TELEPON

"Ya makanya loe cerita deh bin, sebelum gue telen loe idup idup, gemes gue sumpah".

"Iya iya, tadi waktu bina baru turun dari tangga, bina ga sengaja ketemu sama kak marvin.. ".

"KAK MARVIN!!! ".

"Isshh dina ga usah teriak-teriak dong. ".

"Gue kaget bin, ".

"Aku lebih kaget karena kamu teriak-teriak. ".

"Sory bin, tapi loe ga di apa apain kan sama kak marvin? ".

Bina mengernyit bingung "Emang kak marvin mau ngapain aku din? ".

"Ckk.. mana gue tau, ".

"Dina gatau apalagi Bina. ".

Dina memutar bola matanya malas "Kak marvin ga minta balikan sama loe kan bin? ".

"Nggak ko., emang kak marvin masih Cinta ya sama aku? ko dina nanya gitu. ".

"Ya mana gue tau bina, gue kan cuman nanya aja sama loe.. ".

"Tapi yang gue liat dari cara mandang kak marvin ke loe, dia masih punya rasa deh kaya nya sama loe.." sambung dina sambil sesekali melirik bina.

"Masa sih din? ".

Dina menggedikan bahunya membuat bina bingung sendiri.. sementara dina kembali fokus menyetir mobilnya.

.

.

.

.

Dikamar Bina..

drtt... drttt..

+**6285718*****

Hai***...

Bina mengernyitkan keningnya "No siapa yah? " waahhh jangan-jangan nomor penipu" gumamnya.

drtt... drttt...

+**6285718*****

Ko ga di bales sih,...

Bina***...

"Siapa sih? bales ga yah? kalo nantin bina bales terus penipu gimana? tapi kalo ga di bales ternyata orang penting gimana? kalo penipu ko tau nama aku ya? kalo temen ko ga nyebutin namanya yah? gatau ah pusing.." Bina meletakkan kembali ponselnya di atas meja belajarnya.

Baru bina mau merebahkan dirinya di ranjang, ponselnya kembali berdering.

ting... ting... ting...

+**6285718*****

is calling***.....

"Dihhhh ko nelpon sih, aduhh angkat ga yah.. kalo diangkat tiba-tiba aku di hipnotis gimana? kalo ga diangkat terus penting gimana?.. angkat dulu dehh dari pada ga bisa bobo karena penasaran" gumamnya.

Ahhh akhirnya di angkat juga...

Hallo.

Ha... hallo.

Bina.

Mmm... iya.

Sabrina.

Iya ini aku, ini siapa yah?.

Baru siang tadi kita ngobrol, masa udah lupa sama suara aku.

Bina lupa, soalnya bina banyak ngobrol sama yang lain.. jadi ga hapal satu-satu .. "jawab bina sambil menggaruk kepala nya yang tak gatal".

Ckkkk... calon pacar kamu... "Jawab si penelpon berdecak".

Calon? calon yang mana... "tanyanya yang masih bingung.

Emang kamu niat punya berapa calon buat di jadiin pacar, hah? .... "Kesal si penelpon.

Mmm.. belum ada sih, hehe "jawabnya sambil cengengesan".

Aku Gani bin.

Gani? ohhh gani yang ganteng itu? yang tadi siang nabrak aku sampe buku tugas dari pak. harun pada jatuh? terus yang ketemu di kantin? yang temennya satya kan? yang kata si dina bad boy itu kan? yang kata si dina..... "cerocos bina tanpa henti.

Disebrang gani sedang tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, pusing mendengar pertanyaan bina yang terus nyerocos ga ada rem nya hingga membuat ia gemas sendiri.

Iya bina, aku gani yang itu.. "Potong gani.

Wahhhh ada apa gani telepon aku? ada PR yang gani ga bisa kerjain? ehhh tapi kan kita ga sekelas, gani juga beda jurusan sama aku.. terus kenapa gani telepon aku? gani ga bisa bobo atau.... "cerocos bina kembali namun segera di potong oleh gani.

Iya aku ga bisa bobo, lagi rindu seseorang pengen denger suaranya.. kalo bisa sih peluk orangnya.

Terus kenapa malah telepon bina, kenapa ga telepon orang yang gani kangen?.

Orangnya kan kamu bin*.

Seketika bina merona mendengar ucapan gani.

Ahhh gani bisa aja, kan besok bisa ketemu di sekolah.."jawab bina.

Iya juga yah, yaudah kamu bobo ya bin.. aku juga mau bobo.. nanti kita ketemu disekolah.

Iya gani.

Night Sabrina yang cantik.

Night too gani.

Setelah memutus telepon dari gani, bina langsung tertidur tanpa memikirkan apa yang akan terjadi padanya esok.

.

.

.

Pagi Hari di sekolah..

Bina dan Dina yang sedang berjalan menuju kelasnya di hadang oleh Rena dan kedua temannya.

Bina dan Dina mau tak mau harus berhenti, dina yang memang anaknya sedikit jutek serasa ingin menjitak ketiga perempuan yang ada di depan nya ini karena menatap sinis dirinya dan bina seolah-olah musuh mereka.

Dina yang tadinya berjalan bergandengan tangan dengan bina melepaskan tangannya dan berkacak pinggang, "Heh cabe bubuk ngapain loe pada diri ditengah jalan ngalang ngalangin orang jalan aja, mau diri sono di lampu merah sambil ngecrek.. minggir loe pada, sebelum gue telen satu satu.. " ancam Dina sambil melirik tajam ke arah mereka bertiga.

Sedangkan Bina yang dasarnya polos atau **** ga ngerti suasana, malah santai-santai aja saat dirinya di hadang oleh ketiga perempuan yang sedang menatapnya dengan sinis.. sedangkan siswa siswi yang mendengar suara ribut dari mereka mulai mendekat dan berkerumun mengelilingi mereka berlima seolah-olah sedang menyaksikan pertunjukan.

"Gue gaada urusan sama loe yah, tapi sama dia" ucap Rena dengan gaya sombongnya sambil menunjuk Bina garang.

Sedangkan si bina dengan polosnya malah bergumam tanpa suara "Aku" sambil menunjuk dirinya sendiri.

Dina berdecak kesal "Ckkkk... urusan bina ya urusan gue, bina itu sahabat gue.. Loe aja datangnya rombongan kaya mau demo ke Bunderan HI ".

"Heh kalo kata rena loe ga usah ikut campur ya udah diem, " Vanya nyolot.

Dina menggelengkan kepalanya "Kuah cabe loe diem aja deh, mau gue patahin tangan sama kaki loe..".

Vanya yang mendengar ancaman dari Dina beringsut mundur mendekati vika yang juga di belakang Rena.. pasalnya dia dan siswa siswi di sekolah ini tau bahwa Dina atlet Taekwondo.. dia juga sering mengikuti lomba-lomba di dalam maupun luar sekolah hanya saja kemampuan nya sering ia tutupi, ia akan beraksi jika di situasi yang menurut nya harus beraksi seperti sekarang ini.. awas saja jika rena dan geng cabe nya ini berani macam-macam pada Bina ia tak segan segan mematahkan tangan dan kaki tiga perempuan ini.

"Loe kenapa nyolot sih, gue itu mau ngomong baik-baik sama si Bina" ucap Rena yang sudah mulai ketakutan dengan ancaman dina.

"Emang gue buta dan tuli apa, semua orang yang disini juga denger nada bicara loe itu ga menjurus ke baik-baik, malah kesannya loe nantangin gue buat ngebanting loe.. ".

Bina yang sedari tadi diam mulai angkat bicara "Ini sebenarnya ada apa sih din? ".

"Ini bubuk cabe mau ngomong sama loe bin, bukan bukan mau ngelabrak loe deh.. " kata dina meralat ucapannya.

"Tapi loe tenang aja, kalo dia berani macem-macem gue bikin Tangan dia ga bisa nulis, kaki dia ga bisa pake sepatu.. biar dia boboan aja di Rumah.. " sambung dina sambil melirik pada rena dan kedua temannya.

Dan tanpa di duga bina malah bertepuk tangan membuat mereka yang sedang berkumpul mengelilingi nya mengernyit heran dengan tingkahnya.

"Wahhhh dina baik banget, " ucap bina antusias.

Bina mendekati Rena yang sudah mulai ketakutan dengan ancaman dina sementara dua temannya di belakang juga tidak bisa berkutik.. bina menepuk-nepuk bahu Rena sambil berkata.

"Dina baik yah bisa bikin kamu boboan aja di rumah, jadi kamu ga sekolah.. enak dong kamu jadi libur terus.. iri deh aku " celetuk Bina yang membuat semua siswa yang berkumpul dekat mereka tertawa cekikikan mendengar perkataan bina yang polos sedangkan rena vika dan vanya melongo mendengar perkataan Bina.

"Ehhh iya siapa nama kamu? " tanya bina.

Rena menjawab dengan judes "Rena".

"Rena? " ulang Bina menyebut nama rena.

Rena menjawab dengan singkat "Iya".

Bina mendekatkan wajahnya lebih dekat pada Rena, membuat rena risih "Apaan sih loe, ga usah deket-deket..".

Bina langsung heboh sendiri setelah menjauhkan wajah nya dari rena "Wahhh din, ternyata bener yang kamu omongin rena ga cantik-cantik amat, bener kata kamu din dia bedakannya tebel banget hihi, " bina berkata dengan polosnya sambil cekikikan disusul suara cekikikan anak anak yang lain karena mendengar celotehannya, sementara dina tersenyum miring..

Rena sudah memelototkan matanya, baru rena ingin berucap kasar pada Bina.. secara tiba tiba bina malah mendekati dirinya lagi,

"Rena ini, aku liat bedaknya ga rata di sebelah sini.. sini.. sama sini, coba deh Rena ngaca.. " ucap Bina dengan polosnya sambil menunjuk-nunjuk wajah Rena.. sontak perkataan nya kali ini membuat para siswa siswi yang sedang berkumpul mengelilingi nya tertawa terbahak-bahak.

Rena yang sudah malu bukan main karena perkataan Bina apalagi di tertawakan banyak orang menghentak-hentakkan kakinya dan Lari diikuti dua temannya meninggalkan bina dan dina juga para siswa yang masih tertawa.

"Ko malah pergi sih, emangnya aku salah ngomong?" ucap bina dengan polosnya.

Next....

Terpopuler

Comments

Anggra

Anggra

wkwkkkk...sumpah konyol tuh si Bina

2021-12-19

1

Risfa

Risfa

Bina is the best 🤣🤣🤣

2021-06-07

0

Sakura

Sakura

itu sih kelewat polos 😂😂😂😂😂🤣🤣🤣🤣

2021-02-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!