlihat sudah mulai turun dari mobil.

"Ck,kaki Vy udah kesemutan.Lama banget sih berdirinya."

Nagara yang sedari tadi fokus pada orang orang yang baru saja keluar dari mobil mobil mewah itu langsung menoleh pada gadis yang tengah menampilkan wajah kesal serta masam.Sudut bibir Nagara terangkat sedikit melihat wajah masam gadis itu.

"Sabar,"

Hanya satu kata itu yang mampu didengar oleh Lovyna dari pria tampan disebelahnya.Yang sayangnya irit senyum,dan terkesan datar tanpa ekspresi apa pun.

"Tau gini mending Vy latihan aja deh,"

Nagara menghela nafasnya kasar saat kembali mendengar gerutuan gadis itu.Namun kedua netra abu abunya masih menatap lurus pada orang orang yang tengah berjabat tangan dengan kedua orang tua mereka.

Tidak ada senyum atau pun suara yang dikeluarkan oleh Nagara saat orang orang yang menjadi tamu dikediaman keluarga Samudera itu mulai mendekat dan bersalaman dengannya.

"Ini?"

Nagara mengangkat sebelah alisnya saat salah satu dari mereka tidak kunjung melepas jabatan tangan dengannya.

"Ini putra ang...,"

"Ya, dia putra sulung kami Tuan Wibowo."

Ucapan orang yang bernama Wibowo itu terpotong langsung sebelum dia menyelesaikan ucapannya.Tanpa Wibowo sadari Ilham sudah mengepalkan kedua tangannya saat pria yang usianya lebih tua darinya itu terlalu lemes.

"Oh iya,aku lupa maaf."

Sementara Nagara,pria itu menatap pria itu tanpa ekspresi.Dia sudah biasa mendengar semua kata 'anak angkat'saat dia dan kedua orang tua angkatnya menghadiri acara seperti ini.

Nagara mengalihkan pandangannya pada Reina yang tengah menatapnya sendu.Pria itu menganggukan kepalanya pelan pada wanita yang berstatus sebagai ibunya itu,menandakan kalau dia baik baik saja.

Sedangkan gadis yang ada disebelahnya hanya menatap bingung pada orang orang yang tiba tiba terdiam.

"Apa ini putri mu Komandan Alpha?"

Reina tersentak saat tiba tiba pria yang usianya sama dengan sang Papa itu sudah berada dihadapannya.Dengan senyum canggung Lovy menganggukan sedikit kepalanya.

"Ya,ini Lovyna putri kami."

Pria itu menganggukan kepalanya,satu tangannya terulur untuk mengusap kepala Lovy membuat gadis itu reflek memundurkan tubuhnya.

Bahkan Lovy mencengkram erat kemeja hitam yang tengah dipakai oleh Nagara hingga terlihat kusut.Lovy semakin tidak nyaman saat pria tua itu menyunggingkan senyum padanya sembari melangkah masuk kedalam rumahnya saat sang Papa menuntun para tamu mereka untuk segera masuk.

"Bang,"

Nagara yang tengah memindai orang orang berpakaian serba hitam yang tengah berjaga didepan rumahnya itu langsung menoleh kearah sampingnya saat dia merasakan tarikan dikemejanya.

"Apa hm?"

Satu tangannya terulur untuk mengusap lembut rambut gadis itu seolah olah tengah menghilangkan jejak tangan dari pria tua yang menjadi tamu Papanya.

"Vy mau kekamar aja ya,gak mau ikut kesana."

Nagara menggelengkan kepalanya pelan,tangan yang tengah mengusap lembut rambut gadis itu perlahan turun kearah pipi tirus Lovyna.

"Jangan jauh jauh dari Abang,kita masuk!"

Lovy menghela nafasnya kasar,gadis itu sudah mengerti kalau pria yang tengah menuntunnya masuk kedalam rumah itu tidak mengizinkannya pergi dari acara jamuan para tamu kedua orang tuanya.

Sesampainya didalam,kedua netra Lovy dan Nagara memindai orang orang yang tengah bercengkrama dengan Ilham Papanya.Sementara sang Mami terlihat menyapa para wanita yang menjadi para istri para pria disana,walau pun tidak semuanya pria pria disana sudah beristri.