"Urusi saja pacar mu! Kakak tuh nggak pantas buat Alya, gadis polos seperti dia." Elsa mulai mengintimidasi Daniel.
"Kamu!" Daniel menunjuk wajah Elsa.
"Apa?! mau tampar aku, tampar aja," sungut Elsa.
Elsa dan Daniel masih bersitegang mereka saling beradu tatapan. Karena mendengar kegaduhan diluar Alya pun keluar untuk melihatnya.
"Om Daniel," desis Alya.
Daniel mengetahui sang istri telah menampakkan wajahnya membuatnya sangat bahagia, ia berlari lalu memeluknya.
"Maafin aku sayang," lirihnya.
"Lepaskan, aku nggak butuh pelukanmu," tolak Alya.
Alya mendorong tubuh Daniel, lalu ia masuk ke dalam kamar dan menguncinya. Di dalam kamar Alya menangis kembali jika mengingat kejadian Daniel bersama Velicia.
"Al, buka Al!" teriak Daniel sambil menggedor-gedor pintu.
"Tolong beri aku kesempatan untuk menjelaskan," lajut Daniel.
Elsa mendekati Daniel menyentuh bahunya, "Kak, beri waktu Alya untuk menenangkan dirinya sendiri."
Daniel membalikkan badannya meraih tangan Elsa agar ikut dengannya masuk ke dalam kamar. Elsa mengikuti Daniel masuk ke dalam kamar mendengarkan penjelasan Daniel.
"Apa hamil!" teriak Elsa syok.
"Kakak nggak punya otak! bisa-bisanya punya istri hamilin wanita lain," sungut Elsa.
"Jangan teriak-teriak nanti Alya denger," ucap Daniel mengiba
"Loh kenapa harus ditutup-tutupi, biar aja tau." Elsa membuang muka.
"Dengerin penjelasan Kakak dulu El, kamu jangan salah paham. Kakak nggak hamilin anak orang," jawab Daniel jujur.
"Lalu itu anak siapa? anak setan," ejek Elsa.
"Kakak juga lagi cari tahu, tunggu bayi itu lahir, jadi kita bisa cek anak itu anak Kakak bukan," jelas Daniel.
"Dasar uler," umpat Elsa mengingat wajah Velicia.
"Nanti malam Kakak akan menikah dengan Velicia di rumah sakit," terang Daniel.
"What!!!" teriak Elsa dengan dramatis sambil memijit-mijit pelipisnya.
"Drama apa lagi ini Kak, kalo bukan anak Kakak kenapa nikah sih," lanjutnya.
"Kamu itu nggak tau kalo Velicia bisa nekat, rusak nanti saham perusahaan. Dia bisa mencemarkan nama baik keluarga, bisa-bisa hancur perusahaan kita. Kalo perusahaan bangkrut pasti akan mengancam kesehatan Oma, jadi kita harus bisa main cantik Elsa," terang Daniel senyum devil.
"Enak di Kakak dong, nggak enak di Alya."
"Kok gitu?" tanya Daniel.
"Ya iyalah enakan Kakak, punya istri dua bisa tidur sana sini," ejek Elsa.
"Aku bukan pria seperti itu Elsa," tegas Daniel.
"Lalu apa?"
"Laki-laki bajing*n hah!" Elsa bertanya dijawab sendiri.
"Kamu." Daniel mencubit kedua pipi Elsa.
"Sakit Kak," cicit Elsa.
"Semenjak ada Alya hidup Kakak berbeda, mulai tertata rapih. Apa lagi semenjak..." ucapan Daniel terhenti mengingat malam yang syahdu bersama Alya.
"Semenjak apa?" tanya Elsa penasaran.
"Jaga Alya, baik-baik disini. Tolong bantu Kakak, untuk menjaga istri kecil Kakak," pamit Daniel sambil mengacak-acak rambut Elsa.
****
"Sana pergi! nanti ketahuan Daniel jika kamu disini," usir Velicia.
"Aku masih merindukanmu sayang," ucap Arsen sambil mengecup kening Velicia.
Tiba-tiba pintu terbuka Arsen dan Velicia langsung menjaga jarak.
"Siapa dia?" tanya Johan.
"Dia sepupu aku, dari luar kota," terang Velicia sambil menunjuk Arsen.
"Arsen," ucap Arsen sambil mengulurkan tangannya.
"Johan, Asisten Daniel calon suami Nona Velicia." Johan memperkenalkan dirinya
"Apa calon suami?" tanya Arsen sedikit syok.
"Iya nanti malam, akan ijab Kabul disini," terang Johan.
"Seriously?" Velicia tampak tidak percaya dengan ucapan Johan.
Hati Velicia sekarang sedang berbunga-bunga telah mendengar, akan menikah dengan Daniel. Velicia senyum-senyum sendiri saat menatap cermin yang ia pegang.
"Aku cantik walaupun sedang sakit, jadi nggak perlu ke salon," batin Velicia.
"Ehem." Johan berdehem.
Mendengar suara Johan, Velicia tersadar dari lamunannya.
"Iya, kenapa?" tanya Velicia.
"20 menit lagi MUA akan datang, Nona. Saya akan undur diri," pamit Johan meninggalkan kamar inap Velicia.
Johan tak sebodoh itu ia tetap berdiri di luar kamar inap Velicia. Ingin menguping pembicaraan Velicia dan Arsen siapa tau penting baginya.
"Kamu mau menikah dengan Daniel, kenapa?" tanya Arsen dengan kesal.
"Aku sedang hamil Arsen, anak Daniel," ucap Velicia.
"Apa hamil?" Arsen syok.
Arsen mendekati Velicia mendekatkan wajahnya di telinga Velicia.
"Itu anakku kan, jangan bohong hampir 2 bulan ini, aku yang meniduri mu," bisik Arsen ditelinga Velicia.
Velicia menelan ludahnya dengan kasar, lalu menatap Arsen. Velicia masih berpikir bagaimana cara mengendalikan Arsen. Agar bisa menyetujui pernikahannya dengan Daniel.
"Aku akan transfer kamu tiap minggunya, tapi kamu harus tutup mulut mu itu." Velicia mencoba bernegosiasi.
"Bukan masalah, bagi ku asal kamu tepat janji." Arsen menyetujuinya.
Johan dari tadi berdiri kesal, tak mendengar apa pun pembicaraan Velicia dan Arsen. Johan memilih pergi meninggalkan kamar inap Velicia.
****
"Kak, buka pintunya dong. Kak Daniel udah pergi nih," seru Elsa sambil mengetuk pintu kamar.
Beberapa saat hampir 5 menit Alya membuka pintunya, Elsa tetap setia berdiri didepan pintu.
"Maaf lama," cicit Alya.
"Kakak nangis."
Elsa langsung memeluk Alya mencoba menenangkan dan menjadi pendengar yang baik.
"Coba cerita sama aku, biar pikiran Kakak nggak ada yang ganjel di hati."
"Aku nggak tau, apa yang aku rasain. Tapi disini sakit sekali," ucap Alya sambil menunjuk dadanya.
"Kakak, mulai suka ama Kak Daniel?" tanya Elsa.
"Mungkin, apa karena dia laki-laki pertama yang menyentuh ku?" Alya bertanya balik.
"Hemm, sudah ku duga. Cinta serumit ini," gumam Elsa secara terang-terangan.
"Kakak mau janji ama aku nggak?"
"Janji apa." Alya tampak binggung.
"Jangan pernah tinggalkan Kak Daniel, apa pun alasannya. Maaf egois," ucapnya.
Alya hanya menganggukkan kepalanya tanda ia setuju, pikir Alya dia bisa apa. Toh, dirinya hanya menjadi penghubung orang tuanya untuk di tukar dengan bisnis.
"Aku ijin ke bawah ya, El," pamit Alya.
"Mau kemana Kak, Kakak nggak mau kabur kan?" tanya Elsa.
"Mau ke supermarket terdekat, mau cari bahan makanan buat kita makan, nanti malam," jawab Alya.
"Oh gitu," balasnya.
"Kamu mah negatif mulu mikirnya," tungkas Alya.
Ting tong...
Suara bell berbunyi Elsa dan Alya berjalan bersama menuju pintu utama. Elsa membuka pintu melihat sosok laki-laki tampan di hadapannya.
"Gila, tampan banget," gumam Elsa saat melihatnya.
Laki-laki tersebut tersenyum saat melihat Alya, lalu memeluknya.
"Aku sangat merindukan mu," ucap Pria tersebut.
"Really?" tanya Alya membalas pelukannya.
Bersambung.....
Happy reading guys,
Jagan lupa memberi like,komentar,vote & hadiah.
Stay tune terus ya guys,jangan lupa tekan tanda favorit agar kalian tidak ketinggalan.
Terimakasih atas dukungan kalian.
1 like pun sangat berarti untuk ku ❤❤❤
yuhuuu buat kalian jangan lupa mampir ke karya Zain Wushi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Sadrianty Lahari
itu baru awal om....
2022-02-22
0
YouTrie
Alya clbk
2021-12-20
1
Lenkzher Thea
Lanjut ka semangat 👍❤💪💪
2021-12-12
2