Sudah hampir satu jam Farel menghabiskan waktunya bermain basket seorang diri, sementara Hasya dan Tegar sudah dibawa oleh salah satu asisten mereka di rumah yang bertugas memandikan Tegar dan juga Hasya kalau Rara tidak sempat memandikan kedua anaknya itu.
"Farel!" panggil Rara kepada iparnya itu. entah mengapa Farel sangat suka memanggil Rara dengan sebutan Tante padahal Rara adalah kakak iparnya. Mungkin karna dia masih kecil jadi dia tidak tau apa-apa.
Farel mengambil bola basketnya yang menggelinding, dia mengambilnya dan menggendongnya menuju tempat Rara, karna Rara sedang duduk dikursi bercat putih sembari melihatnya bermain bola basket.
kepandaian Farel bermain basket didapatkan dari sosok Nathan, kalian tau 'kan jika Nathan pas masa SMA menjadi ketua tim basket SMA Garuda.
Farel langsung duduk didekat Rara dengan bola basket masih setia dia peluk," kenapa Tante, Rara?" tanya anak itu duduk di dekat Rara.
Rara tidak mempermasalahkan jika Farel memanggilnya Tante.
Rara tersenyum melihat Farel, dia mencubit pipi anak tampan itu."Kamu mirip sama kak Eza," kata Rara santai kepada Farel," tapi tingkah kamu kayak kak Nathan," sambungnya dengan senyuman kecil.
"Bang Eza sama bang Nathan 'kan Abangnya Farel. Jadi udah pasti Farel tampan, apa lagi papah juga ganteng," kata Farel dan dibalas anggukan kepala oleh Rara.
"Farel boleh peluk tante Rara, nggak?" tanya anak itu tiba-tiba membuat ibu dua anak itu menyeritkan alisnya heran dengan nada bicara Farel yang tiba-tiba berubah menjadi senduh.
Rara pada akhirnya hanya mengangguk mengiyakan ucapan Farel. Farel langsung memeluk Rara dengan begitu erat.
"Farel kangen sama Mamih," kata anak itu didalam pelukan Rara membuat Rara terdiam.
Seorang anak yang dipisahkan sama orang tuanya sudah pasti akan merasakan kerinduan. Anak itu belum satu hari berada di Jakarta dia sudah merindukan sosok Reta sebagai mamahnya.
Jika seperti ini, apakah Frezan dan Nathan akan tetap memisahkan Farel dari Reta? Kalian bisa lihat sendirikan bagaimana sosok Farel merindukan Reta padahal dia belum seharian di Jakarta.
Meski Reta mempunyai masa lalu yang kelam, tapi dia sudah berhasil menjadi seorang ibu yang baik untuk Farel, karna dia begitu menyayangi anaknya.
"Kamu mau nggak kita telfon mamih Reta?" tanya Rara diselah-selah pelukannya bersama dengan Farel.
Farel langsung menggelengkan kepalanya kuat, tanpa melepaskan pelukannya dari Rara.
"Kata bang Nathan, nggak boleh telfonan sama Mamih kalau udah di Jakarta," kata Farel mengingat percakapannya dengan Nathan saat di mobil," kata bang Nathan, supaya satu minggu di Jakarta tanpa gangguan," sambungnya.
Rara hanya mendengarkan apa yang dikatakan oleh Farel, karna dia tidak tau apa alasan Nathan mengatakan seperti itu pada Farel. Melarang Farel berkomunikasi dengan Reta selama dia di Jakarta.
Apa ini rencana Nathan untuk membiasakan Farel tanpa Reta? Tapi Rara rasa Farel tidak akan bisa jauh dari Reta terlihat dari nada bicara anak itu yang sangat menyangi sosok Reta.
"Tapi 'kan bang Nathan nggak ada disini," kata Rara kepada Farel," jadi, kita bisa telfon mamih Reta kalau kamu rindu," sambungnya membuat Farel melepaskan pelukannya dari Rara lalu menggelengkan kepalanya kuat.
"Farel nggak mau ingkar janji sama bang Nathan. Farel udah janji sama bang Nathan. Kalau Farel ingkar janji entar bang Nathan ngambek sama Farel dan nggak mau omong Farel lagi," kata Farel dengan cepat kepada Rara membuat Rara menyungkirkan senyumnya.
Ternyata, Farel sosok anak kecil yang sudah paham akan janji. Semogah saat dewasa anak itu bisa menjadi pribadi seperti Frezan dan Nathan. Baiknya di ambil buruknya dijadikan pelajaran dalam hidup.
Tanpa mereka berdua sadari, sosok Frezan dan Nathan memperhatikan mereka sembari bersedekap dada memperhatikan Rara dan juga Farel.
Frezan dan Nathan sudah mendengarkan semua percakapan Rara dan juga Farel. Nathan hanya menyungkirkan senyum tipisnya, rupanya adiknya itu tidak ingkar janji meski dia masih kecil dia sudah bisa menepati janjinya.
"Lo yakin bisa pisahin Farel sama Reta?" Tanya Frezan Nathan tanpa mengalihkan pandangannya melihat istrinya dan juga adiknya bercanda riah tanpa mereka berdua sadari jika sedang diperhatikan.
"Lo bisa dengar sendirikan dari mulut Farel kalau dia udah kangen sama Reta. Belum sehari dia disini, dia sudah rindu sama Reta," sambungnya membuat Nathan melirik Frezan sejenak lalu kembali fokus kedepan, memperhatikan Farel dan Rara.
"Gue 'kan udah bilang didalam tadi," kata Nathan.
Kedua pria beda ibu itu saling bertatapan," Reta yang bakalan ninggalin Farel, bukan Farel yang ninggalin Reta," sambungnya dengan senyuman misterius di wajah Nathan.
Tidak ada yang tau, apa yang direncanakan anak kedua Alex itu.
***
Malam haripun tiba, dimana Valen hanya mondar-mandir saat jni, bagaimana tidak jika sudah pukul 11 malam, Rifal belum juga pulang membuat Valen sedikit Khawatir dengan cowok itu.
"Rifal kemana sih!" Valen sudah mulai kesal karna Rifal tak kunjung pulang. Entah mengapa Valen ingin sekali menunggu Rifal pulang. Dia bisa saja 'kan pergi tidur tanpa menunggu Rifal balik.
"Mana ada sih orang kerja belum pulang jam segini!" Valen mulai mengoceh mondar-mandir didepan pintu siapa tau ada yang mengetuk pintu dan dia berharap dia adalah sosok Rifal.
Valen menutup mulutnya karna dia sudah mulai menguap, menandakan dia sudah ingin tidur. Apa lagi dia sedang letih bekerja dirumah sakit seharian. Apa lagi besok pagi dia akan meninjau perkembangan Adelia karna yang menangani Adelia sekarang adalah Nathan, dan Valen sebagai asisten Nathan untuk meninjau Adelia besok.
Valen duduk dikursi sofa, matanya dia pejamkan dan tanpa aba-aba dia langsung tertidur karna dia juga kecapean. Kepalanya dia sandarkan ditangan kursi sofa. Terlihat dari raut wajah perempuan itu jika dia sedang letih.
Satu jam tidurnya Valen, seseorang membuka pintu utama dengan setelah jas kantor masih setia melekat ditubuhnya.
Dia berjalan untuk segera masuk dan dia langsung disuguhkan wajah Valen yang tertidur nyenyak dikursi sofa.
Rifal melihat jam dipergelangan tangannya, sudah pukul dua belas malam dia baru pulang karna ada sedikit masalah di kantornya, dan untungnya Rifal bisa menyelesaikannya malam ini sehingga dia pulang larut malam.
Dia berjalan di sofa tempat Valen tertidur. Dia berjongkok sehingga lututnya menempel dilantai. Dia menyungkirkan senyum tipisnya melihat wajah Valen yang tenang serta wajahnya yang cantik malam ini. Dari jarak dekat Rifal bisa memperhatikan wajah cantik milik seseorang yang sudah bertahun-tahun tinggal bersamanya.
Rifal menyelipkan anak rambut Valen di telinganya.
Cup
Satu ciuman mendarat di bibir mungil milik Valen, dia tidak terganggu dengan ciuman yang diberikan oleh Rifal karna dia tidak bergeming sedikitpun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 340 Episodes
Comments
angela della
kk Rara SM frezan bkin crta sndri dong
2022-01-16
0
AIMGIACINTA
Rifal bikin baper mulu aaaaa~~
2021-11-09
0
ISMA INA
semangat Thor♥️
2021-11-08
0