Hati dan ucapan Alya telah berbeda, kebenarannya Alya juga merindukan Daniel. Tapi Alya lebih memilih gengsinya dari pada kejujurannya. Alya mencoba memberontak mendorong tubuh Daniel, agar ia bisa pergi dari pangkuan Daniel. Dengan sigap Daniel menjatuhkan tubuh Alya ke sofa lalu di himpit dengan tubuhnya.
"Mau, apa Om?" tanya Alya dengan ketus.
"Aku merindukan mu, aku ingin itu," ucap Daniel jujur.
"Beberapa hari lalu kan sudah," elak Alya.
"Mau lagi," rengek Daniel.
"Mandi sana, bau ih. Jangan peluk-peluk aku kalo belum mandi," titah Alya.
"Abis mandi ya," ucapnya penuh mengiba.
"Yaudah sana mandi dulu," jawab Alya santai.
Daniel berdiri langsung membuka kancing kemejanya dengan satu persatu. Dengan telaten Alya membantu Daniel melepaskan kemejanya dan membereskan baju kotor Daniel. Sebelum masuk ke dalam kamar mandi Daniel membuat drama kecil.
"Cium dulu," ucap Daniel dengan manja sambil menunjuk-nunjuk pipinya.
"Astaga, sabar-sabar," batin Alya sambil mengusap-usap dadanya.
"Buruan, nggak jadi mandi nih," ancam Daniel.
Alya mendekati Daniel lalu mencium pipinya. "Udah sana mandi," titah Alya langsung tersenyum.
*****
"Seharusnya, Daniel itu di sini temenin kamu. Bukan malah pulang," sungut Arsen.
"Sudahlah yang penting sekarang ada kamu di sisiku," jawab Velicia bohong.
Hati Velicia sekarang sedang tak baik-baik saja, ia ingin marah dengan wanita yang merebut Daniel darinya. Velicia ingin cepat-cepat pulang agar bisa mencari tahu siapa sebenarnya istri Daniel yang sekarang. Arsen mencium kening Velicia dengan tulus, tapi Velicia tetap acuh tak menanggapi Arsen.
"Tidur gih, kasian anak kita," ucap Arsen sambil mengusap perut Velicia yang masih rata.
Velicia hanya tersenyum menuruti perintah Arsen, ia pun mencoba memejamkan matanya. Sulit sekali untuk tertidur di malam ini pikirnya. Seperti orang gelisah sebentar-sebentar merubah posisi tidurnya.
*****
Daniel keluar dengan mengenakan handuk di pinggang, tubuhnya sedikit basah membuat Alya menelan ludahnya dengan kasar.
"Ya Tuhan, suamiku kamu sempurna sekali," batin Alya tanpa berkedip.
"Kamu suka tubuh ku? Pegang lah sesuka hati mu, ini semua milik mu," bisik Daniel di telinga Alya.
Alya hanya menggelengkan kepalanya, karena malu dengan Daniel belum terbiasa.
"Kamu bohong, Om," ucap Alya sambil memalingkan wajahnya.
"Kenapa kamu ngomong seperti itu, Sayang?" Daniel menatap Alya penasaran, mencoba menerka kesalahan apa yang ia lakukan.
"Kamu masih tetap bersamanya kan," selidik Alya.
"Kamu jahat," lanjutnya sambil meneteskan air matanya.
"Jangan menangis, aku janji Beberapa bulan lagi, aku pasti akan meninggalkannya," janji Daniel.
"Kenapa harus menunggu beberapa bulan lagi?" tanya Alya penuh amarah.
"Cie, mulai bucin sekarang," ejek Daniel.
"Jelas, kan kamu suamiku, mana ada istri yang rela di madu. Bodoh itu namanya!" ketus Alya.
Jedar....
Seperti tersambar petir yang tak hujan, Daniel mematung mendengarkan perkataan Alya. Daniel merubah posisi duduknya tadinya menghimpit tubuh Alya ia lepaskan. Daniel merasa bersalah, ia berdiri mau memakai baju ganti yang dia bawa tadi. Dengan cepat Alya meraih tangan Daniel dan dia berkata.
"Nggak jadi nih? Aku udah dandan cantik nih," ucap Alya seperti wanita penggoda.
Daniel membalikkan tubuhnya langsung menerkam Alya yang sudah siap di terkam. Daniel membungkam bibir mungil Alya dengan sentuhan lembut. Daniel melanjutkan gerakannya dengan lembut membuat Alya sangat bergairah menikmati ritme yang Daniel berikan.
"Lagi yah," rengek Daniel.
"Capek, Mas." Pertama kalinya Alya memanggil Daniel dengan sebutan mas.
"Ulangi sekali lagi, Sayang," titah Daniel.
"Nggak mau," ejek Alya.
"Lagi nggak," ancam Daniel sambil menciumi leher Alya.
"Geli, Mas," rengek Alya.
"Sekali lagi yah," pinta Daniel.
"Kita udah berkali-kali, Mas. Ya udah, aku coba di atas ya," ucap Alya santai.
"Let's go, Baby," seru Daniel dengan antusias.
****
Keesokan harinya, Alya sudah terjaga di pagi hari. Alya mengambil ponselnya di nakas, ia melihat baru pukul 05.00. Alya bergegas ke kamar mandi dengan jalannya yang tertatih-tatih.
"Mau ke mana, Sayang?" tanya Daniel dengan suara serak khas bangun tidur.
"Mau mandi, Mas. Gerah rasanya," terang Alya sudah turun dari ranjang.
"Aku ikut," cicit Daniel.
Alya buru-buru masuk ke dalam kamar mandi lalu menguncinya. Alya tau nanti, ia akhirnya akan di serang di dalam kamar mandi. Membuat Alya bergidik ngeri, tiba-tiba bulu kuduk berdiri.
"Sayang, buka!" teriak Daniel.
"Nggak! Aku mandi duluan," jawab Alya dengan berteriak dari kamar mandi.
Tiba-tiba suara ketukan dari luar kamar membuat Daniel tersentak kaget. Daniel berjalan lalu membuka pintunya. Elsa dengan wajah berbinar-binar menyapa Daniel.
"Selamat pagi, Kak," sapa Elsa
"Kamu ngapain, pagi-pagi ke sini? Ganggu aja tau," ucap Daniel berkacak pinggang.
Elsa menyembulkan kepalanya untuk melihat dalam kamarnya.
"Astaga, pengantin baru, merusak kamar perawan," batin Elsa sambil menggelengkan kepalanya.
"Hei, kamu." Daniel menoyor kepala Elsa.
"Apaan sih," sungut Elsa.
"Kamu ngintip-ngintip apaan, udah sana pergi," usir Daniel.
"Waktunya kuliah, Tuan Daniel Danuarta," ejek Elsa.
"Padahal Kakak mu ini, mau buatin kamu ponakan loh."
"Haduh kamar ku," jawab Elsa mendramatisir.
"Kenapa?" tanya Daniel tampak bingung.
"Kamar ternodai dengan perbuatan kalian," jawab Elsa sendu.
"Lebay kamu, kaya belum pernah aja," ejek Daniel.
"Emang belum pernah." Elsa menimpuk kepala Daniel dengan buku.
"Apa si, kalian berdua kerjaannya berantem terus." Alya mencoba melerai keduanya.
"Kepalaku sakit, Sayang, di pukul Elsa," rengek Daniel.
"Jijik banget, sumpah jijik," umpat Elsa melihat Daniel begitu manja.
Dengan sabar Alya mengusap-usap wajah suaminya.
"Mas, mandi ya. Aku berangkat ke kampus dulu," pamit Alya sambil mencium tangan suaminya dengan takzim dan Daniel membalasnya dengan mencium kening Alya. Baru kali ini Daniel merasakan sesuatu berbeda yang tak pernah dirasakan dengan Velicia.
****
"Kamu makan dulu, Nanti kamu sakit loh," titah Arsen.
"Nggak aku mau nunggu Daniel aja," jawabnya.
"Velicia, tolonglah demi anak kita," rayu Arsen.
Tiba-tiba Johan masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Kamu sudah boleh pulang, kalo mau mesra-mesraan di rumah saja," gerutu Johan lalu meninggalkan ruang inap Velicia.
Deg...
Velicia sedikit gugup mendengarkan perkataan Johan.
"Kamu tuh, kalo ngomong di jaga, jangan-jangan Johan denger lagi kalo ini adalah anak kamu," ucap Velicia kesal.
"Maaf, Sayang." Arsen menundukkan kepalanya.
"Baru saja dibilangin, malah kamu ucapin. Kamu bodoh sekali Arsen," umpat Velicia.
Bersambung.....
Happy reading guys,
Jagan lupa memberi like,komentar,vote & hadiah.
Stay tune terus ya guys,jangan lupa tekan tanda favorit agar kalian tidak ketinggalan.
Terimakasih atas dukungan kalian.
1 like pun sangat berarti untuk ku ❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Maniezz CllucxgMue
zxs
2022-07-04
0
lina
next gupita
2021-12-22
0
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
Lanjut kak smngt
2021-12-20
1