Sekian lama Manggala telah tinggal di Lembah Lima Dewa, tak terasa sudah lima belas tahun ia menjadi murid ke Lima Pendekar Dewa.
Kini semua ilmu milik lima Pendekar Dewa, telah di miliki oleh Manggala, ia telah tumbuh menjadi pemuda yang gagah perkasa, wajahnya tampan, kulitnya putih bak seorang Malaikat.
Ilmu Pedang Naga Emas milik Pendekar Dewa Pedang Naga Emas, kini telah sempurna di pelajarinya, tubuhnya bagai batu karang yang begitu kokoh, Ilmu raga dewa, dari Pendekar Raga Dewa.
Ilmu Pedang Naga surgawi, dan ilmu pedang malaikat suci pun sudah ia pelajari sampai tingkat terakhir.
Ilmu Cakar Elang Kayangan, dan Ilmu Elang Penggetar Langit, telah sempurna di pelajarinya.
Ilmu tongkat Dewa, Milik Pendekar Tongkat Dewa. Telah di kuasai Manggala hingga tingkat terakhir.
Begitu pun dengan Ilmu Jiwa Dewa, milik Pendekar Jiwa Abadi. Aura penutup bathin, kesaktian Lam Peng itu, telah berpindah padanya.
Pedang Naga Emas, kini telah sepenuhnya jadi miliknya, tongkat Emas Dewa, milik Pendekar Tongkat Dewa juga telah di serahkan pada Manggala, kini ia telah siap menjadi pendekar Sakti tak terkalahkan.
Malam terang bulan, Manggala tampak asyik berlatih dengan ke tiga Kakek gurunya, sedangkan Pendekar Jiwa Abadi dan Pendekar Dewa Pedang Naga Emas, jadi penonton.
di bawah semburat cahaya rembulan, empat bayangan bagai kilat menyambar, ke tiga Pendekar Legenda itu mengeroyok Manggala, namun dengan kesaktian Manggala yang telah mencapai tingkat sempurna, ia berhasil menghadapi setiap serangan ke tiga Kakek gurunya itu.
"Heaaa....!"
Pendekar Tongkat Dewa, melepaskan sebuah pukulan bertenaga dalam tinggi ke arah Manggala, Manggala merapal 'Ilmu Aura Sang Dewa'. tingkat tiga, Tameng Aura Dewa'.
Desss....!"
Hup.....!"
Pendekar Tongkat Dewa melompat ke udara dengan berjumpalitan secepat kilat, menghindari serangannya sendiri, yang berbalik arah.
"Ha ha ha....! Hebat, hebat Cucuku, Ilmu Aura Sang Dewamu, sudah begitu sempurna..!" Ujar Pendekar Jiwa Abadi sambil bertepuk tangan.
Manggala yang baru menerima pukulan tapak besi dari Pendekar Tongkat Dewa, hanya mengibaskan bajunya dengan kedua tangan, mengusir Debu yang berhamburan, ia berjalan ke arah tiga Kakek gurunya, mereka bergantian memeluk Manggala.
Begitu lah kebiasaan Lima Dewa, setiap selesai berlatih dengan Manggala, selama ini.
"Mulai hari ini, kau akan di kenal dengan gelar Pendekar Pedang Naga Langit..!" Ujar Pendekar Dewa Pedang Naga Emas, sambil menepuk lembut pundak Manggala.
Kedua Pendekar Dewa lainnya, hanya ikut tersenyum ke arah Manggala, tanda mereka menyetujui perkataan Pendekar Dewa Pedang Naga Emas.
"Cucuku dengan kesaktian kami berlima, yang kau miliki, Pedang Pusaka Naga Kayangan, akan jarang kau gunakan..!" Ujar Pendekar Jiwa Abadi, sambil menyonsong Manggala dari depan.
"Manggala, berapa tahun Manggala di Lembah Lima Dewa...??" tanya Pendekar Jiwa Abadi, sambil merangkul tubuh tegap Manggala.
"Tujuh belas tahun lebih Kek..!" Jawab Manggala dengan tersenyum.
"Jadi..! Apa yang akan Manggala lakukan, dengan semua ilmu kesaktian yang Manggala miliki...?" tanya Pendekar Jiwa Abadi lagi.
"Manggala akan membela orang yang lemah, dan menumpas orang jahat yang telah mengacaukan dunia persilatan, dan Kerajaan Galuh Kencana, Kek..?" Jawab Manggala dengan tenang.
"Apakah Manggala tidak ingin membalas dendam, kepada Pasukan kerajaan Awan Hitam itu...!" tanya Pendekar Dewa Pedang Naga Emas.
"Bukankah Kakek telah mengajarkan pada Manggala, tidak boleh menyimpan dendam..!"Jawab Manggala sambil berjalan di tengah ke Lima Kakek gurunya.
"Bagus, bagus...! yang pertama, yang harus Manggala lakukan saat turun gunung, adalah kembali ke Istana Galuh Kencana. Cari tau keberadaan Ayahanda mu, Baginda Kindar Buana,
menurut firasat kami, beliau belum tewas, karna saat kami ke Istana, kami tidak menemukan beliau..!" Ujar Pendekar Tongkat Dewa.
"Jadi menurut Kakek, Ayahanda Kindar Buana belum tewas...!?" tanya Manggala penuh harap.
"Begitu lah Cucuku..!" Sela Pendekar Jiwa Abadi, Lam Peng adalah orang yang paling dekat dengan Manggala, ia yang paling memanjai Manggala selama ini.
"Jadi, kapan Manggala boleh turun Gunung, Kek..?" tanya Manggala penasaran.
"Besok pagi kau bisa turun Gunung, Manggala...! tapi ayo kita tidur dulu, hari pun sudah malam..!" kata Pendekar Jiwa Abadi, sambil menggandeng Manggala menuju pondok, di susul ke empat Pendekar lainnya.
Kelima gurunya pun kini siap melepas kepergian murid mereka satu-satunya. Setelah selesai sarapan pagi, Manggala pun bersiap meninggalkan Lembah Lima Dewa.
"Kakek guru, Manggala tidak bisa berbicara banyak untuk mengucapkan perpisahan. Manggala harus turun gunung," ucap Manggala. Lidahnya terasa keluar untuk berkata. Hatinya terasa sedih untuk meninggalkan Lembah Lima Dewa. Namun ada kewajiban yang harus ia jalankan yaitu mengembalikan ketentraman rakyatnya dan mencari keberadaan kedua orang tuanya.
"Manggala.. Kewajiban kami sebagai gurumu kini telah selesai, kini tinggal Kau menjalani kewajibanmu. Tugas besar kini menanti mu, rakyat kerajaanmu, membutuhkan bantuanmu. Pergilah cucuku, ingat pesan kami. Jangan pernah merasa hebat di dunia ini, karna saat Kau merasa hebat. Di saat itulah kesombongan akan menggerogoti hatimu cucuku," nasehat Pendekar Jiwa Abadi.
"Manggala akan selalu ingat pesan Kakek, senua ajaran kakek berlima adalah pedoman hidup Manggala," jawab Manggala.
"Pergilah cucuku... Bila Kau membutuhkan bantuan kami, kami akan datang membantumu," kata Pendekar Jiwa Abadi. Ke empat adiknya hanya ikut mengangguk menyetujui perkataan sang kakak. Walau berat hati mereka harus melepas kepergian sang murid.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Raimon
kalau versi Indonesia pasti MC nya miskin karna rakyatnya juga miskin...jadi Ndak ada istilah MC nya ngumpulkan koin emas dan cincin ruang atau kristal atau mungkin batu jiwa binatang buas.....
2023-04-04
0
Raimon
Dendam Ndak boleh....tapi menumpas setiap kejahatan sampai keakar akarnya itu wajib....Jangan pernah memberi kesempatan kedua kepada musuh....
2023-04-04
0
Supandi
Lanjutkan Thor ✍️ dan 💪💪
2022-04-20
1