Dengan bantuan sang pengacara,akhirnya masalah Adam dengan wanita si kupu-kupu malam itu pun selesai. Tapi bukan Adam namanya kalau mengenal kapok. Setelah keluar dari jeruji besi,bukannya bertobat,Adam malah kembali berulah padahal Adam baru seminggu keluar dari jeruji besi.
Adam harus kembali berurusan dengan pihak yang berwajib karena kedapatan berjudi online. Lagi dan lagi,orangtua Ayu harus merogoh kocek mereka hanya untuk menyewa jasa pengacara agar bisa membebaskan Adam.
Setelah Adam bebas,ternyata masalah tidak sampai di situ saja. Karena Adam sudah dua kali terjerat masalah hukum,Adam harus di keluarkan dari kampus. Dan itu membuat hati orangtua Ayu hancur,pasalnya hanya Adam lah tempat mereka menggantungkan harga diri mereka di mata tetangga. Tapi sayangnya Adam sama sekali tidak peduli dengan kehancuran hati orangtuanya. Hampir dua bulan orangtua Ayu berada di kota besar,tapi selama itu juga Adam masih tidak merubah perilaku buruknya. Dan itu membuat orangtua Ayu menyerah dengan hidup Adam. Orangtua Ayu pun kembali ke kota M,dengan hati yang hancur dan yang pastinya malu terhadap tetangga,walaupun sebenarnya tetangga tidak tahu alasan orangtua Ayu berlama-lama di kota besar.
Kembali lagi pada papa Lutfi, abang Lingga, dan ibu Endang. Kini mereka sudah berada di ruang tamu rumah orangtua Ayu.
"Silahkan duduk pak." Kata ibu Endang pada papa Lutfi dan Lingga.
"Iya. Terimakasih bu." Balas papa Lutfi dan Lingga. Mereka pun mendudukkan bokong mereka di sofa.
Sedangkan ibu Endang pergi ke dapur membuat minuman untuk papa Lutfi dan Lingga.
Tak lama ibu Endang keluar dari dalam dapur dengan membawa nampan yang berisi es teh pesanan Lingga dan juga beberapa cemilan.
"Silahkan di minum pak." Kata ibu Endang sambil meletakkan dua gelas es teh dan cemilan di meja.
"Terimakasih bu." Jawab Lingga.
Setelah meletakkan minuman dan cemilan itu,ibu Endang pun duduk di sofa yang berhadapan dengan papa Lutfi dan Lingga.
"Jadi gini bu Endang,kedatangan saya dan putra saya kesini terkait dengan putri bu Endang yang bernama Ayu." Papa Lutfi membuka suaranya setelah melihat calon besannya duduk di sofa.
"Terkait Ayu? Memangnya Ayu kenapa?" Tanya ibu Endang was-was.
"Begini,jadi kedatangan kami kesini ingin melamar nak Ayu secara resmi." Kata papa Lutfi lagi tanpa berbasa-basi.
Jelas saja perkataan papa Lutfi membuat ibu Endang menganga. Bagaimana tidak menganga,karena putri sulungnya sebentar lagi akan menikah dengan Farel,laki-laki yang sudah tiga tahun berpacaran dengan Ayu.
"Me...melamar?" Tanya ibu Endang terbata-bata karena masih tidak percaya dengan yang barusan ia dengar.
"Iya bu. Jadi anak saya dan nak Ayu sebenarnya sudah setahun menjalin hubungan. Ibu kan lihat,saya sudah tua,saya tidak tau kapan ajal menjemput saya,jadi sebelum saya meninggal,saya ingin melihat putra bungsu saya menikah." Jawab papa Lutfi menjelaskan.
"Tunggu..tunggu pak. Tadi bapak bilang Ayu dan anak bapak berpacaran sudah setahun,apa tidak salah? Karena setau saya,pacar nya Ayu itu nak Farel dan sebentar lagi mereka juga akan menikah."
"Memangnya Ayu tidak bilang sama bu Endang kalau tunangannya nak Ayu selingkuh dan menghamili selingkuhannya?"
"Apa?!?!!!" Sontak ibu Endang terkaget-kaget mendengar perkataan papa Lutfi.
"Dan ternyata juga,nak Ayu dan anak saya menjalin hubungan spesial walaupun anak saya tau kalau nak Ayu sudah memiliki kekasih." Kata papa Lutfi lagi.
"Yah...semacam hubungan tanpa status atau hubungan teman tapi mesra begitu lah buk kira-kira." Timpal Lingga.
"Sebenarnya anak saya sudah menyerah dan mengikhlaskan nak Ayu menikah dengan kekasihnya,tapi saat mendengar tunangan nak Ayu berkhianat dan menghamili perempuan lain,jadi anak saya kembali maju untuk mendapatkan nak Ayu. Maka dari itu sekarang saya dan anak saya berada disini." Kata papa Lutfi lagi.
Ibu Endang tak bisa berkata apa-apa,ia masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Matanya pun tak henti memandang Lingga,yang ia pikir Lingga lah anak papa Lutfi yang akan menikah dengan Ayu menggantikan Farel.
"Maaf nak Lingga,apa boleh saya tau seberapa dalam perasaan nak Lingga untuk Ayu.?" Tanya ibu Endang pada Lingga.
Sontak pertanyaan ibu Endang membuat Lingga ternganga-nganga.
"Maaf bu,bukan saya tapi adik saya namanya Lucky." Jawab Lingga meluruskan kesalahpahaman yang ada sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ya ampun...maaf bu,karena kata-kata saya yang kurang jelas,ibu Endang jadi salah paham. Bukan anak saya yang ini buk,kalau anak saya ini dia sudah menikah. Tapi anak saya yang bungsu lah yang saya wakilkan untuk melamar putri ibu." Kata papa Lutfi ikut meluruskan kesalahpahaman.
"Oh...saya pikir tadi nak Lingga. Kenapa bukan anak bungsu bapak yang datang kesini langsung?"
"Kebetulan istri saya sedang masuk rumah sakit sekarang bu,kebetulan Lucky lah yang paling dekat dengan mamanya dan mamanya juga hanya mau Lucky yang menjaganya." Jawab papa Lutfi.
"Oh.."
"Jadi gimana buk? Apa ibu menerima lamaran kami untuk putri ibu?"
"Maaf pak,itu saya tidak bisa saya jawab langsung. Biar saya tanyakan dulu dengan suami saya dan juga dengan Ayu."
"Sebenarnya sebelum kami kesini,kami sudah bertanya lebih dulu dengan Ayu dan Ayi setuju dan Ayu meminta kami untuk menanyakan hal ini pada orangtuanya,itu lah alasan kami berada disini. Kalau ibu tidak percaya,ibu bisa menghubungi nak Ayu."
"Kalau gitu biar saya hubungi Ayu dan suami saya dulu pak. Karena kebetulan suami saya tidak ada disini. Suami saya sedang di kota P,menyusul anak saya yang kembali berbuat onar." Kata ibu Endang.
Setelah sebulan pak Andar dan bu Endang pulang ke kota M,Adam pun ikut pergi dari kota besar tapi tujuannya bukan lah kampung halamannya melainkan pergi ke kota P, tujuan Adam ke kota P adalah untuk mencari kerja. Tapi baru beberapa bulan bekerja sekarang Adam harus berurusan dengan polisi setempat karena kasus perkelahian di tempat kerja. Lagi dan lagi,pak Andar harus mengeluarkan uang hasil dari dua toko sembakonya untuk anak bungsunya itu.
"Oh...silahkan buk." Papa Lutfi mempersilahkan ibu Endang menghubungi pak Andar dan Ayu.
Ibu Endang pun mengambil hp nya dan orang pertama yang ia hubungi adalah Ayu. Untung saja sebelumnya Ayu sudah di briefing dulu oleh mama Tyas,kalau tidak kedatangan papa Lutfi dan Lingga ke kota M sia-sia.
Setelah menghubungi Ayu,ibu Endang pun menghubungi pak Andar,tapi karena jaringan di kota P tidak bagus,jadi ibu Endang mengalami kesulitan untuk menghubungi suaminya.
"Maaf pak,berhubung suami saya tidak bisa di hubungi,apa bisa lamaran bapak ini saya jawab setelah suami saya pulang dari kota P?"
Papa Lutfi menggeleng.
"Maaf buk,bukan tidak bisa,hanya saja...."
"Hanya saja kenapa pak?"
"Hanya saja,pernikahan akan segera di langsungkan dua minggu lagi."
"Loh kok gitu? Sebenarnya ini ada apa sih pak? Kenapa kesannya terburu-buru sekali?"
"Maaf buk,ini semua kemauan istri saya. Kesehatan istri saya menurun,jadi istri saya ingin pernikahan Lucky dan Ayu secepatnya di laksanakan. Sekaligus agar tidak membuat keluarga ibu malu,karena tetangga ibu pasti sudah tau kalau Ayu sebentar lagi menikah."
Ibu Endang mengkerutkan keningnya nampak memikirkan kata-kata papa Lutfi.
"Iya juga yah." Lirih ibu Endang pelan.
"Tapi pak kalau boleh tau apa pekerjaan anak bapak itu?"
BERSAMBUNG...
LIKE
KOMEN
VOTE
HADIAH
🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Nic
dokter bu, aman
2022-06-22
1
Mariyati Pasaribu
bu endang bijaksanya
2022-06-17
0
EndRu
mbayangin ntar klo Ayu udah nikah sama lucky yang kelainan
2022-06-05
0