Frezan dan Rara sedang berada di ambang pintu saat meliFrezanhat mobil hitam telah memasuki pekarangan rumah mereka. Nathan turun bersama dengan Farel sembari berpegangan tangan.
Tak dipungkiri kedua laki-laki itu sangat tampan, sudah jelas bukan jika Alex mempunyai bibit unggul.
"Bang Eza!" Farel langsung berteriak dan langsung memeluk Frezan yang merentangkan tangannya untuk menyambut adik bungsunya itu.
Sosok anak dari Reta dan juga Alex, yang tak lain dan tak bukan adalah sosok wanita masa lalu seorang Frezan saat itu.
Frezan menumpukan kakinya dibawah agar bisa menyamai tingginya dengan Farel.
"Hasya sama Tegar mana?" Tanya Farel dalam pelukan Frezan.
"Diatas kamar," jawab Frezan sekenanya membuat Farel mengerucutkan bibirnya.
Farel mengerucutkan bibirnya karna sosok Frezan dan Nathan memiliki sikap bedah jauh. Nathan bisa menampakkan jika dia menyangi Farel dengan tindakannya dan nada bicaranya kepada Farel.
Sedangkan Frezan dia tidak menampakkanya karna dia mempunyai cara sendiri untuk menyayangi sosok Farel.
"Bang Eza beda banget sih sama Bang Nathan," kata Farel dengan nada merajut kepada Frezan.
"Karna Abang Eza sama Nathan itu beda," jawab Frezan membuat Nathan menggelengkan kepalanya.
"Yaudah....Yuk Farel kita temuin Hasya sama Tegar," ajak Rara menggandeng tangan Farel untuk masuk kedalam rumah.
Farel mengangguk mengiyakan ucapan Rara dengan senyuman mengambang diwajahnya.
Rara menggandeng tangan Farel untuk naik ke atas lantai dua menemui Hasya dan juga Tegar. Rara tidak tau apakah kedua anaknya itu masih tidur atau sudah bangun.
Ceklek
Rara membuka pintu kamarnya, dia sudah melihat kedua anaknya sudah bangun dan bermain di atas kamar berdua membuat Rara buru-buru menghampiri kedua anaknya itu.
Untung saja kedua anaknya itu tidak jatuh dari kamar. Farel langsung berlari untuk segera memeluk Tegar dan juga Hasya. Tak lupa pula bola basketnya yang selalu dia bawah.
"Cantik banget, Hasya!" kata Farel menoel pipih milik Hasya dan juga Tegar dengan gemas.
"Farel, kamu duduk dulu yah. Tante Rara bakalan mandi Hasya dan juga Tegar," kata Rara kepada Farel sembari membuka baju kedua anaknya itu.
"Iya," jawab Farel dengan semangat empat lima. Habis mandi dia akan mengajak Hasya dan juga Tegar bermain bersamanya.
Rara langsung membawa Hasya dan juga Tegar kedalam kamar mandi untuk memandikan kedua anaknya itu .
Sementara Frezan dan Nathan berada di ruangan tamu. Sepertinya kedua pria dewasa itu berbicara serius.
"Alasan papah tidak ingin kesini apa?" Tanya Frezan kepada Nathan yang sedang meminum es jeruk yang dibawakan oleh art dirumahnya.
"Katanya dia mau habisin waktunya di rumah dia," kata Nathan kepada Frezan.
"Lo nggak tau Za, tingkah Reta selama papah sakit," kata Nathan lagi membuat Frezan menyeritkan alisnya.
"Maksud lo," kata Frezan yang tidak mengerti dengan ucapan Nathan kepadanya.
"Selama papah sakit, Reta selalu keluar negeri," kata Nathan menjedah perkataannya," entah apa yang dia urus," sambungnya dengan nada suara berat.
"Mungkin dia siapin pengganti papah," kata Frezan tersenyum miring membuat Nathan bergedik ngeri melihat senyuman dari saudaranya itu.
"Kalau itu terjadi, gue bakalan bawa Farel dari Reta," kata Nathan membuat Nathan menatapnya.
"Kita ambil hak asuh Farel," Nathan dan Frezan berbicara hampir bersamaan dengan kata yang sama.
"Sepertinya hal ini agak sulit," ucap Nathan saat mengingat kejadian dimana Farel ingin pamit kepada Reta antara ingin meninggalkan orang tuanya dan tidak.
"Karna Farel nggak bisa terlalu lama jauh dari Reta. Gue bisa lihat dari pandangan mata Farel tadi ke Reta saat pamit."
Huft
Helaan nafas Berat keluar dari mulut Frezan," kalau Farel yang nggak bisa lepas dari Reta kita nggak bisa bawa Farel pergi dari Reta," kata Frezan," kalau kita paksa bisa-bisa Farel benci gue sama lo."
"Tapi kalau Reta yang ninggalin Farel itu bagus. Bukan kita yang di benci Farel tapi Reta," sambungnya dengan wajah dinginya.
"Sepertinya Reta juga nggak bakalan ninggalin Farel, gue bisa lihat di mata Reta kalau dia sayang sama Farel," timpal Nathan membuat Frezan menatap saudara yang beda ibu denganya itu.
"Gue nggak yakin kalau Reta bisa didik Farel dengan baik," kata Nathan lagi dan dibalas anggukan kepala oleh Frezan.
"Kita lihat aja nanti, sampai mana kita bisa usaha," kata Frezan dan di balas anggukan kepala oleh Nathan.
***
Pukul empat sore Lea dan Valen telah selesai dengan tugasnya masing-masing. Mereka berdua berjalan untuk segera pulang ke apartemen yang dimana perjalanannya menyita banyak waktu.
Valen menyeritkan alisnya saat melihat sopir pribadi Rifal berada di depan gerbang rumah sakit. Sopir pribadi Rifal dengan cepat menghampiri Valen yang masih menggunakan jas berwarna putih serta Lea yang masih mengenakan almamaternya.
"Kenapa pak?" tanya Valen kepada sopir yang sedang menghampirinya.
"Tuan Rifal menyuruh saya buat menjemput nyonya Valen," kata sopir itu membuat Lea dan juga Valen saling berpandangan.
Bukannya Valen di hukum tinggal di apartemen selama satu minggu lamanya yang jaraknya berjauhan dengan rumah sakit tempat Valen bekerja?
"Tuan Rifal udqh nyuruh nona Valen balik ke rumah utama," kata sopir itu lagi.
"Tap-." Belum sempat Valen menyelesaikan perkataannya handponenya bunyi menandakan adanya pesan masuk.
"Nggak usah banyak tanya kalau sopir jemput lo! Kalau lo banyak tanya hukuman lo berlanjut sampai dua bulan."
Valen menghentakkan kakinya saat membaca pesan dari Rifal yang penuh dengan ancamannya.
"Yaudah kalau gitu kita pulang," kata Valen memasukan handponenya kedalam tasnya.
Valen menggandeng tangan Lea untuk segera masuk ke dalam mobil. Karna rumah mereka searah dan mereka tetangga jadi tidak ada lagi drama untuk mengantar Lea lebih dulu ataupun sebaliknya.
"Barang kami gimana pak?" Tanya Lea yang dimana dia saja yang membawa barang berupa baju dan juga buku.
"Sudah ada di rumah," kata sopir dan di balas anggukan kepala oleh Lea.
"Kenapa Om Rifal nyuruh kami balik yah pak?" tanya Lea dengan keponya kepada pak sopir.
"Tuan Rifal hanya menyuruh Valen pulang, bukan dek Lea," kata sopir dengan candaan membuat Lea mengerucutkan bibirnya karna dibercandai oleh seorang sopir.
Sedangkan Valen menahan tawanya.
"Hmm." Valen berdehem sehingga kedua orang itu menatap Valen.
Lea dan Valen duduk dibelakang dengan sopir mengemudi.
"Kenapa Rifal nyuruh saya balik yah, pak?" Tanya Valen dengan penasaran, karna Rifal mengatakan jika Valen tinggal di apartemen satu bulan lamanya.
"Kalau itu saya kurang tau," kata sopir dengan sopan membuat Valen hanya menganggukkan kepalanya.
Tidak butuh waktu lama, mereka telah sampai didepan gerbang rumah mewah milik Rifal. Mereka cepat sampai karna jarak rumah Rifal dari rumah sakit tidak jauh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 340 Episodes
Comments
it's me
kok ap nya lama sihh thor😥.udah ga sabar nih😓
2021-11-06
0
@Zaqia_A.N.D.Y🐊❤️
Nathan sama Lea aja ya Thor🙏🏻 aku pada mu Author 🤗🤗
2021-11-06
0
it's me
lanjut thor
2021-11-06
0