Jeje nakal

Semenjak kejadian didapur beberapa hari yang lalu dan ketahuan Raya,Jeje seolah menghindari Xander karena ia berpikir jika dirinya harus menjaga jarak dulu dari Xander untuk menghindari sesuatu yang tak dinginkan lagi.

Berbeda dengan Xander karena Jeje menjauhinya, Hot daddy itu menjadi kelimpungan dan yang pasti para pekerjanya yang menjadi amukannya ditambah permasalahan di perusahaannya membuat pria itu semakin arogant.

"Semua tidak berguna ! Kalian aku gaji dengan mahal tapi apa ini ! Perkerjaan seperti ini saja kalian tidak becus. Hah! Kalian semua ingin di pecat ?" Bentak Xander,dengan nafas memburu bahkan tak segan Bos Arogant itu melempar map yang ada dihadapannya.

Semua para jajaran petinggi perusahaan yang ada di ruang metting itu bergetar ketakutan,tidak ada yang berani menoleh atau menjawab,mereka tetap menundukan kepalanya kecuali Devan yang setia berada di dekat Xander dengan tatapan dinginnya.

"Seharusnya kalian lebih teliti sebelum menyerahkan laporan produk baru itu ke Presdir. Produk baru itu adalah proyek bernilai ratusan miliyar,salah sedikit saja bisa fatal dan bagaimana bisa pekerjaan kalian ini seperti sampah ? Hah !" Kali ini Devan angkat bicara dengan nada tegasnya.

Holitron Grub perusahaan yang memproduksi berbagai produk elektronik tercanggih di dunia.

Produk baru yang akan diluncurkan Xander adalah berupa tongkat sakti khusus untuk para tuna netra dan mempunyai kelebihan berupa sensor suara dan alat GPS untuk menuntun penyandang Tuna Netra. Tongkat sakti itu seperti robot bisa berbicara dan mempunyai sebuah roda di bagain bawahnya. Tentu saja memproduksi alat tersebut menghabiskan dana yang begitu banyak.

"Potong gaji mereka 25 %,Dev" Titah Xander terdengar datar dan tegas.

"Baik,Bos" Jawab Devan datar.

Semua terkesiap saat bos mereka berbicara masalah pemotongan gaji,membuat hati mereka gegana.

"Bagaimana ini? istriku meminta tas hermes keluaran terbaru".

"Ais,istri mudaku pasti merajuk karena uang belanjanya di potong".

"Ya tuhan,cicilan Rumah mewahku".

Banyak lagi lontaran kata hati mereka karena gajinya di potong.

Xander berlaku tegas kepada para bawahannya walaupun mereka belum sempat merugikan secara finansial akan tetapi ini lah hukuman yang tepat untuk mereka. Lagi pula Xander menggaji mereka setinggi langit jadi potong gaji 25% seharusnya tidak berpengaruh sama sekali,menurut Xander.

"Dan siapa yang bertanggung jawab atas jalanannya produksi produk baru ini" Tanya Xander dengan tatapan yang seperti menguliti lawannya.

"Saya Tuan" Pria paruh baya mengangkat tangannya dengan ketakutan.

"Hentikan sementara produksi sampai masalah ini benar-benar selesai dan Dev panggil bagian Desain kesini,sekarang !".Devan dengan cepat melakukan perintah bosnya dan tak berselang lama datang seorang wanita cantik ke ruangan metting.

"Kau,yang mendesain bukan?" Tanya Xander dengan suara dinginnya,sambil melemparkan sebuah map di depan wanita. Karena posisi wanita itu masih berdiri jadi langsung memungut sebuah laporan yang bertebaran di lantai marmer itu.

"Tuan,Desain saya tidak seperti ini " Wanita itu tergagap,karena melihat desainnya ada beberapa yang berubah dan sudah jelas jika itu bukan desainnya.

"Benarkah ? apa kau ada buktinya ?". Ucap Xander dengan nada yang pelan tapi penuh penekanan.

"Ada Tuan,saya ada copyan nya. Saya akan mengambilnya sebentar". Ucap Wanita itu bergetar. Kemudian Berlari menuju ruangannya untuk mengambil bukti Copyan desainnya.

Siapa yang ingin bermain-main dengan ku.Batin Xander.

Xander mengamati wajah satu persatu orang yang duduk berjejer dihadapannya. Ia tersenyum miring kala Melihat direktur bagian produksi wajahnya pucat pasi dan terlihat ketakutan.

Tak berselang lama wanita itu kembali keruangan metting dan menyerahkan berkas Copyannya.

Xander melihatnya dengan teliti dan begitu juga Dev,mereka juga menyamakan laporan yang di berikan oleh direktur produksi itu.

Ternyata benar ada beberapa Desain yang di ubah tanpa sepengetahuannya dan ini akan merugikan untuk perusahaanya,beruntung hal ini cepat di ketahui oleh Xander.

"Dev,seret bajingan itu, jebloskan kedalam penjara dan cabut semua fasilitas yang di berikan oleh perusahaan untuk keluarganya" ucap Xander dengan tajam.

Direktur produksi itu bersimpuh di Kaki Xander berharap belas kasihan.

"Saya,melakukannya terpaksa Tuan,mohon ampuni saya,hukum saya saja tapi jangan keluarga saya".

"Cih,jika sudah begini kau baru berkata ampun ?! Apa kau tahu kesalahan mu itu sangat fatal".Bentak Xander.

"Maafkan saya tuan,saya melakukannya dengan terpaksa karena gaya hidup istri saya yang glamour jadi saya sedikit merubah desain itu dan mengganti beberapa matrial yang semestinya dengan matrial yang harganya jauh lebih murah" aku Direktur produksi itu.

Semua para petinggi perusahaan itu menggelengkan kepalanya dengan sikap Rekan kerjanya itu. Tidak ada rasa iba sama sekali karena dirinyalah yang mulai bermain api dan melibatkan rekan-rekannya yang tidak bersalah.

"Dev,kau sudah merekam semuanya ?" tanya Xander.

"Sudah Bos".

"Bagus,bawa dia kekantor polisi dan serahkan bukti rekaman itu"

"Baik,Bos".

"Tuan saya mohon ampuni saya" masih mengiba tapi keputusan Xander adalah mutlak.

Tak berselang lama datang dua petugas keamanan dan menyeret Direktur Produksi itu ke kantor polisi.

🌷🌷🌷🌷

Tepat jam 11 malam Xander baru tiba dirumahnya dan permasalahan di perusahaanya selesai hari itu juga.

Xander memasuki rumahnya yang sudah gelap dan juga sepi,ia melangkah perlahan menaiki anak tangga sambil memijit tengkuknya yang terasa sangat pegal.

"Dad" Panggil Jeje yang baru keluar dari kamar,sebenarnya Jeje menunggu kepulangan Xander. Dalam hatinya ia sangat merindukan hot daddynya itu.

"Hem ? Kau belum tidur ?" Xander menghampiri Jeje lalu mengecup kening Jeje dengan lembut.

"Belum" Jeje menggelengkan kepalanya,ia melihat wajah Xander yang terlihat sangat lelah.

"Kenapa pulangnya larut sekali" tanya Jeje dengan raut wajah terlihat cemas.

"Kau mencemaskan ku" Tentu saja Jeje tidak mengakuinya,membuat Xander kecewa.

"Ada sedikit masalah di kantor" Jawab Xander singkat lalu meninggalkan Jeje yang masih berdiri di dekat tangga.

Jeje memasuki kamar Xander disana ia melihat Xander tengah membuka kemejanya.

"Aku akan menyiapkan air hangat untukmu" Ucap Jeje tanpa di suruh.

"Tidak perlu,aku sudah bisa menyiapkannya sendiri" Ucap Xander datar,membuat hati Jeje mencelos.

Ada rasa sesal dalam hati Jeje karena beberapa hari ini mengabaikan Xander.

Jeje berjalan mendekati Xander yang sudah bertelanjang dada dan mengalungkan tangannya di leher kokoh pria itu.

"Maaf karena beberapa hari ini aku mengabaikanmu" Ucap Jeje penuh sesal. Sedangkan Xander memalingkan wajahnya tanpa minat menatap Jeje.

Uh,daddy ku ngambek. Batin Jeje *gemas.

Lihat apa yang akan aku lakukan,apa kau akan bertahan dengan sikapmu itu. Batin Jeje tersenyum nakal*.

"Kau tidak merindukanku?" Tangan yang tadinya mengalung di leher Xander kini meraba Dada bidang pria tersebut.

"Jangan memancingku,Jen" Desis Xander tepat di telingan Jeje dan menggigit kecil cuping telinga Jeje.

Rasa kesal dihatinya dengan gadis dihadapannya mulai meluntur dan tergantikan rasa sesak di bawah sana,karena aksi nakal dari tangan mungil itu dengan berani meraba dada bidangnya yang berotot.