Pukul delapan pagi, Valen dan Lea telah sampai dirumah sakit. Valen dan Lea berjalan beriringan sembari mengobrol ringan.
Hampir dua jam perjalanan, kalian tau bukan jika letak apartment yang ditempati Valen jaraknya jauh dari rumah sakit.
Valen langsung masuk kedalam ruangannya, dia menyandarkan kepalanya di kursi. Valen memejamkan matanya mencoba melupakan kejadian semalam. Karna semuanya bukan salah Rifal, karna dia yang pasrah. Sebagai wanita yang sudah dewasa Valen pasti akan haus kasih sayang, dengan pasangannya.
Mata Valen terbuka saat mengingat obrolannya dengan Rifal, jika jangka satu bulan Adelia belum bangun, Rifal sudah setuju jika alat penunjang nafas Adelia dicabut. Karna gadis itu terbaring sudah hampir 9 tahun lamanya, waktu itu tidak singkat.
"Besok Nathan udah pulang, itu artinya gue bakalan kerja sama Nathan buat mengecek keadaan, Adelia," menolog Valen pada dirinya sendiri.
"Gimana kalau Adelia bakalan sadar dalam waktu satu bulan?" Valen bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
Valen kembali memejamkan matanya dengan menyandarkan kepala di kursi," apa gue udah siap pisah sama, Rifa."
Valen memikirkan hal itu, bagaimana jika ada keajaiban Adelia sadar dari tidur panjangnya.
Valen tersenyum masam saat mengingat kejadian semalam, bersama dengan Rifal.
***
Pukul sepuluh pagi, Rifal baru bangun dari tidurnya. Cowok itu merenggangkan otot-otot tubuhnya.
Deg
Rifal melihat dirinya dalam selimut tanpa sehelai benangpun, jujur saja kejadian semalam seperti abu-abu bagi Rifal, dia tidak terlalu mengingat kejadian semalam.
Kepala cowok itu sedikit pusing, dia berjalan ke kamar mandi untuk membasuhi tubuhnya dengan air hangat untuk segera ke kantor. Sebenarnya dia sudah telat karena sudah pukul sepuluh pagi, namun dia tetap ingin berangkat agar tidak bosan.
Untung saja di apartemen miliknya ada baju kantornya, yaitu setalan jas berwarna biru navi dan dasi biru navi.
Rifal merapikan penampilannya didepan cermin kamar, dia merapikan dasinya untuk segera kekantor.
Tidak lupa pula, Rifal menelfon sopirnya untuk menjemputnya di apartemen, karna semalam dia hanya menggunakan motor.
Rifal keluar dari kamar dan menyipitkan matanya saat melihat makanan berada diatas meja makan. Apa Valen membuatkannya sarapan? Rifal tersenyum tipis lalu berjalan ke arah meja makan untuk sarapan, karna dia juga lapar.
Makanan buatan Valen sudah Rifal nikmati saat mereka berdua menikah dan tinggal di rumah yang di beli oleh Rifal.
Nasi goreng langsung dimakan dengan lahap oleh Rifal, tidak dipungkiri jika masakan Valen sangat pas dilidah.
Setelah sarapan pagi, Rifal keluar dari apartment untuk segera ke kantor karna sopirnya sudah menunggunya diluar.
Sepanjang perjalanan Rifal tersenyum tipis, entah apa sebabnya. Mungkin karna makanan buataan Valen?
"Jemput Valen nanti di rumah sakit. Bawa kerumah," kata Rifal dan dibalas anggukan kepala oleh sang sopir.
"Setelahnya bapak mengantar saya, tolong singgah ke apartemen ambil barang Valen dan juga Lea," kata Rifal lagi," bawa kerumah," sambungnya.
"Baik, pak," balas sang sopir.
***
Farel memeluk erat Reta, sebelum dia masuk kedalam mobil milik Nathan.
"Mamih, Farel cuman satu minggu kok. Farel bakalan balik minggu depan," kata anak itu dengan mencium pipi milik Reta.
"Farel nggak bisa jauh sama Mamih, jadi Farel nggak bakalan lama," kata Farel lagi memeluk Reta. "Farel cuman mau nemuin Hasya dan Tegar."
Benar saja, Farel tidak bisa berjauhan dengan Reta. Meski satu tahun ini Reta sering kali keluar negeri tapi dia seolalu video call dengan Farel.
"Love you, Mih," kata Farel.
"Love you to, anak Mamih," balas Reta.
Sedangkan Nathan sudah berada di mobil sembari menunggu Farel.
Farel melambaikan tangannya kepada Reta, untuk segera masuk kedalam mobil.
Nathan mengacak rambut adiknya yang telah duduk disampingnya lalu melajukan mobilnya untuk segera ke Jakarta. Dia sudah pamit kepada Alex. Alex tidak ingin ikut Nathan ke Jakarta dia akan menghabiskan waktunya dirumahnya saja.
Nathan mengambil handponenya untuk menghubungi Frezan, jika dia membawa Farel ke Jakarta. Nathan akan mampir ke rumah Frezan bersama dengan Farel, sesuai janjinya kepada Farel akan menemui Hasya dan juga Tegar.
Sepanjang perjalanan mereka mengobrol berdua, hingga Farel tertidur mungkin karena kelelahan jadi anak itu tertidur.
Kalian tau apa yang di bawah oleh Farel? Jawabanya adalah bola basket tiga, pakaiannya dan mainan yang akan diberikan oleh Hasya dan juga Tegar.
***
Frezan Langsung membaca pesan yang di kirim oleh Nathan.
"Nathan sama Farel bakalan kesini," kata Frezan membaca pesan yang dikirim oleh Nathan.
Rara yang menyeduhkan kopi untuk Frezan menyeritkan alisnya, bagaimana bisa Reta dengan mudah membiarkan Farel ikut bersama Nathan? Meski Reta tidak mencintai suaminya, yaitu mertua rata sendiri, namun Reta sangat menyangi Farel, terlihat dari tatapan penuh kasih sayang Reta kepada Farel.
"Gimana caranya Nathan bisa bawa Farel kesini?" Tanya Rara duduk didekat Frezan.
"Aku juga nggak tau," balas Frezan sembari menyeruput secangkir kopi yang di buat oleh Rara, istrinya.
"Nathan udah dimana?" Tanya Rara," biar aku bisa masak buat mereka berdua," sambungnya berdiri dari tempat duduknya namun pergelangan tangannya langsung dicekal oleh Frezan.
Cup
Satu ciuman mendarat dibibir Rara, membuat gadis itu tersipuh malu. Meski sudah bertahun-tahun menjalin hubungan dengan Frezan, namun Rara masih tetap malu jika Frezan melakukan tindakan yang tiba-tiba seperti tadi.
"Disini dulu, nemenin aku," kata Frezan sembari tersenyum manis ke arah istrinya. Ingat, senyuman manisnya hanya untuk istri dan juga anak-anaknya.
Rara hanya mengangguk mengiyakan ucapan Frezan lalu kembali duduk didekat Frezan.
"Farel nggak sekolah?" Tanya Rara.
Frezan melirik Rara sejenak," Sekolah," jawab Frezan singkat.
"Jadi dia kesini izin sama pihak sekolah dulu?"
"Menurut kamu gimana, Ra?" Sepertinya Rara mulai kumat lagi.
Rara cengengesan membuat Frezan menggelengkan kepalanya."Untung sayang," kata Frezan mencubit hidung mancung milik Rara.
"Anak-anak masih main?" Tanya Frezan mengambil handphonenya untuk mengirimkan pesan kepada Nathan.
"Masih, dia main sama bi Niar," kata Rara dan dibalas anggukan kepala oleh Frezan.
Rara menyandarkan kepalanya di dadah bidang milik Frezan."Rara juga kangen sama , bang Elga," lirih Rara membuat Frezan melirik istrinya sejenak.
"Mau keluar negeri?" Tanya Frezan dan dibalas gelengan kepala oleh Rara.
"Rara mau bang Elga yang nemuin Rara." Rara berkata dengan lirih, bagaimana tidak jika dia terpisahkan dengan kembaranya sudah empat tahun lamanya semenanjak Kayla dan Elgara memutuskan menikah.
Mereka berdua memutuskan tinggal diluar negeri, itu keputusan Kayla dan juga Elgara.
Rara dan Elgara hanya video call setiap saat, namun Rara begitulah, Rara merasakan tidak sah jika tidak bertemu langsung dengan kembaranya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 340 Episodes
Comments
Elly Watty
bilang cinta k valen klw butuh pelampiasan hasrat doank
2023-01-18
0
Alfa Riyansah
lnjut
2022-12-07
0
Ayuna
Rifal klo emang sayang kenapa harus buang2 waktu sih
2022-09-12
0