"Apa Om?" Alya kebingungan, padahal ia merasa tidak ada yang ketinggalan.
"Berangkat ke kampus itu cium tangan suami, bukannya nyelonong gitu aja," gerutu Daniel.
"Oh," ucap Alya dengan santai lalu berjalan mendekati Daniel meraih tangannya mencium dengan takzim.
Daniel tercengang melihat kelakuan Alya begitu hormat kepadanya.
"Udah kan?" Alya menatap Daniel.
"Belum," ejek Daniel.
"Apa lagi." Alya mulai kesal.
Daniel mendekati Alya lalu mencium keningnya sang istri. Alya mematung melihat pergerakan sang suami mulai romantis kepadanya.
"Astaga pengantin baru, hei kalian. Nanti telat ini ke kampusnya," gerutu Elsa.
"I-iya El." Alya meninggalkan Daniel.
*****
Daniel dikantornya menopang dagu dengan senyum-senyum sendiri. Layaknya seperti anak muda sedang jatuh cinta. Daniel mengingat ke jadian semalam merasakan ada yang berbeda.
"Apa karena Alya masih perawan ya? rasanya beda. Aku tidak pernah merasakan ini di tubuh Velicia." batin Daniel dengan pikirannya entah kemana.
Tiba-tiba Velicia masuk ke dalam kantor duduk dipangkuan Daniel.
"Sayang, jelasin ini apa?" tanya Velicia dengan wajah menahan amarahnya.
"Apa si, aku bingung."
"Video ini." Velicia menunjukkan videonya ke Daniel.
"Oh, itu kemarin pulang dari apartemen jemput Elsa di mall. Mungkin dikira netizen itu pacar aku sayang." Daniel berbohong.
"Beneran," ucap Velicia dengan manja.
"Serius."
Velicia lalu mencium Daniel, mereka pun lupa jika masih di dalam ruang kantor pintu belum di kunci. Suasana semakin memanas mereka mulai bercumbu. Daniel mulai menuntut mulai membuka kancing kemeja Velicia. Tiba-tiba pintu itu terbuka dengan lebar seseorang berdiri didepan sana.
"Daniel!" teriak wanita itu.
Daniel langsung mendorong tubuh Velicia terjatuh ke bawah.
"Sakit," cicit Velicia.
"Dasar wanita murahan! berani-beraninya kamu terus menggoda cucu ku, yang sudah menikah." Oma Sintia kesal.
"Oma maaf," ucap Daniel mengiba.
"Kamu mau Oma coret dari warisan mu! Oma akan berikan ke Elsa dan Alya saja."
"Jangan Oma," Daniel meraih tangan Oma Sintia.
Saat Velicia berdiri ada darah mengalir di kakinya.
"Darah!" teriak Daniel syok.
Daniel dengan sigap menggendong Velicia dan membawanya ke rumah sakit. Saat di rumah sakit Daniel sedikit panik melihat orang ia cintai terluka. Oma Sintia menyusul Daniel ke rumah sakit.
"Tenang, nggak usah lebay." Oma Sintia sedikit kesal.
"Iya Oma," jawab Daniel malas.
"Apa si ular ini hamil, aku tidak bisa menerima ini," batin Oma Sintia.
Mereka sudah menunggu sekitar 1 jam, perawat memberitahu agar Daniel menemui dokter. Oma Sintia tetap mengikuti sang cucu, ia ingin tahu keadaan Velicia.
"Selamat siang Tuan Daniel," sapa Dokter Remon, ia adalah dokter spesialis obgyn.
"Selamat siang juga dok," jawab Daniel setenang mungkin.
"Saya disini akan memberitahukan keadaan Nona Velicia, Tuan," terang Dokter Remon.
Daniel mulai penasaran sebenarnya apa yang terjadi, kenapa keadaan Velicia begitu lemah didorong saja sudah mengeluarkan darah.
"Sebenernya Nona Velicia sedang hamil Tuan," ucap Dokter Remon dengan tersenyum.
Rasanya Daniel seperti di sambar petir disiang bolong, Oma Sintia mencoba menahan emosinya.
"Mana mungkin hamil, aku sudah lama tidak melakukannya. Jadi anak siapa itu?" Daniel bertanya-tanya dalam hatinya.
"Lalu gimana keadaan kandungannya dok?" tanya Oma Sintia.
"Baik-baik saja Nyonya, sedikit lemah. Tolong jangan banyak beraktivitas berlebihan agar kandungannya aman," titah Dokter Remon.
"Baik dok." lalu Daniel pamit pergi dari ruangan Dokter Remon.
Saat diluar ruangan Oma Sintia menatap Daniel begitu tegas dan penuh wibawa.
"Ikut Oma."
Oma Sintia dan Daniel mencari tempat yang sepi untuk mereka berbicara empat mata.
"Nikahi Velicia," titah Oma Sintia.
"Nggak mau, Oma." suara Daniel meninggi.
"Apa kamu gila, itu anak mu Daniel Danuarta!" ucap Oma Sintia penuh amarah.
"Oma, itu bukan anak Daniel. Oma harus percaya sama aku," Daniel mencoba menjelaskan.
"Nikahi saja, jika sudah melahirkan buktikan saja." Oma Sintia pergi meninggalkan Daniel.
*****
Elsa dan Alya keluar dari mobil mereka, semua mata tertuju kepada mereka berdua. Karena mobil mereka sangat mencolok di mata semua mahasiswa yang berada di parkiran.
"Kenapa nundukin kepala?" tanya Elsa.
"Malu El," cicit Alya.
"Ya ampun Kak, adik mu ini di kampus sangat populer sekali. Jangan malu dong, seharusnya bangga punya adik seperti ku," ucap Elsa narsis.
Alya mendengar pernyataan Elsa langsung menepuk jidatnya.
"Narsis tingkat dewa," cibir Alya meninggalkan Elsa.
"Ih tungguin aku!" teriak Elsa sedikit berlari.
"Udah ih, sana El masuk kelas kamu. Aku mau masuk ke dalam kelas aku, cari temen-temen."
Akhirnya Elsa dan Alya berpisah masuk kelas masing-masing. Saat Alya berjalan dari belakang bahunya ada menepuk. Otomatis Alya langsung memutar tubuhnya.
"Kak Victor," cicit Alya.
"Selamat pagi mahasiswa baru," sapa Victor.
Alya hanya tersenyum untuk menanggapi Victor, kedua sahabatnya tiba-tiba membuat kegaduhan di kelas. Seketika Alya berlari menghampiri kedua sahabatnya.
"Kalian kenapa, malu ih diliatin orang-orang." Alya mulai penasaran.
"Kamu nggak liat sosial media apa?" tanya Larisa.
"Ya nggak lah Sa," jawab Alya tambah penasaran.
"Buka sekarang," titah Larisa
Alya mengambil ponselnya di dalam tas, lalu ia berselancar di sosial media. Sebenarnya apa yang terjadi hingga kedua sahabatnya berantem dengan teman kampus.
Prak...
Tangan Alya seraya lemas melihat video Daniel menggendong Velicia kakinya berlumuran darah.
"Al kamu nggak pa-pa kan?" tanya Victor sedikit panik.
Alya hanya menggelengkan kepalanya, ia membungkukkan tubuhnya untuk mengambil ponselnya lalu Alya berlari meninggalkan kelas. Air matanya turun sangat deras membasahi pipinya. Sampai beberapa kali Alya menabrak orang-orang di koridor kampus. Elsa melihat Alya berlari sambil menangis langsung mengejarnya.
"Kak!" teriak Elsa.
Alya tak bergeming tetap berlari meninggalkan kampus, sampai di pintu gerbang utama kampus. Alya terjatuh karena tersandung sampai lututnya berdarah.
"Aauu, sakit," cicit Alya sambil menangis.
"Bisa berdiri?" Elsa mencoba membatu berdiri.
"Kakak di sini dulu ya, aku ambil mobil," titah Elsa.
Beberapa saat kemudian Elsa datang sudah membawa mobilnya. Alya masuk ke dalam mobil duduk dengan gelisah, ia binggung mulai dari mana ia akan bercerita.
"Sebenarnya ada apa Kak?" tanya Elsa sambil mengemudi.
"Kita cari tempat yang sepi bisa? nanti aku ceritakan." Alya mencoba tenang.
"Oke, kita ke apartemen aku ya."
Alya menganggukkan kepalanya, tanda ia setuju tawaran Elsa.
"Tenang apartemen ku nggak ada yang tau, selain Oma. Disaat galau, atau ada masalah aku suka menyendiri di sana," terang Elsa.
Bersambung.....
Happy reading guys,
Jagan lupa memberi like,komentar,vote & hadiah.
Stay tune terus ya guys,jangan lupa tekan tanda favorit agar kalian tidak ketinggalan.
Terimakasih atas dukungan kalian.
1 like pun sangat berarti untuk ku ❤❤❤
Jangan lupa follow ig dewi_masitoh55
#salamhalu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Sadrianty Lahari
oma keputusan sepihak yg oma ambil akan oma sesali d kemudian hari,aku tak mengira oma tega menusuk duri dalam pernikahan mereka yg baru seumur jagung
2022-02-22
0
Sadrianty Lahari
oma keputusan yang oma ambil akan membuat oma menyesal dikemudian hari.
2022-02-22
0
Sadrianty Lahari
om tdk seharusnya om mengambil keputusan yg nantinya om sendiri yg akan menyesalinya.
2022-02-22
0