Pesta part 2

"Hei, kalian." panggi Alya.

"Parah ih kamu. Nggak cerita ama kita kalo mau tunangan malam ini. Eh, nama tunangan mu siapa tadi? umurnya berapa? kerjanya apa?" Larisa memberondong banyak pertanyaan.

"Aku nggak tau." jawab Alya dengan santai.

"Gila ni orang. Punya calon suami nggak tau apa-apa." seloroh Larisa.

"Semua ini serba dadakan tau. Kalian jangan salah paham ya." iba Alya.

"Kamu bahagia?" tanya Victor.

"Entah lah kak. Aku belum bisa berpikir jernih." Alya terlihat lesu.

"Hei, cantik. Ini ulang tahun mu. Jangan sedih ya." ucap Chika sambil menghibur Alya.

Acara ulang tahun pun selasai, tamu undangan satu persatu pergi dari pesta ulang tahun Alya. Alya menaiki anak tangga dengan lesu tak bersemangat hidup.

"Kamu kenapa sayang?" tanya Tomi.

"Tanya kan saja dengan hati mu pa." elak Alya melenggang ke dalam kamar.

"Ini anak kenapa tiba-tiba jadi puitis gini." Tomi bermonolog.

"Kenapa pa?" tanya Lisa.

"Astaga, mama. Papa kaget tau." Tomi mengelus dadanya dengan dramatis.

"Lihat saja anak mu. Sangat murung sekali. aku tidak tega dengannya. Tapi aku takut, jika jatuh miskin." ucap Tomi tanpa dosa.

Lisa hanya menggelengkan kepalanya sangat jengah melihat tingkah suaminya menjual anaknya dengan perjodohan. Perjodohan hanya untuk bisnis tanpa memikirkan nasib anaknya bahagia atau tidak setelah menikah.

******

Daniel yang sudah sampai di apartemen, terkadang mesam-mesem sendiri. Saat membuka pintu apartemen Daniel tak sadar Velicia berdiri di ambang pintu kamar. Daniel terus berjalan menuju ruang tengah lalu duduk di sofa sambil membayangkan wajah Alya.

"Kamu mikirin apa sih. Senyum-senyum sendiri." selidik Velicia.

"Kamu masih disini?" tanya Daniel dengan heran.

"Kan kamu sendiri yang nyuruh aku nungguin, kamu." wajah Velicia berubah masam.

"Aku lelah, kamu boleh pulang jika kamu mau." Daniel pergi meninggalkan Velicia di ruang tengah.

"Kenapa sih dia. Tiba-tiba berubah pulang dari tempat oma." gumam Velicia menyambar tasnya sambil berjalan keluar apartemen.

*****

Di pagi hari Alya duduk di meja makan dengan anggun. Sudah berdandan sangat cantik dengan gaya make up naturalnya.

"Anak papa sudah cantik, mau ke mana si?" tanya Tomi.

Alya hanya melirik sang papa enggan berbicara saat makan.

"Alya." panggil Tomi dengan lembut.

"Hemm." Alya hanya bergumam.

"Kamu marah sama papa?"

"Nggak." jawab Alya dengan singkat.

"Terus dandan cantik gini. Mau ke mana?" selidik Tomi sedikit kepo.

"Mau ke kampus pah. Soalnya aku mau daftar kuliah di Universitas xxxx."

"Yaudah, kamu hati-hati ya."

Lalu Alya pamit kepada orang tuanya tak lupa mencium ke dua tangan orang tuanya dan mencium ke dua pipinya. Saat di luar rumah Alya kaget melihat Daniel sudah ada di sana.

"Ngapain si, tua bangka kesini." gerutu Alya.

"Hay, sayang." sapa Daniel.

"Hemm." Alya hanya bergumam sambil berjalan.

"Sayang." panggil Daniel.

Alya tak mendengarkan perkataan Daniel tetap berjalan ke arah parkiran mobilnya. Saat Alya membuka pintu mobil Daniel menahan pintu mobil.

"Kamu nggak mau dengerin aku bicara." suara Daniel mulai berubah dingin.

"Apaan si tua bangka tiba-tiba marah. Aneh." gumam Alya menoleh ke arah Daniel.

"Ngomong yang keras. Jangan tanggung-tanggung kalo ngatain orang." cibir Daniel.

"Aku sibuk. Buruan ngomong kalo nggak aku tinggal pergi sekarang nih." ancam Alya.

Daniel mencekam tangan Alya dengan keras menariknya ke dalam mobil hingga Alya meringis ke sakitan.

"Sakit tau!" teriak Alya sedikit geram.

"Itu akibat tidak patuh dengan calon suami." Daniel mendekatkan wajahnya ke wajah Alya lalu tangannya meraih seat belt mobil.

Alya hanya menatap tajam Daniel rasanya ingin memakannya hidup-hidup. Tak bergeming Alya langsung membuka ponselnya mencoba menghubungi Larisa sudah di kampus atau belum.

"Aku mau masuk ke dalam rumah. Kamu tunggu di sini." titah Daniel tak mau kalah membalas tatapan tajam Alya.

"Ih, bete nih. Kenapa sih tua bangka itu. Ganggu acara aku aja." gerutu Alya.

Di dalam rumah Daniel berpamitan dengan Tomi ingin membawa pulang ke rumah. Karena oma Sintia sudah menunggu calon mantu cucunya.

"Om, saya pamit dulu bawa Alya ke rumah." pamit Daniel.

"Jadi Alya nggak jadi ke kampus? untuk mendaftar katanya."

"Lah ini tahun 2021 masih gitu pendaftaran ke kampus? kan bisa online." batin Daniel.

"Oia om, nanti ke kampus dulu. Universitas mana ya?"

"Universitas xxxx Dan."

"Ok, om."

Daniel berpamitan kepada Tomi dan Lisa tak lupa Daniel mencium tangan mereka lalu pergi menghampiri Alya yang masih di dalam mobil. Daniel membuka pintu mobil melihat Alya yang asik dengan ponselnya langsung terlintas ide ingin mengerjai Alya. Daniel ambil ponsel Alya lalu di masukkan ke kantong celana Daniel.

"Om!" teriak Alya.

"Apa sayang." Daniel melajukan mobilnya.

"Kembaliin ponsel aku nggak?" ucap Alya sambil meraba-raba saku celana Daniel.

"Al, Aku lagi bawa mobil. Nanti kita jatuh gimana?" ucap Daniel menggunakan nada tinggi.

Akhirnya Alya mengalah hanya diam saja dalam mobil ia memilih memejamkan matanya.

"Rasanya aku pengen makan orang! aku bejek-bejek nih orang." batin Alya.

15 menit kemudian, mereka sampai di kampus Daniel membisikkan sesuatu di telinga Alya.

"Sayang, sudah sampai ayo turun." bisik Daniel ditelinga Alya.

Alya langsung membelalakkan matanya langsung menoleh ke arah Daniel.

"Bisa nggak sih. Nggak usah bisik-bisik di telinga ku." gerutu Alya.

Daniel hanya tersenyum devil sambil menaik turunkan alisnya. Alya melihat ke sekeliling tidak menyangka mereka sekarang ada di kampus.

"Jangan-jangan ini orang cenayang lagi." batin Alya sedikit takut.

"Mana ponsel aku. Aku mau telepon temen, aku."

"Cium dulu." ucap Daniel sambil menunjuk pipinya.

"Ogah!" teriak Alya.

"Yaudah, nggak jadi ponselnya." ejek Daniel.

"Ishh....!!!" ketus Alya.

"Yaudah sini. Jangan jauh-jauh nggak sampek." ucap Alya sedikit terpaksa.

Bukan sedikit terpaksa lagi, tapi Alya meruntuki dirinya sendiri dengan kejadian yang akan terjadi. Daniel mendekatkan pipinya ke wajah Alya, lalu Alya dengan cepat mencium pipi Daniel. Tapi belum terjadi mencium pipi Daniel, Daniel malah menoleh ke arah Alya. Yang terjadi Alya mengecup bibir merah Daniel yang membuat jantung Alya berdegup lebih kencang. Daniel tersenyum devil melihat Alya mematung karena syok. Itu adalah ciuman pertama Alya dengan laki-laki.

"Om! mesum!!!" teriak Alya sedikit melengking di telinga Daniel.

"Jangan teriak-teriak. Nanti aku di kira ngapa-ngapain kamu." ucap Daniel sambil menutup mulut Alya.

"Emang gitu kan tadi. Dasar mesum!" ketus Alya.

"Ini ponsel kamu. Sana keluar, aku tunggu 20 menit lebih dari itu. Aku cari kamu ke dalam kampus." titah Daniel.

Bersambung.....

Happy reading guys,

Jagan lupa memberi like,komentar,vote & hadiah.

Stay tune terus ya guys,jangan lupa tekan tanda favorit agar kalian tidak ketinggalan.

Terimakasih atas dukungan kalian.

1 like pun sangat berarti untuk ku ❤❤❤

Jangan lupa follow ig dewi_masitoh55

#salamhalu

Terpopuler

Comments

Endang Winarsih

Endang Winarsih

Daniel pemaksaan namanya🤣🤣🤣🤣

2022-08-09

0

Setiawati Sohilait

Setiawati Sohilait

kiss pertama bagi Alya,untuk om Daniel ciuman ke seratus sekian😂😂😂😂

2022-01-19

1

lina

lina

lanjut

2021-12-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!