"Anak saya dokter bu,spesialis bedah. Kebetulan kami sekeluarga berprofesi sebagai dokter." Jawab papa Lutfi bangga.
Ibu Endang menganga mendengar pengakuan papa Lutfi tentang profesi mereka. Sekilas nyalinya ciut dan langsung merasa rendah diri. Tapi itu hanya sebentar saja,karena tak lama ibu Endang merasa bahagia karena akhirnya ada juga anaknya yang bisa ia banggakan ke tetangga,yah...walaupun bukan bangga karena pendidikan yang di capai Ayu,setidaknya ia bisa membanggakan Ayu ke tetangga karena menikah dengan seorang dokter.
"Oke pak saya terima lamaran bapak yang mewakili anak bapak untuk Ayu." Jawab ibu Endang mantap.
Gantian,sekarang papa Lutfi lah yang kaget mendengar jawaban ibu Endang yang terdengar lantang.
Gantian,sekarang papa Lutfi lah yang kaget mendengar jawaban ibu Endang yang terdengar lantang.
"Ibu serius? Terus gimana dengan suami ibu? Apa ibu gak mau minta persetujuan dengan suami ibu dulu?" Tanya papa Lutfi.
Ibu Endang menggeleng.
"Suami saya itu urusan saya. Yang penting sekarang,pernikahan Ayu dan putra bapak berjalan lancar."
"Baik lah bu,kalau bu Endang sudah sepakat,jadi langkah kami terasa ringan untuk mempersiapkan pernikahan anak-anak kita." Kata papa Lutfi. Kemudian papa Lutfi menyenggol Lingga untuk memberikan amplop yang berisi uang sebagai ongkos untuk bu Endang dan pak Andar ke kota besar nanti.
Lingga yang mengerti kode yang di berikan papanya pun lantas mengeluarkan amplop itu dari dalam saku jas nya.
"Maaf buk Endang,ini ada sedikit uang sebagai ongkos untuk ibu dan bapak ke kota besar nanti. Kami harap ibu dan bapak bisa secepatnya menyusul ke kota besar." Kata Lingga sambil menyerahkan amplop itu pada ibu Endang.
"Terimakasih. Nanti kalau suami saya sudah pulang dari kota P,kami akan langsung menyusul ke kota besar." Jawab ibu Endang sambil menerima amplop itu dengan senang hati dari tangan Lingga.
"Baiklah bu Endang,kalau begitu kami permisi dulu. Maaf tidak bisa berlama-lama,karena kami juga harus mempersiapkan pernikahan Lucky dan Ayu."
"Iya pak. Saya paham. Saya juga minta maaf,karena tidak bisa membantu mempersiapkan pesta pernikahan anak-anak kita." Balas ibu Endang.
Setelah berpamitan,papa Lutfi dan Lingga pun keluar dari dalam rumah orangtua Ayu. Sedangkan ibu Endang,setelah mobil papa Lutfi pergi dari depan rumahnya,ibu Endang pun masuk kembali ke dalam rumah dan membuka isi amplop yang diberikan calon besannya yang katanya untuk ongkos.
Mata ibu Endang membelalak saat melihat jumlah uang yang di berikan calon besannya. Karena ternyata papa Lutfi memberikan ongkos untuk ibu Endang dan pak Andar ke kota besar,lima puluh juta rupiah.
"Woalah...pantes amplopnya gede. Isinya juga banyak banget ternyata." Gumam ibu Endang.
Bu Endang tidak tau saja,kalau uang lima puluh juta itu di berikan papa Lutfi selain untuk ongkos tapi juga sebagai rasa terimakasih karena Ayu sudah mau menikah dengan anaknya yang seorang penyuka sesama jenis.
✨✨✨
Dua minggu kemudian.
Hari ini adalah hari paling bersejarah untuk hidup Ayu dan Lucky,karena hari ini adalah hari pernikahan mereka.
Setelah acara pengucapan janji suci selesai,Lucky dan Ayu pun kembali ke dalam kamar hotel untuk mereka beristirahat sambil menunggu waktu resepsi yang akan di adakan pukul tujuh malam nanti.
Ceklek. Lucky membuka pintu kamar hotel,kemudian masuk ke dalam kamar diikuti Ayu dari belakang.
Begitu masuk ke dalam kamar, Lucky langsung berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Sedangkan Ayu,ia duduk di kursi depan meja rias untuk membersihkan sisa make up nya.
Tak ada suara yang keluar baik dari Lucky ataupun Ayu mulai selesai pengucapan janji suci sampai mereka berada dalam kamar hotel. Mungkin Lucky malu,begitu lah pikir Ayu. Padahal kenyataannya sejak pengucapan janji suci sampai mereka berada dalam kamar,isi kepala Lucky hanya memikirkan Billy,kekasihnya.
Setelah setengah jam berada di dalam kamar mandi, Lucky pun keluar dari dalam kamar mandi hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya.
Ceklek. Lucky membuka pintu kamar mandi.
Mendengar pintu kamar mandi terbuka,sontak mata Ayu mengarah ke arah pintu kamar mandi.
Mata Ayu langsung membulat sempurna saat melihat penampakan Lucky yang hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya,sehingga mempertontonkan roti sobeknya serta air yang menetes dari rambutnya yang basah menambah kesan seksi di mata Ayu.
Melihat penampakan yang belum pernah ia lihat,Ayu menelan slivanya susah payah karena saat menjalin hubungan dengan Farel,mereka tidak pernah berbuat yang macam-macam. Mereka berpacaran sehat,mungkin itu yang membuat Farel berselingkuh dari Ayu dan sampai menghamili wanita selingkuhannya.
"Kamu gak mau mandi?" Pertanyaan Lucky menyadarkan Ayu dari lamunannya karena ulah roti sobek Lucky.
"Ah...iya mas." Ayu pun cepat-cepat berdiri dari tempat duduknya,namun saat Ayu hendak berdiri kakinya malah tersandung kaki meja. Dan...
Hap. Dengan sigap Lucky menangkap tubuh Ayu yang hampir terjatuh.
Tapi sayangnya,kesigapannya dalam menangkap Ayu,malah membuat handuk yang melilit di pinggangnya melorot.
Merasakan handuknya melorot,refleks tangan Lucky melepas tubuh Ayu sehingga membuat Ayu jatuh tepat di atas handuk Lucky yang melorot dan kepala Ayu tepat menghadap rudal milik Lucky.
"Aaaarrrghh.." bukan Ayu yang berteriak,ini malah Lucky yang berteriak saat melihat Ayu jatuh tepat di bawah rudalnya.
Refleks Lucky langsung menutupi rudalnya dengan dua tangannya dan berjalan ke arah tempat tidur dan mengambil bantal untuk mengganti tangannya menutupi rudalnya.
Sedangkan reaksi Ayu bukannya kesakitan karena kepalanya terbentur lantai,ini Ayu malah menganga melihat penampakan rudal milik Lucky yang kini sudah sah menjadi suaminya. Entah memang karena ia kaget melihat penampakan rudal Lucky atau karena Ayu sudah geger otak karena kepalanya terbentur lantai,akh..entah lah.
"Ka..kamu gak pa-pa Yu?" Tanya Lucky dari jarak yang lumayan jauh dari posisi Ayu dan dengan suara gemetar seperti anak perawan yang hampir di nodai.
"Aaauuw.." ringis Ayu sambil berusaha mendudukkan dirinya.
"Kepala mu baik-baik aja kan?" Tanya Lucky yang masih enggan mendekati Ayu untuk mengecek kondisi Ayu.
Ayu hanya menjawab dengan anggukkan kepala. Ia pun memegang meja rias untuk membantunya berdiri.
Dengan kepala yang masih sakit,Ayu berjalan menuju kamar mandi.
Braak. Ayu membanting pintu kamar mandi dengan sangat keras.
Setelah Ayu masuk ke dalam kamar mandi, Lucky pun bernafas lega. Bukannya merasa bersalah karena tidak menolong Ayu berdiri dan malah mengutamakan menyembunyikan rudalnya.
BERSAMBUNG...
LIKE
KOMEN
VOTE
HADIAH
🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Dewi Anjasmaraa
keluarga dokter mobil nyater..
2024-06-26
0
ummi rama
haduuuuch nsib py suami belok... /Grin/
2024-03-27
1
Elisanoor
🤣🤣🤣
2024-02-07
1