Ingat Status!

"Abang nemu dari mana sih siluman tali rapia itu?"

Saat ini Lovy,Gara dan Raga sedang menikmati makan siangnya didalam bengkel.Setelah perang adu mulut antara kedua wanita beda umur itu dan berakhir dengan perginya Talia dari bengkel Gara dengan wajah merah padam menahan emosi karena kalah adu kata dengan Lovyna.

"Nemu diemperan kayaknya."

Lovy memicingkan matanya pada pria muda yang tengah menikmati makanan yang ada dihadapannya itu.Sementara Nagara hanya menggelengkan kepalanya pelan melihat kelakuan Raga.

"Aku nanya Abang,bukan nanya kamu Elang bondol!"

Raga yang tidak terima nama tengahnya ejek oleh saudarinya itu terlihat akan melemparkan satu buah telur rebus kearah Lovy.Namun gerakannya terhenti saat ada tangan besar meraih telur itu dari tangannya.

"Jangan buang buang makanan,gak baik!masih banyak orang yang tidak bisa makan ini diluran sana!"

Raga hanya menundukan kepalanya mendengar ucapan kakaknya itu.Sementara Lovy semakin tersenyum penuh kemenangan saat melihat wajah pasrah adik kembarnya itu ketika dia diberi kultum singkat oleh Kakak mereka.

"Maaf Bang,"

Gara menghela nafasnya pelan,pria itu memang tidak suka saat melihat siapapun membuang buang makanan dengan percuma.Gara selalu teringat bagaimana susahnya saat dulu dia masih berada dijalanan,memakan makanan yang layak saja butuh kerja keras untuk mendapatkannya.

Belum lagi persaingan antara wilayah dengan kelompok lain,hingga membuat Gara hampir meregang nyawa saat itu karena dikeroyok oleh beberapa anak jalanan yang sama sepertinya dulu.Mengingat hal itu membuat Gara selalu bersyukur dan selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi para anak jalanan yang beberapa tahun ini ada dibawah pengawasannya.

"Kenapa kamu kesini?kamu gak kuliah hm?bukannya hari ini kamu ada jadwal kuliah Cinta?"

Netra Lovy yang tadinya berbinar saat mendapat pembelaan dari Abang tersayangnya itu,kini berubah menjadi sendu.Lebih tepatnya berakting menampilkan raut wajah sendu dan melas pada pria yang bermanik abu abu itu.

Bahkan Lovy langsung menggeser tubuhnya untuk mendekat kearah Nagara yang tengah menatapnya seakan meminta penjelasan.Perlahan kedua tangan Lovy terulur dan lamgsung memeluk tubuh Gara dari samping tanpa ada rasa canggung.

Walaupun saat ini hatinya kembali berdetak hebat sama seperti saat dia digendong oleh pria itu beberapa waktu yang lalu.

"Jadwal kuliah Vy diubah,kuliah Vy besok.Abang belum jawab pertanyaan Vy tadi,"

Nagara menundukan kepalanya untuk menatap gadis muda yang tengah memeluknya itu hingga pandangan mereka bertemu.Pelukan seperti ini sudah biasa mereka lakukan sejak kecil,bahkan dibandingkan dengan Raga saudara kembarnya sendiri.Nagaralah yang lebih sering menjadi tempat sandaran serta tempat curhat Lovy.Bahkan sang Mami hanya dijadikan tempat cadangannya untuk curhat dan berbagi cerita.

"Memangnya apa jawaban yang kamu harapkan?"

Gara menyentil hidung mancung nan mungil milik Lovy hingga membuat gadis muda itu memekik pelan sembari mengosok ujung hidungnya yang sedikit memerah karena ulah Nagara.

Gadis itu menyedikan bahunya tidak tahu membuat Nagara menyunggingkan senyum tipis pada tuan putri keluarga Samudera itu.

"Kan Raga sudah bilang tadi,"

Jawaban yang diberikan oleh Gara membuat Lovy mengerutkan dahinya.Kedua netra coklatnya yang tadi menatap Gara,kini beralih menatap Raga yang masih asik menikmati salad buah butan sang Mami yang Lovy bawa tadi.

"Serius tuh tante tali rapia Abang nemuinnya diemperan?"

Senyuman tipis Gara melebar saat mendengar ucapan gadis yang masih menampilkan raut wajah tidak percayanya.

"Serius, Cintanya Abang,"

Lovy memekik saat Gara kembali memeluknya bahkan mengecupi pucuk kepala gadis itu penuh kasih sayang.Mungkin kalau orang lain yang tidak tahu kalau mereka berdua kakak dan adik,mereka pasti mengira kalau Gara dan Lovy adalah sepasang kekasih yang saling mencintai dan menyayangi.