Calon Cucu Mantu

"Ini ponsel kamu. Sana keluar, aku tunggu 20 menit lebih dari itu. Aku cari kamu ke dalam kampus." titah Daniel.

Alya membanting pintu dengan keras membuat Daniel terjingkat kaget.

"Astaga ini bocah ingusan. Buat aku naik darah aja." gumam Daniel.

*****

"Lama ya kalian berdua nungguin aku." ucap Alya dengan sok imut.

"Jijik banget sih. Gaya kamu yang sok imut." cibir Larisa.

"Kamu sudah ngumpulin berkas?" tanya Alya.

"Sudah." jawab mereka dengan serempak.

"Ish, kamu kok ninggalin aku." ucap Alya mengiba.

"Bercanda, Alya." chika sambil memperlihatkan berkasnya.

"Kenapa sih kita nggak online aja daftarnya. Ribet tau." sungut Alya.

"Kamu kan tau. Masuk Unversitas ini sangat susah. Papa ku minta berkas kita langsung antar ke kampus. Agar kita nggak perlu test." ucap Larisa dengan sombong.

"Papa lo punya saham disini ya Sa?" tanya Chika.

"Sedikit cuma 3%." jawab Larisa dengan lesu.

"Loh kok kamu lemes gitu Sa. Tadi ceria-ceria aja." Alya terkekeh.

"Ish, Chika si buat bad mood bahas saham. Keliatan banget kalo keluarga ku nggak kaya-kaya banget." sungut Larisa.

"Memangnya yang punya saham terbesar di kampus ini siapa?" tanya Alya penasaran.

"Keluarga Danuarta Al. Katanya setelah menikah cucu pertamanya akan memimpin yayasan." ucap Larisa sambil berpikir.

"Mikirin Apa si kamu Sa." tanya Chika.

"Calon istri cucu pertamanya kaya apa ya? dan gantengnya calon ketua yayasan kita. Kata papa ku masih muda umur 28th gitu." jawab Larisa dengan Antusias.

"Om-om." cibir Alya lalu tertawa.

"Hei kamu. Tau diri." cibir Larisa.

"Kenapa?" Alya tiba-tiba lemot.

"Calon suami kamu kan om-om." Larisa dan Chika terkekeh Alya hanya cuek saja.

"Oh my god. Aku lupa tadi ke sini bareng tua bangka itu." ucap Alya dengan santai.

Saat Alya mengatai Daniel dengan tua bangka, ternyata Daniel sudah di belakang Alya. Larisa memainkan mata dan alisnya jika itu adalah kode Daniel di belakangnya. Alya tetap tak mengerti tetap saja mengatai Daniel dan Akhirnya Daniel membuka suara.

"Ehem." Daniel bergumam.

Alya langsung memutar tubuhnya,"eh, om. Udah lama di sini?" basa-basi Alya.

"Menurut kamu?" Daniel menatap dengan tajam.

"Sorry guys. Aku duluan yah." Alya menarik tangan Daniel lalu berjalan menuju parkiran.

"Kenapa si om. Nyusulin aku." Wajah Alya berubah masam.

"Kan aku sudah bilang nggak lebih dari 20 menit."

Alya meninggalkan Daniel memilih masuk ke dalam mobil dan membanting pintu dengan keras.

"Astaga bocah ingusan ini." gumam Daniel sambil mengelus dadanya.

Daniel melajukan mobilnya dengan cepat, Alya tetap fokus dengan poselnya. Tetap terdiam sambil mengerucutkan bibirnya, Alya merasa bad mood jika bersama Daniel.

"Al." panggil Daniel.

"Hem." Alya hanya bergumam, matanya tetap fokus terhadap ponselnya.

Larisa

Hei, buru-buru banget

Mau kencan ya?

^^^Alya^^^

^^^Males banget sebenernya^^^

^^^Tua bangka ini ngajak ke rumahny^^^

Larisa

Nggak boleh gitu

Itu calon suami kamu

Dosa kalo ngelawan

Eh, di bawa ke rumah?

Mau ngapain tuh

^^^Alya^^^

^^^Bodo amat!^^^

^^^Nggak usah jorok otak lo!^^^

^^^Lagi kesel nih^^^

"Apaan sih Larisa." gumam Alya dengan pelan.

"Hei." Daniel menepuk pundak Alya dengan pelan.

"Eh-eh." ponsel Alya terjatuh.

Alya pun menundukkan badannya sambil meraba-meraba mencari ponselnya. Daniel yang melihat gundukan Alya hanya bisa menahan hasratnya.

"Om, kenapa si menepuk pundak aku. Kan jatuh ponselnya." sungut Alya.

"Kita udah sampai di rumah. Ayo turun." suara Daniel menjadi dingin kembali.

Daniel keluar dari mobil lebih dahulu baru di ikuti Alya.

"Dasar aneh!" gerutu Alya sambil berjalan di belakang Daniel.

Tiba-tiba Daniel berhenti melangkah sampai Alya menabraknya.

"Om, ngomong dong kalo mau berhenti." gerutu Alya.

"Kamu bisa senyum nggak? awas kamu kalo di depan oma sampe cemberut kaya gini." Daniel mencoba mengintimindasi Alya.

"Iya bawel. Minggir!" seru Alya sambil mendorong Daniel.

Di dalam rumah, oma Sintia duduk di ruang tengah lagi asik dengan ponselnya. Alya dengan ragu mendekat ke arah oma Sintia.

"Halo, oma." sapa Alya dengan manis, Alya mencoba mengontrol emosinya.

"Aduh-aduh calon cucu mantu oma. Apa kabar sayang?" oma Sintia sambil memeluk Alya.

"Baik oma." Alya tersenyum kembali dengan terpaksa.

"Padahal semalem abis ketemu. Pakai acara tanya kabar." gerutu Alya dalam hati.

"Oma ke toilet bentar ya. Kamu duduk di sini dulu." pamit oma Sintia.

Alya masih tetap berdiri sambil melihat ke pergian oma Sintia di balik pintu.

"Senyum yang ikhlas." bisik Daniel dengan suara di buat seksi.

Alya meneguk ludahnya dengan kasar menoleh ke arah Daniel. Menatap Daniel dengan tidak suka, lalu Alya duduk di sofa. Daniel memandangi Alya dengan lekat, Alya malah membuang muka enggan melihat Daniel di sampingnya.

"Kamu sudah makan Al?" tanya oma Sintia.

"Belum, oma." jawab Alya malu-malu.

"Jam berapa ini? kenapa belum makan."

"Tadi buru-buru ke kampus oma. Jadi lupa." ucap Alya sambil tersenyun sangat manis sampai Daniel tak berkedip.

"Ayo makan." ajak Daniel.

"Nanti om. Belum lapar." ucap Alya berbohong, sebenarnya cacing-cacing di perutnya sudah bergoyang dangdutan minta jatah makan.

"Kenapa manggil-nya om, Alya. Dia calon suami mu" oma Sintia sedikit heran dengan tingkah Alya.

Menurut Alya, Daniel adalah om-om tua bangka tak pantas dengannya.

"Karena nggak tau namanya oma." kilah Alya.

"Kenalin dong. Daniel Danuarta." lugas Daniel sambil mengulurkan tangannya.

"Apa?!" jawab Alya syok.

"Kenapa?" Daniel bingung.

"Ulangi sekali lagi." titah Alya.

"D-A-N-I-E-L D-A-N-U-A-R-T-A, Daniel Danuarta." ulang Daniel sambil mengejanya.

"J-jadi kampus tadi?" tanya Alya dengan kebinggungannya.

"Kenapa? kampus tadi kenapa Al?"

"Nggak pa-pa om." Alya tiba-tiba tersenyum.

"Gila, ini gila. Larisa sama Chika tau soal ini. Pasti heboh 7 hari 7 malam. Keponya nggak bakal abis." batin Alya.

"Al." panggil Daniel, Alya tak bergeming masih asik dengan lamunannya.

"Alya Alcie!" teriak Daniel.

"Iya, om." jawab Alya mengerucutkan bibirnya karena Daniel telah menyadarkannya dari mimpi buruk.

"Ngelamun aja kamu tuh." Daniel mencubit pipi Alya dengan gemas.

"Sakit tau." Alya tetap mengerucutkan bibirnya.

"Kamu kalo cemberut terus. Nanti bibir kamu aku cium loh." bisik Daniel.

"Daniel, jangan curi-curi kesempatan ya. Oma denger loh." goda oma Sintia.

Wajah Alya menjadi memerah karena malu, telah di goda oma Sintia. Mereka menuju meja makan, teryata sudah pukul 12 waktunya makan siang.

"Ambilin nasinya dong Al. Biar belajar jadi calon istri yang baik." seloroh Daniel.

Alya dengan cekatan mengambilkan nasi ke dalam piring Daniel. Oma Sintia tersenyum melihat Alya dengan tulus melayani Daniel.

Bersambung.....

Happy reading guys,

Jagan lupa memberi like,komentar,vote & hadiah.

Stay tune terus ya guys,jangan lupa tekan tanda favorit agar kalian tidak ketinggalan.

Terimakasih atas dukungan kalian.

1 like pun sangat berarti untuk ku ❤❤❤

Jangan lupa follow ig dewi_masitoh55

#salamhalu

Terpopuler

Comments

Bundha Shantie

Bundha Shantie

lanjut thor

2022-01-29

1

Lavinka

Lavinka

ini om-om nafsu banget sama Alya. kkkk

2022-01-26

1

lina

lina

next

2021-12-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!