Eughh
Vaela meringis pelan. Dia baru bangun dari tidurnya,namun kepalanya sedikit pusing dan lehernya sedikit sakit dan tangannya perih yang sangat ditangannya.
Dia menoleh dan mendapati Jarel yang menyeringai sambil menatapnya dengan meminum wine sembari duduk disofa dengan mengangkat sebelah kakinya.
"Kamu sudah bangun sweet, aku sudah membuatkan mu makanan,"Jarel lalu bangkit untuk ke dapur untuk menyiapkan makanan untuk wanitanya.
"****, lepasin ikatan ini dulu. Ini sangat sakit," ucap Vaela lirih. Dia tidak berbohong, ini memang sakit dan sepertinya semalam pria itu mengikat dirinya dengan cukup kuat.
Jarel melotot dan merasa bersalah, dia benar-benar lupa untuk melepaskan ikatan wanitanya.
Tapi Jarel harus melakukan itu karena takut miliknya akan pergi saat bisa aja wanita itu yang bangun duluan dan pergi melarikan diri.
Dengan lembut Jarel melepaskan ikatan itu. Jarel memandang sendu tangan yang kini sudah membiru.
"Apakah sangat sakit. Maafkan aku sweet."Jarel mengecup singkat tangan tersebut.
Dengan tergesa dia mencari obat P3K dan mencari salep untuk wanitanya.
Dengan telaten Jarel mengoleksan salep tersebut dan sesekali mengelus tangan Vaela.
Sedangkan Vaela hanya diam saja karena menurut lebih baik, dia takut pria itu akan marah karena Jarel sangat menyeramkan saat dia sedang emosi.
"Nah sekarang kamu makan sweet,"
Karena lapar Vaela meneeima suapan dari Jarel. Vaela menatap lekat Jarel. Dia belum pernah merasakan ini sebelumnya bahkan untuk dekat dengan lelaki lain seperti ini tidak pernah terpikirkan olehnya. Hanya dengan Cole saja itupun hanya sebatas sahabat.
Jarel menyodorkan susu untuk Vaela dan Vaela menggeleng. Sungguh dia sangat tidak menyukai susu. Entahlah apa yang terjadi dengan lidahnya. Vaela merasa eneg dan mual.
"Aku tak suka susu," ucap Vaela.
Jarel menatap datar Vaela dan menghela nafas. Dia harus memaksa gadis itu ini untuk kesehatan wanitanya.
"Minum,"
Vaela menggeleng dan itu membuat Jarel merasa jengkel. Dia tidak suka dibantah apalagi oleh wanita yang dicintainya ini.
Jarel akhirnya mencengkram dagu Vaela dengan sedikit kuat dan menutup hidung gadis itu . Mau tak mau Vaela membuka mulutnya. dengan cepat Jarel menyodorkan susu tersebut yang mau tak mau Vaela terpaksa untuk meminumnya.
Uhuk...uhuk .
Vaela tersedak dan Jarel hanya tersenyum melihat hal tersebut.
"Good girl," ucap Jarel sambil mengelus rambut Vaela.
"Jangan lupa vitaminmu dan aku tak mau dibantah," Jarel memberi vitamin tersebut dan Vaela meminumnya.
"Bagus, aku akan kekantor setelah ini tapi aku akan mandi terlbeih dahulu. Tolong siapkan pakaian ku hm,"
"Aku tidak tau selera pakaian mu dan aku juga tidak mengerti memilih baju yang cocok." dengus Vaela .
"Aku akan memakai apapun yang kau siapkan sweet," ucap Jarel mengecup sekilas bibir ranum tersebut.
Dengan senyuman yang belum memudar Jarel mandi sambil memikirkan Vaela. Astaga dipikirannya hanya Vaela saja sekarang.
Jarel merasa sangat senang. Akhirnya dia tidak akan kesepian lagi. Hidupnya juga terasa berwarna sekarang. Dia malas menjalankan kehidupan nya yang monoton.
Pagi sampai malam kerja lalu tidur, besoknya juga seperti itu dan seperti itu saja setiap hari. Benar-benar monoton bukan.
Jarel keluar dengan handuk yang melekat di pinggangnya. Sexy, hanya itu yang ada dipikiran Vaela.
Vaela meneguk ludahnya , pemandangan yang sangat indah dengan perut kotak-kotak serta otot-otot tangan tersebut. Astaga Vaela ingin menyentuh nya.
Jarel yang melihat Vaela menatap dirinya dengan tatapan seperti itu merasa bangga karena dia yakin wanitanya tergoda akan tubuhnya .
Jarel tersenyum miring. "Sudah selesai mengangumi tubuhku sweet,"
Vaela tersentak saat Jarel sudah berada tepat dihadapannya.
"Hm, kau sangat sexy. Damn it so hot," ucap Vaela yang masih menatap pada perut Jarel. Dia tidak ingin menyangkal bahwa dia memang mengangumi pria itu karena sungguh begitulah kenyataannya. Pria ini sangat tampan.
Jarel terbahak keras mendengar ucapan Vaela. wanita ini sungguh menggemaskan. Dia berpikir bahwa Vaela akan menyebut dirinya kegeeran dan kepedean biasanya kan kebanyakan wanita akan pura-pura membenci orang tersebut padahal dalam hatinya pasti sangat menyukainya.
"Mau menyentuh-nya"? tanya Jarel
"Bolehkah,"ucap Vaela dengan polos.
Jarel lagi-lagi tersenyum. "Tentu saja. Aku milikmu," jelas Jarel.
Vaela yang mendapatkan izin tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Dengan pelan dia menyentuh perut yang keras tersebut.
Jarel menghentikan tangan wanitanya. Dia tersenyum geli saat wanita itu mendecak kesal karena dia telah menghentikan kegiatan Vaela.
"Sweet, tenanglah. Aku hanya milikmu. Tapi sekarang aku harus pergi bekerja. lain kali saja oke," ucap Vaela.
Vaela tidak merespon sama sekali. Dia cemberut dan menatap sinis Jarel.
"Bisakah kau disini saja bersamaku. Libur saja hari ini," tawar Vaela.
Vaela akan berpura-pura menyukai pria itu agar dia bisa melarikan diri kedepannya. Dia sangat yakin jika pria itu tidak akan membiarkannya keluar dari mansion ini.
Jadi, Vaela akan mendekati pria itu dan otomatis Jarel akan sepenuhnya percaya padanya jika Vaela menurut dan memprioritaskan pria itu.
Jarel menaikkan salah satu alisnya. " Ada apa, kau sedang tidak merencanakan sesuatu bukan,"ucap Jarel.
"CK, kenapa kau tidak senang, aku hanya mencoba menerima mu, aku tidak punya pilihan lagi. kau sudah merebut masa depanku. Aku tidak yakin ada pria yang menerimaku . Bagaimana nanti dia saat tau aku sudah tidak suci," ucap Vaela sendu.
"Tidak ada pria lain yang akan jadi suami mu, hanya diriku. Hanya aku." Tekan Jarel
"Baguslah kalau begitu sweet, aku sangat senang jika kau mau menerima ku. Aku akan membantumu,"Jarel mengusap penuh kasih sayang puncuk kepala Vaela.
Jarel sangat menyukai hal tersebut dan dia akan selalu melakukannya setiap hari.
"Sekarang pasangkan dasiku sweet, hitung-hitung kamu berlatih menjadi istri yang baik." Goda Jarel yang ditanggapi senyum tipis oleh Vaela.
Vaela tidak terlalu susah utuk memasangkan dasi tersebut karena tingginya sebatas hidup pria itu .
Jarel sesekali mengecupi rambut gadis itu. Harum teramat harum. Jarel suka.
"Aku pergi dulu, jika ada apa-apa kamu bisa minta pada maid."
"Dan jangan pergi kemanapun sweet, aku sudah mengetatkan keamanan mansionku. Jika ingin pergi harus melalui persetujuan ku. dan kemana-mana saat aku sedang kerja kau ingin pergi harus bersama bodyguard ku,"
"Apa-apaan itu. Aku tidak mau"
"Itu bukan permintaan sweet,"
"aku pergi, " Jarel menarik Vaela ke dalam dekapannya dan menyatukan dahi mereka.
Dengan lembut Jarel mengecup kening gadis itu.
"Damn, You look so Beautiful. I love you so much. Rasanya aku tidak rela untuk pergi meninggalkan mu. Bagaimana jika kau ikut saja," ucap Jarel.
"Tidak, aku ingin disini saja, aku akan bosan nanti,"jelas Vaela.
"Baiklah," pasrah Jarel.
***
"Bagaimana keadaannya,"
"Nona muda baik-baik saja tuan,"
"Hm baiklah, tetap awasi adik kecilku," ucap pria itu pada salah satu anak buahnya.
"Tentu tuan,"
Saat bawahannya sudah pergi pria itu memandang sebuah Poto dirinya dengan adik kecilnya yang sangat dia cintai . Bukan sebagai adik melainkan sebagai wanita.
Ya, dia tau itu sangat salah namun seberapa kuat dia menahan perasaannya. Dia tidak sanggup.
Dia malah semakin mencintai adiknya. Perasaan cintanya semakin hari semakin bertambah. Rasa rindunya yang sudah tak terbendung namun dia harus menahannya karena dia tau ini salah.
Dia terpaksa harus menjauhi adiknya dan berpura-pura membenci adik kecilnya. Dia tidak suka saat adiknya sedih namun dia salah satu alasan adiknya sedih.
Dia hanya harus melakukan ini, mereka tidak mungkin bisa bersama bukan. Ya memang harus seperti inilah jalannya.
"I Miss you so much baby. "
"Kakak benar-benar merindukan mu hingga aku ingin gila. Maafkan kakak baby"
Devian mengusap Poto saat dirinya sedang menggendong adik kecilnya lalu mendekap erat Poto tersebut.
"I Miss you so much,"lirih Devian.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments