"Baru saja dibilangin, malah kamu ucapin. Kamu bodoh sekali Arsen," umpat Velicia.
"Aku benci kamu, Arsen," lanjutnya lagi.
"Maafkan aku, Sayang," ucap Arsen tulus.
Terdengar suara seseorang membuka pintu, Velicia menghempaskan tangan Arsen yang sedari tadi menggenggamnya.
"Lepaskan," lirihnya.
Daniel masuk ke ruang inap Velicia, dengan wajahnya yang dingin. Terlihat dari wajahnya Daniel enggan menemui Velicia. Daniel merasa jijik untuk bertemu Velicia itu yang dirasakan.
"Johan, telah memberi tahukan. Jika kamu sudah boleh pulang," terang Daniel.
"Sudah, Sayang." Velicia tersenyum manis.
"Antar dia pulang, Arsen. Saya sibuk," titah Daniel
"Kamu kan suaminya, kenapa aku yang harus menghantarkannya," sungut Arsen.
"Bertemu klien itu penting, dari pada mengurusi hal yang seperti ini." Jawaban Daniel sangat menohok.
"Maksud kamu Velicia itu tidak penting," ketus Arsen.
Daniel tak menjawab ucapan Arsen memilih pergi. Arsen merasa diacuhkan oleh Daniel langsung berlari mengejar Daniel. Daniel yang tidak siap langsung tersungkur dengan satu pukulan Arsen.
"****!" teriak Daniel.
Daniel pun membalas pukulan Arsen tak mau kalah. Velicia turun dari ranjang berjalan dengan pelan menghampiri kegaduhan itu. Arsen semakin membabi buta dengan memukul Daniel.
"Hentikan, Arsen!" teriak Velicia diambang pintu.
Seluruh koridor mendengar teriakan Velicia, ada beberapa lelaki membantu memisahkan Daniel dan Arsen.
"Sayang, kamu tidak apa-apa?" tanya Velicia panik sambil mengusap pipi Daniel.
"Urusi saja saudara, mu," jawab Daniel dengan kesal lalu pergi.
*****
"Pagi, Sayang-sayangku," sapa Alya kepada kedua sahabatnya.
"Uluh-uluh, manis sekali," ejek Larisa.
"Udah makan belum kamu, Al?" tanya Chika sambil membawa kotak kue.
"Mau, belum sempet tau, tadi bangunnya kesiangan," jawab Alya.
"Iya maklum lah, pengantin baru," sahut Elsa tiba-tiba.
"Hem, enak kali ya tiap malam ada yang peluk-in. Pengen," rengek Larisa.
"Dih jijik tau, Larisa," ejek Chika sambil menoyor kepala Larisa.
"Kamu," sungut Larisa.
Elsa duduk yang di samping Alya, sambil membuka laptopnya.
"Memangnya, udah nggak ada jam kuliah, El?" tanya Alya sambil menopang dagunya.
"Kelar, nih." Elsa tetap fokus dengan laptopnya.
"Aku juga udah kelar nih, capek abis di ospek," keluh Alya.
"Haduh, aku tadi di ospek Kakak tingkat, ganteng banget..." ucap Larisa dengan gaya gemasnya.
"Kenalan nggak?" Elsa menatap Larisa penasaran.
"Andreas Fansury, emb, iya itu," jawabnya yakin.
Andreas mendengar namanya diucapkan, ia langsung menyahut. Lalu mendekati Larisa dengan wajah binggungnya. Larisa langsung gugup didekati oleh Andreas.
"Ada apa ya? Tadi kaya ada manggil namaku," ucap Andreas sambil menaruh tangannya di meja, yang menopang tubuhnya.
"Oh, dia." Elsa menunjuk wajah Andreas.
"Apaan, El." Andreas pindah duduk di samping Elsa.
"Katanya, kamu ganteng." Elsa tetap fokus dengan laptopnya, enggan menatap Andreas.
Andreas tertawa. "Terima kasih, sudah mengatakan itu."
"Bukan aku, Andreas Fansury. Tapi dia." Elsa menunjuk ke arah Larisa.
Elsa mematikan laptopnya lalu ia tutup dengan cepat memasukkan ke dalam tasnya. Elsa berdiri dengan menenteng tasnya, ia melangkahkan kakinya. Seperti enggan ada Andres di sana, Larisa dan lainnya cukup binggung ada apa dengan mereka berdua.
"Kak, ku tunggu di mobil," ucap Elsa pergi di ikuti oleh Andreas di belakangnya.
"Terima kasih, ya buat rotinya. Aku duluan." Alya menyusul Elsa dan meninggalkan kantin.
Larisa dan Chika hanya menganggukkan kepala mereka.
"Menurut kamu, Elsa pasti ada sesuatu sama Andreas," ucap Larisa mendramatisir.
"Pasti, itu." Chika ikut menanggapi.
Tiba-tiba Victor datang dengan wajah lesunya.
"Kamu kenapa, Kak?" tanya Larisa.
"Tugas banyak banget, pusing nih," keluh Victor.
"Astaga, ku kira kenapa," seru Larisa.
"Kok Alya nggak ada, di mana dia?" Victor sedikit merindukan Alya.
"Pulang, Kak. Udah nggak usah cari-cari Alya lagi," titah Larisa.
"Why?" tanya Victor kesal.
"Karena..." ucapan Larisa di pangkas Chika.
"Karena Alya sudah pulang, Kak," pangkas Chika.
Larisa menatap Chika penuh tanda tanya besar. Mengapa dirinya berbohong dengan Victor. Padahal dirinya ingin menceritakan jika Alya sudah menikah. Agar Victor tidak berharap lagi dengan Alya.
"Ya udah deh, aku duluan ya," pamit Victor.
"Oke," jawab mereka bersama-sama.
"Eh, kamu kok motong pembicaraanku tadi, kenapa?" Larisa sedikit kesal.
"Jangan dulu, biar Alya yang bercerita. Kita jangan mendahului, nggak baik tau."
"Nanti kalo Kak Victor tambah patah hati gimana? Aku lagi kena dampaknya, bisa-bisa 1 mingguan kena ocehannya."
"Sudahlah, nanti kita bahas dengan Alya lagi." Solusi Chika.
******
Banyak mobil yang berjejer diparkiran, Elsa membuka pintu mobil. Tapi di tahan oleh Andreas dan pintu tertutup kembali. Alya di belakang mobil hanya bisa menguping tak berani ikut campur urusan mereka.
"El, tunggu." Andreas menutup pintu mobil.
"Apa si, kamu itu ganggu aku tau nggak," sungut Elsa.
"Kenapa kamu nggak pernah, angkat teleponku?" Andreas sedikit menghimpit tubuh Elsa, lalu menaruh tangannya di atas kepala Elsa yang bersandar di mobil. Alya sedikit mengintip.
"Apa perlu, aku jelasin lagi? Tentang hubungan kita," terang Elsa mulai memanas hatinya.
"Aku belum pernah, menyetujui jika kita putus." Tatapan Andreas sedikit mengintimidasi.
"What! Mantan pacar?" gumam Alya dengan pelan. Otomatis Elsa dan Andreas menoleh ke sumber suara.
Alya hanya bisa tersenyum menunjukkan semua giginya. Alya merasa bersalah telah merusak momen mereka. Andreas langsung melepaskan Elsa memilih pergi tanpa berkata sepatah katapun.
"Sorry," ucap Alya.
"Sudahlah, Kak. Yuk, kita pulang, lagi bad mood," jawab Elsa lesu.
Saat Elsa mengemudikan mobilnya, ponselnya berdering.
"Kak Daniel." Elsa memberikan ponselnya kepada Alya. Alya menerima telepon dengan antusias. Elsa tersenyum sekilas melihat tingkah kakak iparnya.
Alya 📞"Halo, Mas." Terdengar merdu suara Alya di telinga Daniel.
Daniel 📞"Kenapa teleponku tidak ada jawaban?" tanyanya.
Alya 📞"Sorry, Baby. Tadi di dalam kelas," jawab Alya jujur.
"Ish, ish, ngerbete-in banget coba. Hiks," sindir Elsa.
"Apaan si, El."
Daniel 📞"Halo, Sayang." panggil Daniel.
Alya 📞"Iya, Mas. Kenapa?"
Daniel 📞"Suruh Elsa antar kamu ke kantor, ya. Aku tunggu." Telepon dimatikan.
"Ada apa, Kak?" tanya Elsa.
"Antar aku ke kantor, ya, please," pinta Alya.
"Let's go," seru Elsa.
Dalam perjalanan menuju ke kantor Daniel, Alya tiba-tiba sedikit pusing kepalanya. Tak di sangka pernikahan Daniel dan Alya sudah lebih 1 bulan. Alya melihat kalender lalu tersenyum sendiri. Elsa terlihat tampak binggung dengan kakak iparnya. Akhirnya Elsa memberanikan diri untuk bertanya, apa yang membuat Alya tersenyum terus menerus.
Bersambung.....
Happy reading guys,
Jagan lupa memberi like, komentar, vote & hadiah.
Stay tune terus ya guys, jangan lupa tekan tanda favorit agar kalian tidak ketinggalan.
Terimakasih atas dukungan kalian.
1 like pun sangat berarti untukku ❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
❥➻📴
alya hamil kah?
2022-02-02
1
YouTrie
sos sweet pasangan romantis Daniel
2021-12-24
1
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
Seru Kak gupita🤩
2021-12-24
1