Richard mengendarai mobilnya menuju University College, dimana ia menempuh pendidikan tinggi di negaranya sana.
Setelah mobil terparkir rapi di parkiran khusus area mahasiswa, dia pun segera turun dan berjalan agak terburu menuju ke arah ruang kelasnya pagi ini.
Karena ulah adik perempuannya itu, membuatnya terlambat pergi pagi ini , tapi masih sempat-sempatnya ia membaca pesan yang ada di dalam ponsel genggamnya itu.
Nampak dari kejauhan ada seorang gadis yang juga sedang tergesa berlari di lorong kampus, hingga ia sedikit menyenggol bahu Richard karena saking terburu-burunya itu.
" Hey, nona kau sengaja menabrakku ya?!" desis Richard kesal sambil berjongkok mengambil ponselnya jatuh ke lantai.
Gadis itu nampak tak mendengarkan teguran dari Richard ia terus saja berlari tanpa menoleh ke belakang, saat sudah akan masuk ke dalam kelas barulah ia menoleh sedikit kebelakang sambil menyatukan tangannya di depan d**a, sebagai tanda permintaan maafnya.
Setelahnya ia menghilang di balik pintu kelas, membuat Richard mendengus sebal, tapi terus berjalan ke arah kelasnya sendiri.
" Dude kenapa kau baru datang? beruntung masih satu menit lagi waktu tersisa kalau tidak tamatlah riwayatmu itu." gerutu Lucas sahabat Richard.
Richard nampak tak membalas pernyataan dari sahabatnya itu, dia langsung duduk di bangku samping sahabat lainnya.
" Pinjam catatan kemarin." ujarnya pada Bryan yang duduk di sampingnya.
Bryan juga nampak bergeming tak mendengarkan ucapan Richard barusan, karena kedua telinganya di sumpal oleh earphone.
" Dude, kau tak mendengarkanku!" dengan terpaksa Richard menarik salah satu earphone itu, lalu berbisik" pinjamkan catatan kemarin." bisiknya.
Membuat Bryan langsung sedikit terperanjat, " Isshh, kau mengagetkanku saja, ambil sendiri di bag." titahnya kemudian.
Tak lama kemudian Dosen yang terkenal killer dengan kedisiplinannya itu masuk ke dalam kelas membuat para mahasiswa sedikit menahan napas.
Ruang kelas menjadi hening dan tegang seketika karena semua penghuninya sedang khusyuk belajar di atas mejanya masing-masing.
Hingga beberapa jam kemudian sang Dosen itu pun keluar setelah kelasnya telah usai." Akhirnya." desah Andrew sambil menghembuskan napas leganya.
" Kantin yuk, aku sudah sangat lapar sedari tadi ." keluh Richard sambil beranjak bangun dari duduknya.
Bryan pun ikut beranjak, dan berjalan bersama dengan Richard di ikuti sahabat mereka lainnya di belakang.
" Kenapa Dosen itu selalu saja mengerikan saat mengajar di kelas, membuatku sedikit merinding." keluh Kyle saat mereka baru saja duduk di bangku yang biasa mereka tempati.
" Itu semua juga karena kau yang membuatnya menjadi Dosen yang super Killer, jika kau tak selalu terlambat dan membuat onar di kelas pasti dia juga tidak akan mungkin seperti itu." jelas Andrew menasehati sahabatnya itu.
" Kau pun juga sama saja, kenapa harus saling menasehati." celetuk Lucas kemudian, membuat yang lainnya ikut tersenyum miring.
"Eh kenapa aku juga di sebut, aku merasa tidak seburuk itu." elak Andrew.
" Dimana perginya Bryan tadi?" tanya Kyle menatap ke arah Richard yang sedang menikmati sarapannya itu.
" Pasti sedang menghubungi kekasihnya, seperti biasa si julliet merindukan gadisnya."
Andrew yang menjawabnya sebab ia tahu pasti siapa kekasih dari sahabat sekaligus sepupunya itu.
" Kenapa kau iri? bilang saja kau juga menginginkan seorang kekasih." cibir Kyle terkekeh.
" Kenapa aku harus iri, kalau hanya dalam waktu semalam saja, aku bisa mendapatkan dua wanita sekaligus." ucapnya bangga.
Membuat yang lainnya tergelak, namun tiba-tiba Richard langsung berdiri dan berjalan cepat ke arah gadis yang terlihat familiar di matanya itu.
Membuat para sahabatnya menatap cengo ke arah Richard, karena sikapnya yang tak biasa itu.
" Hey nona, kau gadis yang tadi pagi bukan.?" tanyanya menatap sedikit tajam ke arahnya.
Membuat gadis itu sedikit terkejut dengan kehadiran Richard yang tiba-tiba ada di sampingnya.
" Oh hay, maaf yang tadi ya? aku sangat terburu-buru tadi pagi." ucapnya sambil meletakkan kedua telapak tanganya ke depan seperti yang ia lakukan tadi pagi.
Richard masih menatap tajam ke arah gadis itu, kemudian menarik pergelangan tangannya menuju ke arah toilet.
Membuat semua orang menatap mereka berdua dengan curiga, kemudian suara bisik-bisik terdengar di seluruh kantin.
" Bukan seperti itu seharusnya meminta maaf yang benar, karena ulahmu ponselku tidak bisa menyala kembali." desisnya masih menatap tajam.
" Oh, baiklah aku akan ganti dengan ponsel yang baru, bisa aku melihat sebentar ponsel milikmu itu." ujar gadis itu sambil menengadahkan sebelah tangannya.
" Bukan masalah ganti rugi yang ingin aku bahas sekarang, tapi sikapmu yang bar-bar itu, dimana tata kramamu? apa kau tidak pernah di ajari sopan santun oleh kedua orang tuamu!" desisnya.
Gadis yang di ketahui bernama Zoey itu langsung tersulut emosinya saat pria itu membahas masalah tata krama dan juga kedua orang tuanya di hadapannya sekarang.
" Kau tidak berhak mencampuri urusan pribadiku. kau bilang saja, aku akan mengganti rugi milikmu yang rusak."
Sambil melempar kertas berisi nomor ponsel miliknya yang barusan ia tulis di kertas, dan melemparnya ke arah wajah Richard.
Dengan menahan amarahnya Zoey pergi dari hadapan Richard sambil menghentakkan kakinya berjalan menjahui pria itu.
Hingga tak sadar ada benda kecil yang terjatuh dari saku tas kecilnya saat ia memasukkan kembali penanya tadi.
Sementara Richard hanya menatap datar punggung Zoey, hingga Zoey menghilang dari pandangannya. sambil menggenggam kertas yang tadi di lempar oleh Zoey.
Tak lama kemudian Bryan berjalan keluar dari toilet pria, dan memungut benda kecil milik Zoey yang tadi terjatuh.
" Hei, ada apa Dude, sepertinya kau sedang dalam masalah." serunya sambil memandangi benda kecil itu.
Membuat Richard tentu saja terkejut." Sejak kapan kau disini?" tanyanya sambil berjalan kembali ke arah kantin.
" Aku sudah sedari tadi di dalam toilet."
" Dan kau mendengar semua ucapan kami barusan, " tebak Richard.
" Tentu saja, kau pikir telingaku sudah tidak berfungsi dengan baik, ada apa memangnya? sepertinya sangat serius.!!"
Bryan pun mengikuti langkah sahabatnya itu, kemudian mereka duduk kembali di bangku dimana para sahabatnya yang lain masih menunggu.
" Apa itu Bray?" tanya Lucas sambil mengambil benda yang di letakkan Bryan di atas meja di hadapannya.
" Entahlah, aku menemukannya tadi di depan toilet." jawabnya sambil menghendikkan kedua bahunya.
Richard yang masih sedikit kesal pun ikut menatap benda yang di pegang oleh Lucas sekilas, tapi detik beringkutnya ia langsung tersedak makanan yang ia makan.
" Kau kenapa Dude?" tanya Andrew terkekeh sebab semuanya menatap ke arah benda yang di pegang Lucas.
Kyle langsung menyodorkan minumannya ke arah Richard, dan langsung di minum hingga tandas olehnya.
" Dari mana kau mendapatkan benda ini?" dengan cepat Richard merampas benda itu, dan menatapnya dengan intens.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc
Terima kasih yang sudah mampir baca, jangan lupa kasih like, komen dan hadiahnya yaa..🌷🌷🌷🌷.
Maaf kalau masih banyak typo dimana-mana.
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments