•Kesempatan•

"Lalu, izinin aku mastiin kalau aku nggak salah menjatuhkan hatiku ke kamu." Fathir tegas.

"Saat ini aku masih nggak mau berkomitmen. Aku ingin membalas apa yang Kak Dhina beri selama ini. Cintanya melebihi apapun dalam hidupku." Aku yang awalnya milih diam mulai terpancing dengan penegasan Fathir. Pandanganku kosong keluar jendela mobil.

"Apa aku harus belajar mencintai orang lain padahal orang yang mencintaiku melebihi dirinya sendiri belum bisa aku bahagiakan? Aku takut nanti orang yang aku cintai nggak bisa menerima keberadaan Kak Dhina. Aku takut gimana kalau keluarganya nggak mau menerima Kak Dhina yang sakit. Lalu gimana dengan Kak Dhina? Aku nggak mau ninggalin dia," ucapku pelan. Pikiranku mulai berkecamuk.

"Hanya itu yang kamu takuti?" Sifat santai Fathir saat bicara seperti itu mengalihkan pandanganku ke arahnya.

"Seperti kamu mencintai Kak Dhina, aku akan mencintaimu seperti itu bahkan lebih. Dan pastinya aku juga ingin kamu mencintaiku seperti itu juga, mengalir dengan sendirinya, tanpa syarat, tanpa paksaan dan tanpa rasa takut ditinggalkan," katanya. Aku menatapnya dalam.

Apa dia serius? Apa aku harus mulai menerimanya?

"Kita sudah nyampe." Dia menyadarkanku dari lamunan tentang apa yang selama ini nggak pernah aku pikirkan.

"Makasih ya ...." Aku turun dari mobilnya.

"Telpon aku kalau sudah selesai," ucapannya yang aku jawab dengan anggukan.

#######

Setelah shalat Isya', Kak Dhina mengajakku ngobrol di teras depan rumah.

"Gimana ujianmu tadi?" Kak Dhina duduk di kursi santai sambil menyibukkan tangan dan matanya pada tas yang dia rajut.

"Alhamdulillah, tinggal nunggu doa kita di jawab. Semoga aku bisa membuat Kak Dhina bangga."

"Apa tadi kamu pulang sama Fathir?"

"Iya"

"Kenapa nggak kamu ajak mampir?"

"Dia lagi terburu-buru, neneknya datang dari Bandung." Jawabku sambil makan camilan mete pedas kesukaanku.

"Menurutmu Fathir gimana?"

"Uhuk ... uhuk"

Mete yang aku makan langsung terjun masuk ke tenggorokan, rasa pedasnya tersangkut membuatku batuk. Kak Dhina sodorkan air, aku meminumnya.

"Baik," jawabku sekenanya.

"Apa kamu nyaman bersamanya?" Tanya Kak Dhina penuh selidik.

Nyaman?

"Maksud Kak Dhina nyaman?" Tanyaku balik. Aku pindah duduk di samping Kak Dhina.

Kak Dhina tetap konsentrasi dengan rajutannya, aku ngerti, Kak Dhina hanya mencari alasan untuk mengalihkan perhatiannya.

"Fathir sudah ngomong tentang ketertarikannya ke kamu. Fathir juga udah minta izin untuk mengenalmu lebih jauh. Aku nggak maksa kamu menerimanya, tapi beri dia kesempatan."

"Kak, aku nggak pernah membatasi diriku untuk berteman dengan siapapun. Jadi kesempatan apa yang Kak Dhina bicarakan?"

"Sekarang bukan waktu yang tepat ngomongin ini. Aku tahu, kamu pasti punya planing buat hidupmu ke depan. Tapi aku takut akan terlambat buat ngejelasinnya ke kamu" Kak Dhina dengan suara lirih.

"Terlambat?" Aku mengulang kalimat Kak Dhina.

Apa yang ada di pikiranmu Kak, kebahagiaanku atau ketakutan yang juga membebaniku? Ketakutan jika tiba-tiba kamu pergi meninggalkanku sendiri.

"Aku nggak selamanya bisa mencintaimu ...." Suara Kak Dhina terdengar serak. Tuh kan, arahnya kesana.

"Kita masuk yuk Kak, anginnya mulai terasa dingin." Aku dekap kedua tanganku. Aku bantu Kak Dhina duduk di kursi roda. Lalu aku dorong kursi rodanya masuk.

Sampai di kamar Kak Dhina, aku bantu menaikkan tubuhnya ke atas kasur.

"Kamu sudah dewasa Al, kamu tumbuh lebih cepat dari dugaanku." Kak Dhina memelukku erat. Aku balas pelukan yang selalu jadi obat penenangku.

"Ini juga berkat Kakak." Aku naikan selimut sampai ke dadanya. Aku keluar setelah mencium kening Kak Dhina.

Seharian ini ngomongin cinta, semoga cinta datang, di waktu dan dengan orang yang tepat.

#######

Terpopuler

Comments

🏁BLU⭕

🏁BLU⭕

makin problem dong

2022-06-24

0

Adinda

Adinda

Bye-bye Gemini ♊👬♊👬
Welcome Cancer ♋🦀♋HBD Author 🎉🎉🎉🎂🎂🎂🎁🎁🎁🎂🎂🎂🎉🎉🎁🎁🎁

2022-06-22

1

KIA Qirana

KIA Qirana

Cinta
Cinta
Cinta
Cinta itu relatif.....manakala ada seseorang yang sayang, tulus, maka...sayangilah dia, Cintailah dia, dengan tulus. Jangan berdista, jangan berkhianat

2022-06-04

1

lihat semua
Episodes
1 •Ardhina Devi•
2 •Jatuh•
3 •Namanya Fathir•
4 •Menghargai kebaikan•
5 •Kesempatan•
6 •Gombal•
7 •Rumah Sakit I •
8 •Rumah sakit II•
9 •Sebentar Bersamanya•
10 •Mampir ke Mbak Hana•
11 •Gelap•
12 •Membersihkan kamar belakang•
13 •Adik Dokter Arifin•
14 •Sarapan bareng Mas Rizal•
15 •Kondisi Kak Dhina•
16 •Izin Kak Dhina•
17 •"Cantik..."•
18 •Fathir cemburu•
19 •Rumah Mas Rizal I•
20 •Rumah Mas Rizal II•
21 •Makan di Rumah Mas Rizal•
22 •Ruang Tengah I•
23 •Ruang Tengah II•
24 •Membesarkan Hati•
25 •Ketegangan di Kolam renang•
26 •Pahaku Menggodamu?•
27 •Hadirnya Mas Rizal•
28 •Minta maaf•
29 •Ketemu Mas Rizal Lagi•
30 •Makan Siang bareng Mas Rizal•
31 •Calon Tunangan Fathir•
32 •Airmata haru•
33 •Pengen Jadi ....•
34 •Mas Rizal Mabuk I•
35 •Mas Rizal Mabuk II•
36 •Janji Mas Rizal pada Kak Dhina•
37 • On the Way .... •
38 •Sarah•
39 •Hutang Sarah•
40 •Ibu Mas Rizal Kenapa?•
41 •Pembicaraan Ibu Mas Rizal dan Kak Dhina•
42 •Hancur•
43 •Drama di Taman•
44 •Merasa Nyaman•
45 •Pesta Pertunangan Fathir•
46 •Bilqis dan Abangnya•
47 •Kesepakatan•
48 •Kembali ke Aula•
49 •Ngedate ala Bae•
50 •Mas Rizal vs Bae•
51 • "Kak Dhina ...." •
52 •Kesalahan Lilin•
53 •Sleeping Beauty•
54 •Perhatian Mas Rizal•
55 •Kebenaran Sarah•
56 •Ke Rumah Sakit Bareng Bae•
57 • Good People •
58 •Curhat atau Debat•
59 •Hari ketiga di Rumah Sakit•
60 •Dear nya Bae•
61 •Sepertiga malam•
62 •Aku Ikhlas•
63 •Memulai Hidup Baru•
64 •Menyusun rencana hidup•
65 •Menghapus tanpa Melupakan•
66 •Menghamburkan uang•
67 •Undangan Pernikahan•
68 •Aku ... ???•
69 •Menagih janji•
70 •Bayar Hutang•
71 •Kencan I•
72 •Kencan II•
73 •Candu•
74 •Vita dan Mbak Hana•
75 •Fathir Terluka•
76 •Bayar Hutang Lagi•
77 •Bae•
78 •Bae Menggila•
79 •Diculik•
80 •Dia Datang•
81 •Tidurlah Denganku!•
82 •Belajar Terbiasa•
83 •Ketakutanku•
84 •Pagi Menegangkan•
85 •Impian di Gili Labak•
86 •Perjalanan Pulang•
87 •Masih di Perjalanan Pulang•
88 •Kediaman Keluarga Abdullah•
89 •Mas Rizal dan Bae•
90 •Rasa Ini•
91 •Fiesta dan Extra Wings•
92 •Dinner di Kediaman Abdullah•
93 •Hari Lahir•
94 •Ada Apa Denganmu?•
95 •Pergi Tanpa Pesan•
96 •Kebenaranku•
97 •Sarah Melahirkan•
98 •Cemas•
99 •Keputusan Yang Tertunda•
100 •Menemui Tuan Abdullah•
101 •Aku Menyapamu•
102 •Melampiaskan Rindu•
103 •Lebih dari Selamanya•
104 •Kabar Gembirakah•
105 •Tersesat•
106 •Terhanyut Dalam Kemesraan•
107 •Hapuskan Tentang Dia•
108 •Alvi ....•
109 •Pamit•
110 •End•
111 •Tujuh Tahun Kemudian•
112 •Kembali•
113 •Memulai Hidup Baru•
114 •Masih•
115 •Melihat Kebenaran•
116 •Dilema•
117 •T O D•
118 •Amnesia•
119 •Cinta Mas Rizal•
120 •Antara Dia dan Dia•
121 •Pengakuan Bae•
122 •Kebahagiaan yang Melimpah•
123 •Marah•
124 •Dermaga Cinta•
125 •Pesan Terakhir•
126 •Haruskah Berakhir Seperti Ini•
127 •Akhir dari Sebuah Kisah•
128 •Aku Menyapamu•
129 •Rindu Yang Menjadi Candu•
130 •ALVINA BERBAGI•
Episodes

Updated 130 Episodes

1
•Ardhina Devi•
2
•Jatuh•
3
•Namanya Fathir•
4
•Menghargai kebaikan•
5
•Kesempatan•
6
•Gombal•
7
•Rumah Sakit I •
8
•Rumah sakit II•
9
•Sebentar Bersamanya•
10
•Mampir ke Mbak Hana•
11
•Gelap•
12
•Membersihkan kamar belakang•
13
•Adik Dokter Arifin•
14
•Sarapan bareng Mas Rizal•
15
•Kondisi Kak Dhina•
16
•Izin Kak Dhina•
17
•"Cantik..."•
18
•Fathir cemburu•
19
•Rumah Mas Rizal I•
20
•Rumah Mas Rizal II•
21
•Makan di Rumah Mas Rizal•
22
•Ruang Tengah I•
23
•Ruang Tengah II•
24
•Membesarkan Hati•
25
•Ketegangan di Kolam renang•
26
•Pahaku Menggodamu?•
27
•Hadirnya Mas Rizal•
28
•Minta maaf•
29
•Ketemu Mas Rizal Lagi•
30
•Makan Siang bareng Mas Rizal•
31
•Calon Tunangan Fathir•
32
•Airmata haru•
33
•Pengen Jadi ....•
34
•Mas Rizal Mabuk I•
35
•Mas Rizal Mabuk II•
36
•Janji Mas Rizal pada Kak Dhina•
37
• On the Way .... •
38
•Sarah•
39
•Hutang Sarah•
40
•Ibu Mas Rizal Kenapa?•
41
•Pembicaraan Ibu Mas Rizal dan Kak Dhina•
42
•Hancur•
43
•Drama di Taman•
44
•Merasa Nyaman•
45
•Pesta Pertunangan Fathir•
46
•Bilqis dan Abangnya•
47
•Kesepakatan•
48
•Kembali ke Aula•
49
•Ngedate ala Bae•
50
•Mas Rizal vs Bae•
51
• "Kak Dhina ...." •
52
•Kesalahan Lilin•
53
•Sleeping Beauty•
54
•Perhatian Mas Rizal•
55
•Kebenaran Sarah•
56
•Ke Rumah Sakit Bareng Bae•
57
• Good People •
58
•Curhat atau Debat•
59
•Hari ketiga di Rumah Sakit•
60
•Dear nya Bae•
61
•Sepertiga malam•
62
•Aku Ikhlas•
63
•Memulai Hidup Baru•
64
•Menyusun rencana hidup•
65
•Menghapus tanpa Melupakan•
66
•Menghamburkan uang•
67
•Undangan Pernikahan•
68
•Aku ... ???•
69
•Menagih janji•
70
•Bayar Hutang•
71
•Kencan I•
72
•Kencan II•
73
•Candu•
74
•Vita dan Mbak Hana•
75
•Fathir Terluka•
76
•Bayar Hutang Lagi•
77
•Bae•
78
•Bae Menggila•
79
•Diculik•
80
•Dia Datang•
81
•Tidurlah Denganku!•
82
•Belajar Terbiasa•
83
•Ketakutanku•
84
•Pagi Menegangkan•
85
•Impian di Gili Labak•
86
•Perjalanan Pulang•
87
•Masih di Perjalanan Pulang•
88
•Kediaman Keluarga Abdullah•
89
•Mas Rizal dan Bae•
90
•Rasa Ini•
91
•Fiesta dan Extra Wings•
92
•Dinner di Kediaman Abdullah•
93
•Hari Lahir•
94
•Ada Apa Denganmu?•
95
•Pergi Tanpa Pesan•
96
•Kebenaranku•
97
•Sarah Melahirkan•
98
•Cemas•
99
•Keputusan Yang Tertunda•
100
•Menemui Tuan Abdullah•
101
•Aku Menyapamu•
102
•Melampiaskan Rindu•
103
•Lebih dari Selamanya•
104
•Kabar Gembirakah•
105
•Tersesat•
106
•Terhanyut Dalam Kemesraan•
107
•Hapuskan Tentang Dia•
108
•Alvi ....•
109
•Pamit•
110
•End•
111
•Tujuh Tahun Kemudian•
112
•Kembali•
113
•Memulai Hidup Baru•
114
•Masih•
115
•Melihat Kebenaran•
116
•Dilema•
117
•T O D•
118
•Amnesia•
119
•Cinta Mas Rizal•
120
•Antara Dia dan Dia•
121
•Pengakuan Bae•
122
•Kebahagiaan yang Melimpah•
123
•Marah•
124
•Dermaga Cinta•
125
•Pesan Terakhir•
126
•Haruskah Berakhir Seperti Ini•
127
•Akhir dari Sebuah Kisah•
128
•Aku Menyapamu•
129
•Rindu Yang Menjadi Candu•
130
•ALVINA BERBAGI•

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!