Dari lantai dua Rifal memperhatikan Nathan masih menatap Valen. Rifal mencengkram pagar lantai dua melihat Nathan tersenyum manis ke arah Valen, dan lebih parahnya lagi Valen membalas senyuman Nathan.
"Silahkan duduk, Dokter Nathan," kata Valen mempersilahkan Nathan duduk.
Nathan tertawa renyah lalu duduk di kursi sofa berhadapan dengan Rara dan juga Valen.
"Kalau bukan jam kerja, nggak usah manggil dokter Nathan. Panggil Nathan aja," kata Nathan dan di balas anggukan kecil oleh Valen.
"Ck, rumah gue jadi panas kayak neraka," Rifal berdecih dari lantai dua lalu masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu.
"Gimana kabar lo, Ra?" tanya Nathan kepada Rara. Bagaimanapun Rara sudah menjadi iparnya.
Apakah Rifal harus mengatakan kata tidak peduli? Atau sebaliknya?
Andai saja dia tidak memikirkan hubungannya dengan Rara dan juga Frezan, Rifal tidak akan membiarkan sosok Nathan menginjakkan kakinya dirumahnya.
"Baik-baik, kok," kata Rara di sertai senyuman tipis.
Kecantikan gadis itu tidak pudar, meski dia sudah mempunyai dua anak. Wajahnya masih berserih dan tentunya juga cantik.
Tangan kekar milik Nathan bergerak mengambil Tegar yang berada di tengah antara Rara dan juga Valen.
Sosok anak pertama Rara dan juga Frezan, dia memberikan nama dengan nama Tegar. Tentunya mempunyai alasan untuk Rara sendiri.
"Keponakan om udah gede, yah!" kata Nathan memangku Tegar dengan bola kecil berada di tangan anak itu.
Mereka berbincang-bincang sembari menunggu kedatangan Frezan untuk menemui adiknya itu.
Rara dan Frezan akan tinggal di rumah Valen tiga hari lamanya, sampai rumah yang mereka beli sudah selesai di renovasi.
Yah, Rara dan Frezan membeli rumah untuk keluarga kecilnya. Meski rumah yang dia beli tidak berdekatan dengan Valen namun rumah mereka satu kecamatan. Dan yah, Valen dan Rifal sudah tau akan hal itu. Meski tidak berdekatan rumah dengan Rara tapi setidaknya jarak mereka sudah tidak terlalu jauh lagi.
Dari pintu utama Frezan masuk, Rara tidak tau dari mana suaminya itu. Sikap Frezan masih seperti dulu, hanya berubah saat bersama dengan Rara dan juga anak-anaknya.
"Besok kita pindah," kata Frezan duduk di dekat Nathan. Tentu saja Valen dan Rara sedikit terkejut. Karna rencana mereka akan nginap di rumah Valen selama tiga hari. Dan apa kata Frezan tadi? Dia besok akan pindah? Apa segitu cepatnya rumah mereka di renovasi.
Rara tidak mengangkat bicara, biarkan dia akan bertanya kepada Frezan nantinya.
"Kalau gitu gue naik dulu yah, Ra," pamit Valen dan di bals anggukan kepala oleh Rara.
Valen meninggalkan ruangan tamu, menyisahkan Rara, Frezan, Nathan serta Tegar. Nathan memberikan Tegar kepada Rara karna entah sejak kapan Tegar terlelap di dalam dekapan Nathan.
Rara mengambil Tegar, lalu pergi dari ruangan tamu untuk segera membawa putranya untuk dia tidurkan di kamar.
Dan tinggallah Frezan dan juga Nathan.
Hening.
Bahkan di antara mereka belum ada yang angkat suara. Hampir dua tahun mereka tidak bertemu membuat Nathan sedikit canggung untuk memulai pembicaraan. Namun tidak dengan Frezan.
Frezan melirik Nathan sejenak lalu menyandarkan kepalanya di sofa.
"Papah Alex sakit," kata Frezan membuat Nathan masih menunggu kelanjutan ucapan saudaranya itu. Usia Alex sudah tidak mudah lagi. Jadi wajar saja jika di usianya sudah tua mempunyai banyak penyakit.
"Dia minta lo ke bandung." Frezan berkata dengan menutup matanya. Perasan Nathan sudah tidak enak, dia tinggal menunggu kelanjutan ucapan Frezan.
"Buat jagain Reta dan juga Farel," sambungnya tentu saja membuat Nathan menggelengkan kepalanya kuat.
Tidak masalah bagi Nathan jika mengurus adiknya itu, yaitu Farel yang sudah berusia 9 tahun. Namun dia keberatan besar jika menjaga Reta yang usianya hampir sama, yang menjadi istri papahnya itu.
"Gue nggak bisa," kata Nathan berdiri dari sofa yang dia duduki, sudah Frezan duga jika Nathan akan menolak mentah-mentah permintaan papanya itu.
"Gue nggak keberatan kalau jagain Farel, tapi gue keberatan kalau gue satu atap sama, Reta," sambungnya berusaha tenang.
Bagaimanapun Farel adalah adiknya sendiri, meski dia beda ibu tapi papah mereka sama, yaitu papah Alex.
Banyak hal yang akan di hindari Nathan jika tinggal bersama dengan Reta, gadis licik yang pernah dia kenal.
"Nat-."
Belum sempat Frezan meneruskan perkataannya, Nathan sudah memotongnya.
"Lo tau sendiri 'kan Za. Sifat mantan lo itu kayak gimana," kata Nathan dengan tegas, kepada saudaranya.
"Besok gue bakalan kebandung jemput Farel sama papah, rawat di rumah sakit Jakarta," Alex sosok pria yang umurnya sudah tidak mudah lagi.
"Reta?" tanya Frezan datar, tidak mungkin 'kan jika Nathan hanya membawa Alex dan juga Farel ke Jakarta? Sementara Reta adalah ibu kandung Farel.
"Di rumah papah 'kan banyak art," kata Nathan membuat Frezan menarik nafasnya panjang, bukan itu yang di khawatirkan Frezan.
"Terus lo mau bawa Farel ke sini?" tanya Frezan dan di balas anggukan kepala oleh Nathan.
"Nggak mungkin Farel mau ikut sama lo kalau mamanya nggak ikut," kata Frezan membuat Nathan terdiam. Dia baru ingat akan hal itu. Apa Farel akan ikut dengannya dengan orang tuanya dia tinggalkan?
Jujur saja, Nathan dan Frezan tidak memikirkan sosok Reta. Karna jika Alex meninggal Reta masih bisa mempunyai suami karna tidak wajahnya sampai sekarang masih cantik, tidak di pungkiri jika mantan Frezan itu cantik.
"Gue yakin Farel bakalan ikut sama gue," kata Nathan dengan senyuman melekat di wajahnya yang tampan.
"Kalau Farel mau. Kalau pun Farel mau kalau Reta nggak mau tetap aja nggak bisa," kata Frezan.
"Gue yakin Reta bakalan nyerahin Farel sama gue atau lo, Za," kata Nathan sangat yakin, entah kenapa dia sangat yakin dengan perkataannya itu.
Jujur saja Frezan belum mengerti dengan apa yang di ucapkan adiknya itu. Apa ada hal yang di ketahui Nathan yang tidak di ketahui olehnya?
"Gue pamit, Za. Mau istirahat buat tempuh kebandung besok," kata Nathan memeluk saudara yang beda ibu denganya itu.
Frezan membalas pelukan Nathan, yang dulunya menjadi musuhnya dan dia tidak tau jika dia dan Nathan bersaudara, itu semua masa lalu, masa putih abu-abu.
Entah mengapa Nathan sangat yakin jika Reta akan menyerahkan Farel kepadanya, atau setidaknya kepada Frezan.
Nathan meninggalkan pekarangan rumah Rifal. Dia ingin segera pulang ke apartemen miliknya untuk segera istirahat. Besok dia akan menjemput Alex dan juga Farel untuk ke Jakarta. Besok, Nathan akan izin untuk tidak masuk rumah sakit karna dia akan ke Bandung menjemput adiknya .
Nathan fokus menyetir untuk segera ke apartemen, bagi Nathan tidak masalah merawat Farel, jika Alex sudah pergi karna penyakit orang tua. Namun dia tidak ingin jika Reta masuk dalam kehidupannya juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 340 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Wkwkwk asal ketemu aja mesti saling tonjok,sampai bonyok tuh muka masing2 😂😂🤣🤣
2023-03-08
0
Qaisaa Nazarudin
Nathan pasti tau sesuatu lebih dulu dr Eza seperti dulu,Eza aja gak tau Reta jadi sugar baby nya Alex,Tapi Nathan udah tau lama,,Sekarang pun begitu kek nya..
2023-03-08
0
Qaisaa Nazarudin
wkwkwk ngapain nyuruh Nathan jagain Reta,,Nilang aja kalo papanya meninggal nyuruh Nathan yg nikahin Reta,sementara kan Nathan masih jomblo,,Untung aja Frezan udah nikah dan punya nuntut,kalo hak mesti Alex nyuruh Frezan yg jagain Reta😅😅😅
2023-03-08
0