UKS

Happy Reading!!!

Sesampai di UKS, Aldo segera meletakkan tubuh Dira di atas brankar yang serba putih dan seorang dokter sekaligus pembina UKS datang untuk memeriksa keadaan Dira.

Aldo tampak sangat cemas dengan keadaan Dira saat ini. Lelaki itu terus berdoa agar Dira baik-baik saja.

"Dok, dia kenapa?" tanya Aldo ketika Dokter tersebut usai menangani keadaan Dira.

"Dia memiliki penyakit maag yang membuat perutnya sakit dan ditambah gadis ini sepertinya memiliki tekanan batin yang membuatnya jadi mudah drop," jelas Dokter tersebut.

Aldo tersentak kaget dengan penjelasan dokter yang diyakini bernama Sindi. Dira mengalami tekanan batin? Kok bisa?

"Tapi kamu nggak perlu khawatir, sebentar lagi dia akan segera sadar," lanjut dokter itu dan segera beranjak pergi dari UKS.

Aldo menatap dalam wajah Dira yang pucat tapi sangat tenang. Karena fokus menatap Dira membuatnya tidak sadar jika Ryan berada di sampingnya.

"Aldo!" Ryan menepuk pundak Aldo dan sontak lelaki itu menoleh.

"Gimana keadaan dia?" tanya Ryan.

Aldo menghela napas sejenak. "Dia drop di tambah penyakit maag nya kambuh jadi pingsan," jelas Aldo.

"Eung.." erang Dira, dia memegangi kepalanya dan berusaha untuk bangun.

Aldo yang melihat itu segera membantu Dira. "Jangan bangun dulu!" titah Aldo. Dira langsung kembali berbaring di atas brankar.

Aldo menatap dengan dalam manik mata hitam milik Dira. Di dalam matanya mengisyaratkan sejuta rasa takut, gelisah dan sakit yang menjadi satu.

Dira yang merasa di tatap oleh Aldo langsung menautkan alisnya bingung. "Kak, kok natap Dira kayak gitu?" tanya Dira, refleks Aldo langsung membuang pandangannya ke sembarang arah dan beranjak menjauhi Dira.

"Lo istirahat aja, gue ke kantin dulu beli makanan," ujar Aldo dan berlalu pergi dari UKS.

Ryan yang melihat tingkah Aldo yang dari tadi aneh jadi semakin dibuat penasaran ada apa dengan temannya itu?

"Kak? Dira kok bisa di UKS sih? Padahal Dira tadi di toilet," tanya Dira.

Ryan tersenyum kecil. "Lo tadi pingsan," jawab Ryan dan Dira terperanjat mendengar perkataan Ryan.

A-apa? Pingsan? batin Dira bertanya.

"Kok kaget?" tanya Ryan yang melihat ekspresi terkejut Dira.

Yah kaget lah, ini untuk pertama kalinya Dira pingsan, batin Dira.

Dira tersenyum kikuk dan menggeleng sebagai jawaban.

"Lo istirahat aja, ya! Aldo lagi beliin lo makanan," ucap Ryan yang langsung diangguki oleh Dira.

"Kalo lo ada apa-apa telpon gue aja, nih nomor hp gue." Ryan menyodorkan nomor ponselnya dan langsung diambil oleh Dira.

"Gue balik ke kelas dulu, ya!" pamit Ryan dan segera pergi dari ruang UKS.

"Iya, Kak."

Belum sampai lima menit Ryan pergi keluar UKS, tiba-tiba seorang lelaki yang menabrak Dira saat di lapangan waktu itu ada di ruang UKS.

"Dira? Lo kenapa?" tanya lelaki tersebut.

"Dira tadi pingsan, kok kamu bisa disini sih?" tanya Dira.

Lelaki itu tersenyum kecil. "Gue emang sering ke sini sekaligus gue disini jadi petugas PMR," ujar lelaki tersebut.

Padahalkan gue bolos hehehe, batin lelaki itu.

Dira manggut-manggut mengerti dan saat itu juga Aldo datang membawa beberapa makanan untuk Dira.

Dira menautkan alisnya. Jika dilihat-lihat wajah lelaki tadi dan Aldo sangat mirip dan yang hanya membedakannya adalah penampilan mereka. Aldo berpenampilan rapih sedangkan yang satunya lagi berpenampilan bad boy.

"Kalian kembar ya?" tanya Dira seraya menunjuk Aldo dan lelaki tadi secara bergantian.

Lelaki tersebut mengangguk. "Iya kami kembar," jawab lelaki itu.

Aldo menatap kembarannya intens. "Lo bolos?"

"Hehehe, iya, Bang." Lelaki itu tertawa kikuk.

Aldo berdecak sebal kemudian menunjuk kembarannya untuk keluar.

"Balik ke kelas!" titah Aldo datar tak berekspresi.

Lelaki itu menatap kembarannya dengan sebal. "Dih galak banget sih? Dasar maung!"

Dira tertawa kecil melihat tingkah kembaran Aldo yang begitu lucu.

Aldo memicingkan matanya menatap kembarannya itu.

"Lo bilang apa tadi?!"

"Hah? Nggak ada kok. Gu-gue pergi ya. DIR, JANGAN DEKET-DEKET ALDO, DIA GALAK MACAM MAUNG!" teriak lelaki tersebut lalu berlari terbirit-birit menghindari amukan Aldo.

Dira tertawa geli sedangkan Aldo kesal setengah mati dengan kembarannya itu.

"Kembaran Kak Aldo lucu deh. Hahaha."

Aldo menatap Dira kemudian tersenyum tipis.

Dira berhenti tertawa lalu berdeham singkat. "Kembaran Kakak namanya siapa?"

"Aldi."

"Nama lengkapnya?"

"Delvino Aldi Syahreza." Dira hanya ber 'oh' ria saja sebagai jawaban.

"Nih!" Aldo menyodorkan bubur ayam dan segelas jus jeruk kepada Dira yang ia beli di kantin tadi. Dira tersenyum kemudian langsung menerimanya dan segera melahap makanan itu.

Aldo terkekeh kecil melihat tingkah menggemaskan Dira. Ia tak henti-hentinya menatap wajah gadis itu. Entah apa alasannya. Mungkin, karena Dira cantik? Atau ada hal lain? May be.

"Kak Aldi hobi bolos ya?" tanya Dira.

"Hm."

"Kok kalian beda banget ya sifatnya?"

"Hm."

"Kak Aldo?"

"Hm?"

Dira mendengus sebal. "Ih, Kak Aldo masa jawabnya ham-hem-ham-hem terus sih?"

Gadis itu mengerucutkan bibirnya. Aldo ini irit sekali kalau berbicara.

"Udah makan dulu baru ngomong!" titah Aldo sambil menatap Dira dengan lekat.

Dira segera menghabiskan makanannya sedangkan  Aldo berkutat dengan ponselnya.

Setelah selesai makan, Dira mengambil ponsel dari saku roknya. Gadis itu dilanda bosan saat ini. Aish, Dira jadi rindu dengan sahabatnya, Mira. Kira-kira Mira lagi apa ya? Hm....

Dira membuka room chat-nya dengan Mira lalu mengirimkan beberapa pesan.

Dira:

Kangen:(

Lama banget kamu pulang:(

Cukup lama dia menunggu balasan dari Mira, akhirnya sahabatnya itu menjawab chat-nya.

Mira:

Jgn kangen!

Berat, nanti kamu gak kuat:v

Dira:

Keseringan nonton Dilan nih

Kpn pulang?

Kangen Dira tuh:(

Mira:

Dilan is my favorit movie

Mungkin dua hari lgi gw pulang

Sisain bangku utk gw ya

Sebangku sama lo pokoknya!

Dira:

Iya siap!

See u Mira♥

Mira:

See u too Dira♥

Klo ad cogan sisain utk gue satu ya

Okay!

Dira terkekeh kecil membaca balasan dari Mira. Aldo yang sedari tadi berkutat dengan ponselnya jadi mengalihkan atensinya ke Dira.

Aldo mengangkat sudut bibirnya ketika melihat Dira tampak senyam-senyum menatap layar ponselnya. Ketika Dira menoleh, Aldo mengalihkan pandangannya. Pemuda itu kembali memainkan ponselnya.

Dira menghela napasnya panjang lalu menatap sekitar UKS dengan pandangan yang malas. Bosan sekali rasanya. Atensi Dira beralih menatap Aldo yang sibuk bermain ponsel.

"Nggak ada niatan ajak Dira ngobrol apa?" gumam Dira kesal.

Dug!

Aldo dan Dira sontak menoleh keluar ketika mendengar suara seperti orang menabrak. Dan benar saja, ternyata Aldi, kembaran Aldo kepalanya menabrak tiang yang ada di depan UKS.

"ASTAGFIRULLAH!!! SIAPA YANG NARUH TIANG DISINI WOY?!! GILAK BENJOL KEPALA GUE!!!" teriak Aldi seraya mengusap keningnya yang memerah.

Dira tak dapat menahan tawanya melihat tingkah Aldi yang seperti orang gila. Aldi sibuk mengomeli tiang yang jelas-jelas tak hidup dan tak bakal didengar.

Aldo menghela napas lalu menepuk dahinya kuat. Ada-ada saja kembarannya itu.

Setelah puas mengomeli tiang, Aldi masuk ke dalam UKS. Yang membuat Dira dan Aldo bingung adalah, saat Aldi hendak bersembunyi di bawah brankar.

"Kak? Ngapain?"

Aldi menatap Dira sejenak lalu tersenyum kikuk. "Mau sembunyi."

"Ngapain lo sembunyi?!" sahut Aldo.

"Gue lagi sembunyi dari Pak Sukrimat. ****** gue kalo ketangkep!"

"Pak Sukrimat?" beo Dira.

Aldi mengangguk. "Iya, Pak Sukrimat. Pak Sukri keramat. Guru BP yang udah lama banget kerja disini," jelas Aldi.

Dira terkekeh. "Entar kualat ngatain orang yang lebih tua."

"Gue nggak ngatain kok. Itu kan fakta. Iya kan, Bang?"

Aldi langsung mendapatkan tatapan tajam dari Aldo. Pemuda itu menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal kemudian kembali bersembunyi.

Aldo memijat pelipisnya kasar. Pusing sekali punya kembaran tampang bad boy macam Aldi ini. Selalu saja buat kehebohan dan bikin guru kewalahan sendiri menghadapi tingkahnya.

"Diam-diam aja ya. Awas kalo nyenyes!" ancam Aldi pada Aldo dan Dira.

Tak lama dari situ, seorang pria berbadan gempal, dengan kumisnya yang hitam dan tebal serta perutnya yang buncit macam ibu hamil tengah celingak-celinguk.

Pria itu adalah Pak Sukri yang tengah mencari keberadaan murid kesayangaannya.

Pak Sukri masuk ke UKS. Matanya tampak mencari sosok Aldi yang kabur darinya. Lalu tatapan pria itu beralih pada Dira dan Aldo.

"Lah? Kalian berdua ngapain di UKS?" tanya Pak Sukri.

"Dia tadi pingsan, Pak," jawab Aldo.

Pak Sukri mendudukkan bokongnya lalu memijat pelipisnya.

"Kembaran kamu itu bikin kepala saya pusing saja. Setiap hari pasti berulah!" keluh Pak Sukri.

"Dia berulah apalagi, Pak?"

"Aldi tadi ijin, mau ke toilet ceunah. Eh, ternyata dia malah ngadain konser dadakan di koridor," jelas Pak Sukri.

Aldo melirik kearah bawah brankar. Disitu Aldi tengah menyengir kuda. Dira berusaha menahan tawanya. Aneh-aneh saja Aldi ini.

"Kamu teh liat Aldi nggak?"

Aldo mengangguk membuat Aldi jadi menelan ludahnya. Sial! Aldo pasti akan memberitahu Pak Sukri kalau dia bersembunyi disini.

Pak Sukri langsung berdiri dari tempat duduknya. "Dimana?"

"Ke kantin, Pak."

"Oke baiklah. Siap-siap itu anak satu saya ikat di tiang tengah lapangan kalo ketemu!" ujar Pak Sukri kesal.

Setelah itu dia pergi ke kantin untuk mencari Aldi. Dira langsung tertawa lepas melihat ekspresi wajah Aldi yang sudah pucat. Pemuda itu bernapas lega.

"HUWAHHH!!! THANK YOU VERI MUCH MY TWIN!!!!!" Aldi memeluk Aldo dengan erat sampai-sampai membuat Aldo sulit bernapas.

"Lepas woy!"

"Iya deh iya."

Aldo menggelengkan kepalanya saja melihat Aldi. Pemuda itu beralih menatap Dira yang sedang tersenyum geli.

"Aduh lo kalo senyum manis banget sih?" Aldi mencolek dagu Dira membuat sang empu gugup.

"Heh?!"

Aldo mendekati Aldi lalu menempeleng kepala kembarannya itu. Aldi meringis kesakitan lalu mencibir Aldo.

"Dih galak banget sih?!"

"Lo gue hukum!"

"Hah?" Aldi tampak terkejut. ******! Aldo pasti akan menghukumnya dengan hukuman yang berat. Argh! Lolos  dari kandang gorila eh malah masuk kandang maung. Nasib....nasib......

"Bersihin toilet ujung koridor!" titah Aldo.

Aldi menggeleng. "Gumoh! Bau nggak tahan!"

"Oke." Aldo mengeluarkan ponselnya membuat Aldi jadi getar-getir. Aldo pasti akan menelpon Bu Berta selaku guru BK yang terkenal kejam macam boneka Annabelle.

Ah, ******! Dari pada bertemu kembaran Anabelle, lebih baik dia nurut sama perintah maung.

"Eh iya-iya. Dih jangan nelpon Bu Berta. Ngeri!" Aldi langsung berlari keluar dari UKS. Pemuda itu akan melaksanakan hukumnya.

Aldo mengerutkan dahinya bingung. "Padahal gue mau nelpon Papa."

"Kak Aldi aneh-aneh aja!" kekeh Dira.

Aldo hanya tersenyum tipis menanggapi. Tiba-tiba seorang pria paruh baya yang diyakini ayahnya Dira tengah berdiri di depan pintu UKS. Rey melangkah masuk lalu memeluk putrinya.

"Kamu pulang lebih cepat ya. Ayah udah izin sama kepala sekolah," ujar Rey membuat Dira bingung.

"Emangnya kenapa ya?"

"Dira tadi pingsan kan?" Dira mengangguk.

"Kita ke rumah sakit sekarang. Dokter Sindi tadi nelpon suruh ayah ajak kamu konsultasi."

Dira mengangguk mengerti kemudian dia pamit pada Aldo untuk pergi ke rumah sakit.

Aldo menatap Dira hingga matanya tak dapat menjangkau gadis itu lagi. Satu pertanyaan memutari pikiran Aldo.

"Ada apa dengan Dira?"

•••••

BERSAMBUNG

PART SATU INI BANYAK YANG AKU UBAH YA!

SEMOGA KALIAN SYUKAAAA ♥

JGN LUPA LIKE, VOTE DAN KOMEN SEBAGAI BENTUK APRESIASI KALIAN TERHADAP KARYA INI ♥

SEE U NEXT PART ♥

Terpopuler

Comments

¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻

¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻

💪💪

2020-07-23

30

Rima Aduhai

Rima Aduhai

siapa laki2 bertopi ???!!!....

2020-04-26

52

Hasna Jamilah

Hasna Jamilah

emank enak ditibggal sendirian !!!...

2020-04-15

52

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!