Chapter 9 : Penyusup

Sebelum keberangkatan Shingen menuju aula pertemuan Rumah Harimau Bei.

"Kenshin sayang... oh... Kenshin sayang... kalau tidak tidur dicium ayah." ujar Kenshin yang sedang bermain bersama Ming Fengying yang masih berumur lima bulan itu.

"Apa aku harus seperti ini setiap hari?" batin Ming Fengying yang merasa geli dengan kumis tipis ayahnya yang sedang mencium pipinya hingga membuat badannya merasa geli. Ming Fengying tertawa ketika merasakan kumis tipis Shingen menyentuh pipinya.

Setelah terdiam Ming Fengying mungil menatap ayahnya yang sedang bermain dengannya, dengan tatapan yang menggemaskan justru membuat ayahnya menjadi lebih senang bermain dengannya. Namun tak lama ayahnya terdiam dan berbicara pada Ming Fengying, dia memberi tahu alasan mengapa mata anaknya yang selalu berwarna merah ketika malam hari, karena Ming Fengying adalah Jelmaan Dewa Bulan dan tak lama Shingen juga berbicara tentang ketakutan dirinya akan serangan Sekte Aliran Hitam maupun Rieyu. Shingen tidak ingin ketika Ming Fengying tumbuh dewasa, dirinya telah tiada karena serangan yang terus dilakukan Sekte Aliran Hitam pada wilayah Bei.

Mendengar curahan hati ayahnya yang sedang berbicara padanya, Ming Fengying terdiam sejenak dan ingin berbicara kepada ayahnya tetapi dia sedikit takut, karena dia takut hal itu justru membuatnya menjad bayi yang tidak normal seperti bayi pada umumnya.

"Aneh juga sih, jika ada bayi yang bisa berbicara?" batin Ming Fengying yang ingin berbicara kepada Shingen, tetapi dia juga ragu dan khawatir akan membuat ayahnya menjauhinya.

Karena dikehidupan sebelumnya dirinya selalu dikucilkan dan dijauhi orang, sehingga mental lemahnya membuat Ming Fengying minder. Walaupun keraguan mulai menyelimuti tubuh mungilnya, tetapi bagaimanapun dia sudah berjanji akan berusaha untuk menghentikan kekaucauan yang disebabkan oleh Sekte Aliran Hitam dan Rieyu agar dirinya tidak menyesal di kemudian hari.

"Ayah?" ucap Ming Fengying mungil, dia berbicara dengan tatapannya yang menggemaskan membuat Shingen terdiam selama beberapa saat. Shingen tersenyum lebar mendengar suara lucu Ming Fengying, bukannya takut justru Shingen menganggap Ming Fengying sebagai bayi ajaib. Dan, dia tertawa bangga karena bisa mendengar suara bayi kecil yang berbicara padanya kembali setelah lima bulan lamanya.

"Ada apa Kenshin? Ini ayahmu?" jawab Shingen tertawa dan tersenyum bangga sambil mengangkat tubuh Ming Fengying ke atas.

"Malam ini... berhati - hatilah dengan sesuatu yang ada di atas, karena mereka akan menerkam secara diam - diam ketika kalian lengah." balas Ming Fengying berpesan pada ayahnya Shingen, kemudian ketika dirinya melirik ke arah pintu kamar, di sana terlihat Ming Lian menatap Shingen penuh kekesalan bahkan wajahnya terlihat menakutkan, karena dia melihat Shingen mengangkat tubuh malaikat kecilnya ke atas bahkan memanggilnya dengan sebutan Kenshin.

"Sa - yang, anak kita masih kecil dan kamu mengangkat tubuhnya tinggi - tinggi, apa yang kamu pikirkan!" bentak Ming Lian menatap tajam Shingen dengan kedua tangannya yang memegang badannya.

"Eh? ... sayang anak kita tadi berbicara." jawab Shingen kegirangan, dia justru mengangkat tubuh mungil Ming Fengying lebih tinggi dari sebelumnya.

Ming Lian mengerutkan dahi karena Shingen tidak mendengarkan perkataannya.

"Tadi kamu bilang Ying'er dengan sebutan Kenshin, bukan?!" ucap Ming Lian tersenyum manis tetapi itu adalah senyuman sadis bagi orang yang telah mengenal dekat perempuan berwajah cantik dan keibuan tersebut.

"Eh? Tunggu... " jawab Shingen menelan ludah melihat Ming Lian yang menghampirinya.

"Sepertinya aku ingin keluar, tetapi apa ini kok rasanya hangat?" batin Ming Fengying yang sedang digendong Shingen.

"Jangan bilang... " hati Ming Fengying mungil merasa bahwa dirinya telah mengompol di celana kecilnya.

"Eh? Kok hangat... " gumam Shingen merasa di sekitar tangan dan bajunya terasa ada air terjun hangat yang mengalir, kemudian dia menatap Ming Fengying tajam. Setelah mereka berdua saling tatap selama beberapa detik, Ming Fengying menangis karena merasa malu.

"Lihat... Ying'er jadi menangiskan... cup cup cup ini bunda... mmmm..." Ming Lian mengambil Ming Fengying dari tangan Shingen, kemudian perempuan tersebut mengganti baju dan celana Ming Fengying yang basah, Ming Lian dengan penuh kasih sayang memandikan malaikat kecilnya tersebut dengan air hangat.

Setelah selesai mandi, Ming Lian menggendong tubuh mungil Ming Fengying dan hendak menidurkannya.

"Ying'er sayang... oh... Ying'er sayang... kalau tidak tidur dicium bunda... mmmm." nyanyian merdu Ming Lian yang sedang menggendong malaikat kecilnya yang berumur lima bulan itu terdengar di ruangan kamar yang megah di Istana Pinyin, Ming Fengying tertawa ketika ibunya mencium pipinya. Rambut panjang ibunya yang menyentuh tubuhnya membuatnya geli hingga dirinya tertawa terbahak - bahak. Ming Lian tidak menyadari hal tersebut dan menganggap malaikat kecilnya menyukai suaranya.

"Bagaimana aku menangis hanya karena mengompol dicelana, sungguh memalukan." batin Ming Fengying yang sedang di dandani ibunnya sendiri.

"Mmmm... Ying'er." gumam Ming Lian pelan dengan mudah dia menghentikan tangisan Ming Fengying mungil.

Shingen kemudian menatap mereka berdua sebentar sebelum mandi dan mengganti pakaiannya untuk segera bergegas pergi ke aula pertemuan Rumah Harimau Bei.

***

Kembali ke aula pertemuan di Rumah Harimau Bei yang diadakan Shingen bersama 22 samurai pengikutnya.

"Tap... Tap... Tap... Tap."

Suara langkah kaki di atap terdengar menuju keluar dan hendak melarikan diri keluar dari wilayah Bei.

"Tuan Shingen, berikan kami perintah tuan." ucap 22 samurai menatap Shingen dan meminta izin untuk mencabut katana mereka agar bisa membasmi mata - mata yang menyusup di wilayah Bei.

"Kuizinkan kalian membasmi mata - mata itu." jawab Shingen berdiri dari singgasana kecilnya, kemudian dia menyuruh 22 samurai pengikutnya untuk membasmi mata - mata yang menyusup di aula pertemuan Rumah Harimau Bei.

"Baik... kami akan segera menghabisi para penyusup itu dengan cepat." jawab 22 samurai pengikut Shingen dengan serentak, setelah mendapat izin dari Shingen agar mencabut katana mereka untuk menangkap dan menghabisi mata - mata yang menyusup di wialayah Bei. Mereka langsung berlari mengejar penyusup tersebut.

"Aku akan menghabisi penyusup ini dengan ganas!" ucap Toramasa dengan bangga dan melepaskan katana dari sarungnya.

"Sial! Aku tidak menyangka ada orang yang berhasil menyusup sampai ke tempat ini!" ujar Sanada merasa geram karena ada mata - mata yang berhasil menyusup ke tempat aula pertemuan.

22 samurai bergegas mengejar mata - mata yang menyusup ke aula pertemuan, ketika mereka semua sampai di depan halaman Rumah Harimau Bei. Di sana terdapat puluhan pendekar yang sedang bersembunyi di pohon mangga yang besar dan beberapa dari mereka baru saja keluar dari atap aula pertemuan.

"Apa - apaan ini?" ucap Sanada dengan waspada karena dia melihat aura yang di keluarkan puluhan pendekar kepada mereka.

"Bagaimana bisa mereka bisa bergerak bebas di Bei?" sahut Masakage mengerutkan dahinya, karena dia melihat reaksi pendekar yang menyusup tetap terlihat santai seperti sudah mengetahui struktur wilayah Bei.

Samurai yang lainnya sudah bertarung melawan pendekar, ada satu pendekar yang hendak melarikan diri dan beberapa pendekar yang lain melindungi untuk membuka jalan keluar.

"Aku akan memotong tubuhmu dengan ganas!" teriak Toramasa mengejar pendekar yang melarikan diri.

"Jangan biarkan satupun dari mereka melarikan diri dari Bei!" teriak Ichijo yang sedang bertarung melawan pendekar dihadapannya.

Toramasa berhasil mengejar pendekar yang hendak melarikan diri, tetapi pendekar itu melempar pisau kecil yang telah dilapisi racun di bilahnya dengan cepat melesat ke arah Toramasa.

"Tebasan Ganas - Ganas." Toramasa meneriakkan jurus katananya.

Toramasa tidak menghindari pisau kecil beracun dan membiarkan tubuhnya terkena pisau kecil beracun tersebut.

"Orang ini sudah gila!" ucap pendekar tingkat satu yang hendak melarikan diri, karena dia melihat Toramasa yang dengan percaya diri membiarkan badannya tertusuk pisau kecil milknya.

Tidak bisa menghindari tebasan Toramasa, nyawa pendekar tersebut melayang dalam sekejap ketika tubuhnya tertebas katana tajam Toramasa.

Terpopuler

Comments

Pecinta Gondal Gandul

Pecinta Gondal Gandul

lanjutttt

2020-07-26

0

Pecinta Gondal Gandul

Pecinta Gondal Gandul

bayyiii

2020-07-18

0

Yana

Yana

njutttt

2020-06-21

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Pendekar Buruk Rupa
2 Chapter 2 : Masa Lalu
3 Chapter 3 : Proses Persalinan
4 Chapter 4 : Harumi
5 Chapter 5 : Bayi Ajaib
6 Chapter 6 : Ming Fengying Dan Tsukuyomi Kenshin
7 Chapter 7 : Second Chance
8 Chapter 8 : Pertemuan 22 Samurai Pengikut Shingen
9 Chapter 9 : Penyusup
10 Chapter 10 : Sekte Mawar Hitam
11 Chapter 11 : Rencana Bayi Ajaib
12 Chapter 12 : Sembilan Tingkatan Pendekar
13 Chapter 13 : Ilmu Topeng
14 Chapter 14 : Bersama Tao Lulu
15 Chapter 15 : Ilmu Pengendali Hati
16 Chapter 16 : Memulai Rencana
17 Chapter 17 : Rencana Pangeran She
18 Chapter 18 : Penyusup Pengawal Kaisar Ming Long
19 Chapter 19 : Bala Bantuan Datang
20 Chapter 20 : Rencana Gagal
21 Chapter 21 : Akhir Dari Ketua Kelima Sekte Mawar Hitam
22 Chapter 22 : Burung Beo Ajaib
23 Chapter 23 : Kota Pinyin
24 Chapter 24 : Kedatangan Pangeran She
25 Chapter 25 : Kebusukan Pangeran She
26 Chapter 26 : Sekte Harimau Putih
27 Chapter 27 : Operasi Malam Di Bei
28 Chapter 28 : Penyerangan Sekte Malam Berdarah
29 Chapter 29 : Awal Pertempuran Malam Berdarah Di Bei
30 Chapter 30 : Pertempuran Di Sudut Kota
31 Chapter 31 : Kedatangan Bala Bantuan Dari Sekte Mawar Hitam
32 Chapter 32 : Kekuatan Katana Dewa Bulan
33 Chapter 33 : Pewaris Kekuatan Surgawi : Tsukuyomi
34 Chapter 34 : Bentrokan Di Sudut Kota
35 Chapter 35 : Akhir Dari Sekte Mawar Hitam
36 Chapter 36 : Senjata Kuno Tipe Pusaka : Cincin Petir
37 Chapter 37 : Terungkapnya Identitas Sang Pengkhianat
38 Chapter 38 : Gagalnya Rencana Xia Hu
39 Chapter 39 : Akhir Pertempuran Malam Berdarah Di Bei
40 Chapter 40 : Kuroma Henka
41 Chapter 41 : Kedamaian Di Bei
42 Chapter 42 : Pertumbuhan Ming Fengying
43 Chapter 43 : Berumur Lima Tahun
44 Chapter 44 : Penjaga Pintu Masuk Lembah Batu
45 Chapter 45 : Sekte Lembah Batu
46 Chapter 46 : Tabib Batu Awan
47 Chapter 47 : Yuan Shi
48 Chapter 48 : Hukuman Satu Minggu Penuh
49 Chapter 49 : Sampai Bertemu Empat Tahun Kemudian
50 Chapter 50 : Bangkitnya Pewaris Kekuatan Surgawi
51 Chapter 51 : Sang Merah
52 Chapter 52 : Shingen Dan Kenshin
53 Chapter 53 : Perkembangan Empat Tahun
54 Chapter 54 : Pernapasan Sirih
55 Chapter 55 : Fujin Dan Sanada
56 Chapter 56 : Meninggalkan Wilayah Bei
57 Chapter 57 : Asap Putih
58 Chapter 58 : Terlambat
59 Chapter 59 : Penyergapan
60 Chapter 60 : Salah Satu Dari Tiga Darah
61 Chapter 61 : Shingen vs Wang Zhou
62 Chapter 62 : Akhir Dari Organisasi Bertudung Putih
63 Chapter 63 : Kota Huaran
64 Chapter 64 : Tuduhan Pembunuh Bayaran
65 Chapter 65 : Saksi Mata Yang Diincar Pembunuh Bayaran
66 Chapter 66 : Ming Fengying menggoda?
67 Chapter 67 : Lebih Dingin Dari Pembunuh Bayaran
68 Chapter 68 : Soo Yun Gadis Dari Negeri Jisa
69 Chapter 69 : Buku Cerita Dari Luar Benua Jiu, Karya Syhpo?
70 Chapter 70 : Danau Qing
71 Chapter 71 : Penghuni Danau Qing
72 Chapter 72 : Kota Jinning
73 Chapter 73 : Zhao Meng Pemilik Perkumpulan Sakura Jernih Berguguran
74 Chapter 74 : Kebenaran, Pesta Ria Dan Rencana
75 Chapter 75 : Pergerakan Menyikap Kebenaran Kota Jinning
76 Chapter 76 : Kebusukan Seorang Pangeran Dan Gejolak Awal Di Kota Jinning
77 Chapter 77 : Peran Sebagai Pembunuh
78 Chapter 78 : Rumah Bordil Berdarah
79 Chapter 79 : Tanganku Terlalu Berdosa Untuk Menyentuhmu
80 Chapter 80 : Rumah Bordil Berdarah! 3 vs 3!
81 Chapter 81 : Matahari Terbit Di Kota Jinning
82 Chapter 82 : Meninggalkan Kota Jinning
83 Chapter 83 : Sekedar Memastikan! Kamu Dia Atau Bukan?
84 Chapter 84 : Pegunungan Tiangan
85 Chapter 85 : Istana Langit
86 Chapter 86 : Dua Prasasti Dan Kitab Yang Disembunyikan Lin Kin!
87 Chapter 87 : Permintaan Shingen Dan Jawaban Lin Kin
88 Chapter 88 : 3 Hari Sebelum Pertemuan Putih Suci Dimulai!
89 Chapter 89 : Pangeran Nakal Dan Tuan Putri Sayu
90 Chapter 90 : Jia Wu
91 Chapter 91 : Ruang Penghakiman Langit
92 Chapter 92 : Pertemuan Putih Suci
93 Chapter 93 : Pertemuan Putih Suci Bagian II
94 Chapter 94 : Pertemuan Putih Suci Bagian III
95 Chapter 95 : Pertemuan Putih Suci Bagian IV
96 Chapter 96 : Pertemuan Putih Suci Bagian V
97 Chapter 97 : Pertemuan Putih Suci Bagian VI
98 Chapter 98 : Penyusup Di Pegunungan Tiangan
99 Chapter 99 : She Liong
100 Chapter 100 : Rahasia Di Balik Ilmu Jiwa Pembangkitan
101 Sypho(Salah Satu Lima Penguasa Di Dunia)
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1 : Pendekar Buruk Rupa
2
Chapter 2 : Masa Lalu
3
Chapter 3 : Proses Persalinan
4
Chapter 4 : Harumi
5
Chapter 5 : Bayi Ajaib
6
Chapter 6 : Ming Fengying Dan Tsukuyomi Kenshin
7
Chapter 7 : Second Chance
8
Chapter 8 : Pertemuan 22 Samurai Pengikut Shingen
9
Chapter 9 : Penyusup
10
Chapter 10 : Sekte Mawar Hitam
11
Chapter 11 : Rencana Bayi Ajaib
12
Chapter 12 : Sembilan Tingkatan Pendekar
13
Chapter 13 : Ilmu Topeng
14
Chapter 14 : Bersama Tao Lulu
15
Chapter 15 : Ilmu Pengendali Hati
16
Chapter 16 : Memulai Rencana
17
Chapter 17 : Rencana Pangeran She
18
Chapter 18 : Penyusup Pengawal Kaisar Ming Long
19
Chapter 19 : Bala Bantuan Datang
20
Chapter 20 : Rencana Gagal
21
Chapter 21 : Akhir Dari Ketua Kelima Sekte Mawar Hitam
22
Chapter 22 : Burung Beo Ajaib
23
Chapter 23 : Kota Pinyin
24
Chapter 24 : Kedatangan Pangeran She
25
Chapter 25 : Kebusukan Pangeran She
26
Chapter 26 : Sekte Harimau Putih
27
Chapter 27 : Operasi Malam Di Bei
28
Chapter 28 : Penyerangan Sekte Malam Berdarah
29
Chapter 29 : Awal Pertempuran Malam Berdarah Di Bei
30
Chapter 30 : Pertempuran Di Sudut Kota
31
Chapter 31 : Kedatangan Bala Bantuan Dari Sekte Mawar Hitam
32
Chapter 32 : Kekuatan Katana Dewa Bulan
33
Chapter 33 : Pewaris Kekuatan Surgawi : Tsukuyomi
34
Chapter 34 : Bentrokan Di Sudut Kota
35
Chapter 35 : Akhir Dari Sekte Mawar Hitam
36
Chapter 36 : Senjata Kuno Tipe Pusaka : Cincin Petir
37
Chapter 37 : Terungkapnya Identitas Sang Pengkhianat
38
Chapter 38 : Gagalnya Rencana Xia Hu
39
Chapter 39 : Akhir Pertempuran Malam Berdarah Di Bei
40
Chapter 40 : Kuroma Henka
41
Chapter 41 : Kedamaian Di Bei
42
Chapter 42 : Pertumbuhan Ming Fengying
43
Chapter 43 : Berumur Lima Tahun
44
Chapter 44 : Penjaga Pintu Masuk Lembah Batu
45
Chapter 45 : Sekte Lembah Batu
46
Chapter 46 : Tabib Batu Awan
47
Chapter 47 : Yuan Shi
48
Chapter 48 : Hukuman Satu Minggu Penuh
49
Chapter 49 : Sampai Bertemu Empat Tahun Kemudian
50
Chapter 50 : Bangkitnya Pewaris Kekuatan Surgawi
51
Chapter 51 : Sang Merah
52
Chapter 52 : Shingen Dan Kenshin
53
Chapter 53 : Perkembangan Empat Tahun
54
Chapter 54 : Pernapasan Sirih
55
Chapter 55 : Fujin Dan Sanada
56
Chapter 56 : Meninggalkan Wilayah Bei
57
Chapter 57 : Asap Putih
58
Chapter 58 : Terlambat
59
Chapter 59 : Penyergapan
60
Chapter 60 : Salah Satu Dari Tiga Darah
61
Chapter 61 : Shingen vs Wang Zhou
62
Chapter 62 : Akhir Dari Organisasi Bertudung Putih
63
Chapter 63 : Kota Huaran
64
Chapter 64 : Tuduhan Pembunuh Bayaran
65
Chapter 65 : Saksi Mata Yang Diincar Pembunuh Bayaran
66
Chapter 66 : Ming Fengying menggoda?
67
Chapter 67 : Lebih Dingin Dari Pembunuh Bayaran
68
Chapter 68 : Soo Yun Gadis Dari Negeri Jisa
69
Chapter 69 : Buku Cerita Dari Luar Benua Jiu, Karya Syhpo?
70
Chapter 70 : Danau Qing
71
Chapter 71 : Penghuni Danau Qing
72
Chapter 72 : Kota Jinning
73
Chapter 73 : Zhao Meng Pemilik Perkumpulan Sakura Jernih Berguguran
74
Chapter 74 : Kebenaran, Pesta Ria Dan Rencana
75
Chapter 75 : Pergerakan Menyikap Kebenaran Kota Jinning
76
Chapter 76 : Kebusukan Seorang Pangeran Dan Gejolak Awal Di Kota Jinning
77
Chapter 77 : Peran Sebagai Pembunuh
78
Chapter 78 : Rumah Bordil Berdarah
79
Chapter 79 : Tanganku Terlalu Berdosa Untuk Menyentuhmu
80
Chapter 80 : Rumah Bordil Berdarah! 3 vs 3!
81
Chapter 81 : Matahari Terbit Di Kota Jinning
82
Chapter 82 : Meninggalkan Kota Jinning
83
Chapter 83 : Sekedar Memastikan! Kamu Dia Atau Bukan?
84
Chapter 84 : Pegunungan Tiangan
85
Chapter 85 : Istana Langit
86
Chapter 86 : Dua Prasasti Dan Kitab Yang Disembunyikan Lin Kin!
87
Chapter 87 : Permintaan Shingen Dan Jawaban Lin Kin
88
Chapter 88 : 3 Hari Sebelum Pertemuan Putih Suci Dimulai!
89
Chapter 89 : Pangeran Nakal Dan Tuan Putri Sayu
90
Chapter 90 : Jia Wu
91
Chapter 91 : Ruang Penghakiman Langit
92
Chapter 92 : Pertemuan Putih Suci
93
Chapter 93 : Pertemuan Putih Suci Bagian II
94
Chapter 94 : Pertemuan Putih Suci Bagian III
95
Chapter 95 : Pertemuan Putih Suci Bagian IV
96
Chapter 96 : Pertemuan Putih Suci Bagian V
97
Chapter 97 : Pertemuan Putih Suci Bagian VI
98
Chapter 98 : Penyusup Di Pegunungan Tiangan
99
Chapter 99 : She Liong
100
Chapter 100 : Rahasia Di Balik Ilmu Jiwa Pembangkitan
101
Sypho(Salah Satu Lima Penguasa Di Dunia)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!