Rifal masih sibuk memperhatikan wajah Valen malam ini, ternyata Valen sangat cantik diperhatikan dengan jarak sedekat ini.
Rifal menyungkirkan senyum diwajahnya, kali ini senyuman yang dia paparkan sangat ikhlas terlihat dari cara dia memandang Valen yang sedang tertidur dengan senyuman miliknya.
Andai saja Valen melihat senyuman ikhlas Rifal malam ini, tanpa embel-embel mengejeknya mungkin saja Valen semakin susah melupakan sosok Rifal.
Rifal mulai menggendong tubuh Valen. Valen sempat mengeliat namun itu tidak lama karna Rifal langsung mengusap rambutnya membuat Valen tertidur kembali.
Rifal menaiki anak tangga untuk segera ke kamarnya, dia juga letih dia ingin langsung tidur dan istirahat. Karna besok dia masih mempunyai pekerjaan yang sangat penting untuk dia selesai 'kan.
Dia membaringkan tubuh Valen di kamarnya. Dia memakaian Valen selimut hingga batas leher perempuan itu.
Rifal membuka setelah jasnya, dia melepaskan seluruh pakaiannya untuk segera mandi karna dia merasakan kegerahan. Dia tidak akan nyenyak tidur jika dia tidak mandi habis pulang kerja.
Rifal langsung masuk kedalam kamar mandi, untuk segera mandir.
Sekitar 20 menit membasuhi tubuhnya, Rifal keluar dari kamar mandi hanya menggunakan celana sampai lutut. Dia tidak mengunakan baju karna setiap dia tidur dia selalu membuka bajunya.
Cup
Satu ciuman singkat mendarat di kening milik Valen, terlihat jika ciuman yang diberikan oleh Rifal untuk Valen sangat tulus.
Rifal mematikan lampu kamarnya, hanya menyisakan lampu tidur saja. Dia membaringkan tubuhnya didekat Valen.
Tangannya bergerak memeluk Valen seperti bantal guling. Dia memejamkan matanya dan juga ikut terlelap karna kecapean.
***
Pagi-pagi seperti ini Rara sudah sibuk di dapur untuk membuat sarapan bersama dengan art dirumahnya. Bisa saja art yang membuat sarapan pagi ini namun Rara tetap ngotot untuk membantu karna memasak merupakan kewajibannya sebagai seorang istri. Meski dia tidak terlalu tau urusan dapur namun setidaknya dia bisa membantu sedikit art di rumahannya urusan dapur.
Tadi malam Nathan memutuskan untuk tinggal di rumah Frezan bersama dengan Farel.
Pukul tujuh pagi, sarapan di meja makan sudah siap. Terlihat sosok Frezan menuruni anak tangga menggunakan setelah jas kantor yang sangat pas untuk tubuhnya yang tegap seperti seorang atletis. Tubuhnya yang besar tinggi membuat Rara semakin memuja suaminya yang tampan itu.
"Selamat pagi, wife," bisik Frezan membuat bulu kuduk Rara meremang, dan jangan lupakan pipinya memerah seperti kepiting rebus.
Frezan menyungkirkan senyum tipisnya melihat tingkah Rara yang tidak berubah sama sekali. Mereka sudah di karunia dua anak namun sifat malu Rara saat Frezan mengucapakan kata-kata membuat Rara seperti anak kecil saja.
Frezan menggeser kursinya untuk segera duduk. Rara mulai memberikan nasi goreng didalam piring Frezan serta telur goreng kesukaan Frezan.
"Balasannya mana, Ra?" tanya Frezan membuat tangan Rara yang ingin memberikan susu di dekat Frezan terhenti karna perkataan Frezan.
Frezan menaikkan alisnya sebelah membuat Rara jadi gelagapan, serta malu kepada Frezan.
"Aku minta balasan, bukan minta sifat salting kamu," kata Frezan memasukkan nasi goreng kedalam mulutnya.
"Pagi juga, kak Eza," kata Rara membuat tangan Frezan bergerak mengacak-acak rambut istri kecilnya itu.
Frezan melanjutkan makannya, dia tidak menunggu Nathan dan juga Farel untuk sarapan pagi bersama. Karna dia buru-buru untuk segera ke kantor sedangkan Nathan dan juga Farel belum menampakkan batang hidungnya untuk turun sarapan pagi.
Selesai sarapan pagi, Rara mengantar Frezan sampai pintu utama pagi ini. Karna Frezan akan ke kantor pagi ini bersama dengan sopir.
"Kak Eza hati-hati, yah," kata Rara dengan menyalami tangan Frezan dengan penuh kasih sayang.
Frezan mengangguk mengiyakan ucapan Rara," Kamu juga. Kalau butuh sesuatu telfon aku sama Nathan," kata Frezan dan dibalas anggukan kepala oleh Rara.
Cup
Rara memejamkan matanya, membiarkan Frezan mencium keningnya dengan penuh kasih sayang.
Cup
Rara tersentak kaget karena tiba-tiba saja Frezan mencium bibirnya. Frezan melepaskan ciumannya lalu menatap wajah Rara yang sangat canduh, sosok gadis yang sangat dia cintai.
"Aku duluan," kata Frezan dan dibalas anggukan kepala oleh Rara.
Rara menutup pintu utama, tindakan yang selalu diberikan Frezan kepada Rara selalu membuat jantungnya dag-dig-dug.
Rara membalikkan badannya dan jantunganya kembali berdetak kencang saat melihat ada sosok Farel dibelakangnya yang entah sejak kapan anak itu dibelakang.
Rara meneguk salivanya susah payah, apa anak kecil itu melihat dirinya berciuman dengan Frezan? Oh tidak, Farel masih anak kecil tidak selayaknya dia melihat adegan seperti itu meski tanpa sengaja dia melihat.
Rara menundukkan tubuhnya, untuk mensejajarkan tingginya dengan Farel.
"Kamu sejak kapan disini?" Tanya Rara mencium pipi milik Farel.
"Dari tadi," jawab anak itu dengan jujur membuat Rara tersenyum kwcut.
"Farel nggak pernah dicium disini," kata anak itu menunjuk bibirnya," bang Eza kalau nyium Farel selalu disini," tunjuknya lagi pada pipihnya membuat Rara meneguk salivanya.
"Farel.... Kak Eza nyium kamu di disini karna kamu adiknya." Rara mulai menjelaskan kepada Farel dengan menunjuk pipih anak itu.
"Tapi kenapa Bang Eza nyium tante Rara disini?" tanya anak itu lagi menunjuk bibir Rara dengan nada bicara yang kepo.
Rara tersenyum kikuk," karna Tante Rara orang yang di sayang sama kak Eza," jawab Rara dan dibalas anggukan kepala kecil oleh Farel.
"Jadi, kalau Farel udah sayang sama orang. Farel bakalan cium dia disini." Tunjuk Farel kepada bibirnya sendiri.
Tanpa menunggu lama, Rara langsung mengangguk mengiyakan ucapan Farel. Dia tidak ingin anak itu bertanya lebih jauh lagi.
"Kamu udah sarapan?" tanya Rara dan dibalas gelengan kepala oleh Farel.
"Yaudah, kita sarapan," kata Rara menggandeng tangan mungil anak itu untuk segera ke meja makan untuk sarapan.
Sementara Nathan sudah rapi dengan setelan jas putihnya, serta wajahnya yang tampan. Tak dipungkiri jika keturunan Alex semuanya tampan. Contohnya saja Nathan dan juga Frezan mempunyai ketampanan yang mampu menghipnotis kaum hawa, mempunyai daya tarik tersendiri.
Dan satu lagi anak bungsu Alex, yaitu Farel. Yang pastinya tak kalah tampanya dengan kedua saudaranya. Rara yakin jika Farel dewasa dia akan menjadi anak yang tampan seperti Frezan dan Nathan.
Rara mulai memberikan nasi goreng dan ayam dipiring Farel.
"Makanan untuk Hasya dan Tegar udah ada?" tanya Rara kepada art dirumahnya.
"Udah, siap non," kata bibi.
Rara beranjak dari kursinya, untuk naik ke ata kamar memberikan Tegar dan Hasya sarapan. Dia membawa bubur ayam dan juga susu putih untuk kedua anaknya itu.
Nathan menyungkirkan senyum, dia mengingat pagi ini dia ada jadwal bersama dengan Valen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 340 Episodes
Comments
Alfa Riyansah
bgs
2022-12-07
0
dianelischaa94_
Bingung deng..
Waktu kuliah, Frezan kan kuliahnya Kedokteran tu. tapi skarang jadinya kerja kantoran apa gimana?
Dan lagi Rara, kuliah kedokteran tapi cuma jadi Wanita rumahan aja.
Iya thor?
2021-11-23
3
ISMA INA
semangat Thor 💪☺️❤️😘
2021-11-09
0