Demi menunggu sang suami pulang kerja dan ingin makan bersama dengan sang suami, Ayu sampai rela tidak mengisi perutnya dan hasilnya kini para prajurit cacing kremi sedang melakukan aksi demo masal.
"Duuuh...laper lagi. Apa aku makan sedikit dulu aja yah. Nanti kalau mas Lucky dateng, baru aku makan lagi."
Lama Ayu berpikir, namun karena para prajurit cacing kremi tidak bisa diajak kompromi, mau tidak mau Ayu makan terlebih dahulu.
Ia pun masuk ke ruang makan dan mulai menaruh nasi dan segala jenis lauk-pauk yang ia masak tadi kemudian melahapnya dengan sangat rakus karena sudah sangat lapar. Niat hati hanya ingin makan sedikit,eh...ternyata Ayu malah tambah sampai dua kali. Yah...hitung-hitung sekalian makan siang, begitulah pikir Ayu.
Setelah selesai memberi para cacing yang ada di dalam perutnya makan, Ayu langsung mencuci piring kotor yang ia pakai makan, agar saat suaminya pulang, suaminya berpikir kalau Ayu belum makan dan sengaja menunggu sang suami pulang. Setelah selesai mencuci piring, Ayu pun kembali ke ruang tamu untuk menunggu suaminya disana.
Tak..tuk..tak..tuk..tak..tuk. Bunyi detak jam yang menempel di dinding.
Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore, tapi Lucky belum juga pulang ke apartemen. Sangking lamanya Lucky pulang, Ayu sampai ketiduran di sofa ruang tamu.
Kriing....kriiing...kriiing. Nada dering ponsel Ayu yang sangat keras sanggup membangunkan Ayu dari tidur siangnya.
Sontak Ayu membuka matanya dan mendudukkan dirinya, masih dalam keadaan setengah sadar Ayu mengambil ponsel yang ia letakkan di meja ruang tamu.
"Mama Tyas." Lirih Ayu saat melihat nama sang mama mertua di layar ponselnya.
"Aduh...kalau mama Tyas nanyain mas Lucky gimana nih? Aku jawab apa?" Gumam Ayu.
Panggilan telpon dari mama Tyas pun berhenti.
Ayu bernafas lega. Dan berdoa semoga sang mama mertua tak lagi menghubunginya.
Tapi sayangnya doa Ayu tak di kabulkan. Karena nada dering panggilan masuk di ponsel Ayu kembali berbunyi dan mama Tyas lah yang kembali melakukan panggilan telepon.
Ayu menghembuskan nafas terakhirnya,eh...salah nafas panjang maksudnya, sebelum menjawab panggilan mama mertuanya.
"Ha-halo mah." Jawab Ayu dengan nada suara gemetar. Belum apa-apa Ayu sudah takut kalau mama mertuanya menanyakan perihal anak bungsunya itu padanya.
"Halo Yu, kamu gak pa-pa, kok suara kamu gemetaran gitu?"
"Akh...masa sih mah? Perasaan Ayu biasa aja kok." Jawab Ayu. Tak ingin sang mama mertua makin curiga padanya, Ayu pun mulai menstabilkan suaranya menjadi lebih halus.
"Oh gitu. Oh iya, kamu jadi masak buat suami kamu?" Tanya mama Tyas.
"Jadi mah."
"Terus gimana tanggapan suami kamu?"
"M-mas Lucky bi-bilang m-masakan Ayu enak kok mah." Jawab Ayu berbohong.
Karena tak mungkin juga ia bilang pada mama mertuanya kalau anak bungsunya itu belum pulang-pulang.
Di seberang telpon mama Tyas menghela nafasnya karena tau Ayu sedang berbohong dan sedang menutupi ulah anaknya.
Karena sebelum mama Tyas menghubungi Ayu, mama Tyas lebih dulu menghubungi Lucky dan menanyakan keberadaan Lucky serta menanyakan apakah sang anak sudah merasakan masakan istrinya itu. Dan jawaban Lucky jelas berbeda dengan jawaban Ayu. Karena Lucky menjawab kalau dirinya belum pulang dari rumah sakit sejak tadi malam dan belum merasakan masakan Ayu.
"Oh.." mama Tyas hanya bisa ber Oh ria, karena tidak tau harus berkata apalagi.
Ingin memaksa Ayu untuk berkata jujur tidak mungkin karena mama Tyas tau Ayu sengaja berbohong untuk menutupi sikap anaknya yang acuh pada Ayu.
"Yu.."
"Iya mah."
"Kamu siap-siap sekarang, sebentar lagi mama mau kesana, mama mau minta tolong sama kamu untuk temenin mama arisan. Kamu mau kan?" Tanya mama Tyas.
Sebenarnya mama Tyas malas menghadiri arisan dan biasanya mama Tyas hanya mentransfer uangnya saja atau menyuruh istri Lingga atau Leo yang mewakilinya. Namun karena mama Tyas ingin menghibur hati Ayu yang mama Tyas yakini saat ini sedang kecewa dengan Lucky, mau tidak mau mama Tyas datang langsung ke acara arisan istri-istri dokter, sekaligus memperkenalkan Ayu kepada ibu-ibu arisan yang tidak hadir sewaktu resepsi pernikahan Lucky dan Ayu.
"Ta-tapi mah...." ingin rasanya Ayu menolak, bukan karena tidak percaya diri bergabung dengan kelompok arisan mama mertuanya, tapi yang di pikiran Ayu saat ini hanyalah suaminya. Takut kalau suaminya pulang, tapi Ayu tidak ada di rumah.
"Gak ada tapi-tapian, mama tuh mau ngenalin kamu sekalian sama temen-temen arisan mama. Kalau kamu takut Lucky gak ngijinin kamu, tenang aja nanti mama yang ngomong sama Lucky."
Ayu menghela nafasnya. Ia tak bisa menolak ajakan mama mertuanya lagi.
"Iya mah. Kalau gitu Ayu siap-siap dulu yah mah."
Panggilan pun berakhir.
Sebelum Ayu beranjak dari tempat duduknya, Ayu pun mengirim pesan kepada suaminya untuk memberitahu sang suami kalau dirinya akan keluar rumah bersama mama Tyas.
Setelah mengirim pesan ke Lucky, Ayu pun beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke kamar untuk mengganti pakaian yang lebih sopan.
✨✨✨
Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam.
Kini Lucky sudah berada di dalam apartemen. Sengaja memang ia pulang jam segitu karena ingin menghindar dari Ayu. Lucky berharap saat dirinya pulang ke apartemen, Ayu sudah terlelap tidur.
Sebenarnya Lucky tidak mau pulang, namun karena mama Tyas sudah memarahi dirinya dan meminta Lucky untuk pulang serta jangan membuat Ayu kecewa, mau tidak mau Lucky pun pulang ke apartemen dengan hati was-was. Was-was takut Ayu tiba-tiba mencium pipinya atau memeluknya lagi.
Sebelum masuk ke dalam kamar, Lucky melangkahkan kakinya menuju dapur untuk minum. Tapi langkah kakinya terhenti saat melihat meja makan yang masih penuh dengan makanan yang Ayu masak tadi.
Lucky menghela nafasnya.
"Ya ampun Ayu, kenapa kamu masak sebanyak ini?" Ucap Lucky. Ada rasa bersalah dalam diri Lucky saat melihat makanan yang Lucky yakini belum tersentuh sama sekali.
Meski merasa bersalah tapi Lucky juga tidak mau menyentuh makanan yang istrinya masak, ia malah terus melangkahkan kakinya masuk ke dapur dan mengambil gelas dan mengisi gelas itu dengan air putih.
Di dalam kamar, Ayu yang baru saja terlelap, harus terbangun karena mendengar suara dari dapur.
Untuk memastikan siapa yang ada di dapur, Ayu pun turun dari tempat tidur dan keluar dari dalam kamar sambil membawa semprotan cabe yang ia ambil dari dalam tas nya untuk berjaga-jaga kalau saja yang ada di dapur itu pencuri.
Dengan langkah mengendap-endap, Ayu berjalan menuju dapur.
BERSAMBUNG...
LIKE
KOMEN
VOTE
HADIAH
🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Miss Typo
kena semprot gk ya Lucky 😁
2023-07-04
0
gia gigin
Semoga Ayu reflek menyemprotkan cabenya ke wajah Lucky 😠
2022-05-24
2
Susillah
smg dgn kebaikan hati dan ketulusan ayu ...lucky sadar
2022-04-27
1