Terlalu Mempesona

"Satu...dua...tiga,gerakan kaki serta tangan kalian secara serentak mengikuti alunan nada."

Gara memasukan kedua tangannya kedalam kantung celana jeans denim pudar yang tengah dia pakai sembari menatap dalam pada gadis gadis yang tengah diberi arahan oleh seorang wanita yang usianya sekitar 30 tahunan itu.

Lebih tepatnya Gara menatap dalam pada salah satu gadis disana,gadis cantik dengan balutan dress balet yang membalut indah tubuh rampingnya.Wajah tampan tanpa ekpresi yang selalu dia tunjukan itu membuat para gadis yang tengah berlatih selalu gagal fokus saat coach mereka mencontohkan gerakan yang harus mereka pelajari.

Bahkan banyak diantara mereka hampir tersandung bahkan terjatuh karena mata mereka memilih fokus untuk menatap wajah dingin tampan rupawan yang tengah menatap kearah mereka.Dan itu semua membuat banyak gadis salah paham dibuatnya.

"Ngapain Abang masih disini sih,mau tebar pesona?"

Lovy menggerutu pelan,dia juga sama dengan teman teman sanggarnya tidak fokus karena sedari tadi pria yang berstatus sebagai Abang itu selalu menatap kearahnya.Dan itu membuat teman temannya salah paham,mereka mengira kalau pria tampan berwajah bule itu tengah menatap pada mereka.

"Lovyna,fokus!"

Lovy tersentak saat Miss Indah memanggil namanya karena pelatihnya itu melihat dia tidak fokus pada tarian balet yang tengah dia peragakan. Lovy menarik nafasnya dalam dalam untuk menetralkan detak jantung serta rasa terkejutnya.

"Sorry Miss,"

Sementara ditempat yang tidak jauh dari mereka,Gara terlihat menyunggingkan senyum tipisnya saat melihat Lovy ditegur oleh pelatih baletnya karena terus saja menatap kesal padanya.

Senyuman yang jarang sekali dia tunjukan itu semakin melebar saat melihat sang Tuan Putri tengah menari meliuk liukan tubuhnya dengan lincah serta sangat gemulai.Ada perasaan khawatir tengah menguasai hati Gara saat melihat gerakan tari balet yang ditunjukan oleh Lovy semakin ekstrim.

"Fokus Lovyna!jangan sampai kamu cidera seperti waktu itu karena tidak fokus!"

Gara mengepalkan kedua tangannya saat mendengar pelatih wanita itu terus saja menyuruh Lovy agar fokus.Padahal Gara sudah bisa melihat kalau saat ini gadis itu sudah benar benar fokus.

"Kalau Cinta-ku cidera seperti waktu itu,akan aku tutup sanggar ini!"

Gara bergumam pelan penuh kesal pada coach adik perempuan satu satunya itu.Disaat dia mati matian selalu melindunginya,orang lain malah secara tidak langsung bisa membuat gadis itu terluka.

Gara menghembuskan nafasnya kasar ketika dia melihat Lovy menyudahi sesi latihannya.Raut wajah lelah dan puas sangat terlihat jelas dari wajah gadis itu,Lovy lelah karena sudah berlatih semaksimal mungkin untuk menampilkan tampilan terbaiknya di acara besar nanti.Namun tidak bisa dipungkiri,rasa lelah juga sering menghampiri gadis itu, bahkan tumit serta jari jari kakinya selalu lecet dan terluka karena dia terlalu bersemangat dalam menari.

"Abang kenapa masih disini sih?gak kebengkel?mau caper ya?"

Raga tersentak dari lamunannya saat dia mendengar suara seorang gadis yang sangat dia kenali semakin mendekat kearahnya.

"Abang nunggu kamu sampai selesai,hari ini bengkel libur."

Lovy menyipitkan kedua matanya penuh intimidasi pada pria yang tengah pura pura mengalihkan pandangannya kearah lain.Seolah olah dia tengah ingin tahu banyak apa yang ada disanggar adiknya itu.Padahal sebenarnya saat ini Gara tengah menghindari tatapan penuh tanya sang adik yang terlihat tengah menuntut kejujuran darinya.

"Tutup?beneran?bukan karena mau tebar pesona huh.Udah sana pulang,Mami pasti nyariin Abang nanti dirumah."

Gara menghembuskan nafasnya kasar saat mendengar pemgusiran langsung yang dilakukan Lovy padanya.Bahkan gadis itu membawa Mami mereka agar dia pergi dari tempat itu.Dan soal tebar pesona?Gara sama sekali tidak pernah merasa tebar pesona pada siapa pun disini,jadi apa bila ada wanita yang terpesona olehnya jangan salahkan dia yang memang sudah mempesona sejak kecil.