Dan di sinilah Lea, sedang duduk di ruang tamu bersama dengan Valen. Sedangkan Rifal sedang berada di kamarnya entah apa yang di lakukan pria 27 tahun itu.
Lea, bukanlah gadis orang kaya atau berasal dari keluarga ternama. Dia hanya hidup sederhana bersama dengan kedua orang tuanya. Lea masuk salah satu kampus ternama mengambil jurusan keperawatan dari beasiswa yang dia peroleh dari pihak kampus.
Salah satu pembantu di rumah Rifal, membawakan minuman dingin rasa jeruk serta kue untuk Lea, di ruangan tamu bersama dengan Valen.
"Makasih bi," kata Valen setelah art itu menyimpan minuman dan kue di atas meja.
"Sama-sama non," kata art sembari menundukkan kepalanya sedikit, lalu pergi dari ruangan tamu.
Tanpa di persilahkan, Lea langsung meminum minuman dingin itu, yang sangat pas untuk kerongkongannya yang kering.
Sedangkan Valen hanya menggelengkan kepalanya, begitulah sifat Lea, kadang bar-bar kadang kalem, dan bahkan sngat susah untuk di tebak.
"Om Rifal mana dokter, Valen?" tanya Lea, meletakkan gelas yang sudah kosong di atas meja.
"Di atas, nggak tau lagi ngambil apa," jawab Valen, sembari menuangkan lagi minuman di gelas Lea, yang sudah kosong.
Lea langsung cengengesan, membuat Valen menyeritkan alisnya. Tanda ada apa?
"Mungkin lagi ambil duit," kata Lea, sembari tertawa kecil.
Sedangkan Valen hanya tersenyum kecil, karna dia sudah tau, uang apa yang di maksud oleh Lea tetangganya ini.
Rifal menuruni tangga dengan baju kaos berwarna hitam yang sangat pas untuk tubuhnya, serta mengenakan celana joger sampai lutut.
Rifal ikut bergabung bersama dengan Valen dan juga Lea, dengan dia duduk di sofa singel berhadapan dengan Valen.
"Om Rifal keren!" kata Lea di sertai dengan acungan jempol.
Sedangkan Rifal hanya mengedikkan bahunya, karna dia sudah tau bagaimana sikap tetangganya itu, yang rada gesrek.
"Gue emang tampan sedari lahir," ucap Rifal dengan PD, namun apa yang dia katakan memang kenyataannya.
Sedangkan Valen hanya memutar bola matanya malas, baginya Rifal itu seperti Bunlon, berubah-ubah nada bicaranya tergantung orang yang di ajak berbicara.
"Pasangan serasi di komplek ini mah!" puji Lea lagi, membuat Rifal menyungkirkan senyum tipisnya mendengar penuturan Lea, tapi senyumnya langsung pudar dan wajahnya menjadi datar menatap Lea.
"Ketik nomor rekening lo, om tau kalau lo ada maunya muji gue," kata Rifal menyerahkan handponenya kepada Lea.
Lea hanya cengengesan, lalu mengambil handpone Rifal dan mengetik sederetan nomor rekeningnya.
"Udah gue kirim," kata Rifal meletakkan handponenya di atas meja.
"OMG!!!! KOK BANYAK OM!" tentu saja Lea terkejut, saat mendapatkan notifikasi di Handphonya.
"Kecil bagi gue," sombong Rifal.
"Emangnya Rifal kirim berapa?" tanya Valen, tanpa sadar menuangkan Rifal minuman ke gelas miliknya, dan langsung di minum oleh Rifal.
"Sepuluh," kata Lea masih mengecek handphonya kalau dia tidak salah baca.
Valen menyeritkan alisnya, Lea ini berbicara tidak lengkap."Sepuluh apa?"
"Sepuluh juta." Lea berkata, sembari memasukkan handphonya ke saku bajunya," Lea kirim om Rifal cuman mau kasi gocengan jadi Lea datang, andai Lea tau pake transferan Lea nggak bakalan kesini, ganguin Bu dokter romantis sama om Rifal," sambungnya membuat Valen menatap tetangganya itu datar, sedangkan Rifal hanya mengedikkan bahunya.
Tak dipungkiri uang yang dikirim oleh Rifal diluar dugaan Lea.
Ting....
Ketiga makhluk hidup itu yang sedang berbincang-bincang melihat ke arah pintu, seperti ada tamu datang sore hari ini. Tapi siapa? Perasaan mereka tidak pernah mempunyai janji atau ada yang ingin datang kerumah mereka.
Salah satu art membuka pintu.
Valen langsung berdiri dari tempat duduknya, saat melihat siapa yang berada di ambang pintu membawa anak kecil dalam gendongannya serta anak laki-laki yang berada dalam gendongan seorang pria berusia 28 tahun dengan wajah datarnya.
"RARA!" pekik Valen masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Sosok sahabatnya yang sudah hampir dua tahun tidak bertemu.
Yah, seorang perempuan dengan membawa anak kecil dalam gendongannya adalah Kevyra Anastasya sahabat Valen.
Rara tersenyum ke arah sahabatnya itu.
Valen langsung menghampiri Rara dengan senyuman tidak percaya, jika sahabatnya itu akan mengunjungi dirinya ini.
"Udah lama nggak ketemu Ra," kata Valen memeluk Rara. Dan Rara hanya mengangguk kecil karna tidak bisa terlalu leluasa bergerak karna adanya anak kecil dalam gendongannya.
Valen mencubit pipi anak Rara, yang usianya baru mau masuk 1 tahun itu.
"Hasya gemesin banget sih Ra," kata Valen dengan gemes menoel pipi gembul anak Rara.
"Kayak mamanya," kata dengan kekehan kecil dan di sambut gelak tawa oleh Valen.
"Kalau kamu kapan buatnya sama Rifal?" tanya Rara membuat tawa di wajah Valen luntur di gantikan senyuman kecut.
"Nggak tau," kata Valen membuat Rara menggelengkan kepalanya.
Mereka berdua berjalan ke ruangan tamu, dengan Hasya dalam gendongan Valen sembari menoel pipi Hasya.
Sepertinya Rara dan Frezan akan tinggal di rumah Valen, karna terlihat koper Rara di bawah oleh salah satu satpam, mungkin saja Rara ingin menginap sekitar tiga hari, karna kopernya tidak terlalu besar.
Sedangkan Rifal dan Frezan berbincang-bincang, dengan Tegar duduk di samping Frezan memperhatikan kedua orang dewasa itu berbicara.
"Anaknya cantik banget sih dok," kata Lea mencium anak Rara.
Rara sudah tau siapa Lea, karna Valen sudah mengatakan jika Lea adalah tetangganya yang aneh bin ajaib.
Mau di rumah sakit maupun di luar rumah sakit, Lea sudah terbiasa memangil Valen dengan embel-embel dokter, karna sudah terbiasa.
"Keturunan," kata Valen sembari menggesekkan hidungnya di hidung milik Hasya.
"Andai dokter Valen sama om Rifal udah punya anak, mereka bakalan ganteng dan cantik, 'kan keturunan," kata Lea membuat Valen mengedikkan bahunya, karna tidak tau apa yang ingin dia balaskan dengan perkataan Lea itu.
Sementara Rara sudah naik ke kamar tamu untuk istirahat di antar oleh art di rumah Valen, sedangkan Tegar putranya masih setia di dekat Frezan.
Sementara Hasya? Dia tertidur dalam gendongan Valen.
Lea langsung pamit kepada Valen, karna gadis itu harus menyelesaikan tugasnya yang menunggunya di rumah.
Uang di kirim oleh Rifal untuk Lea membuat gadis itu keluar dari rumah Valen bersenandung indah, bisa di katakan bukan. Jika Valen dan Rifal merupakan tetangga kesayangannya Lea, karna menurutnya di kompleknya paling kaya adalah Rifal, dan tidak sombong. Rifal sombong sih tapi hanya sedikit tergantung lawan bicaranya.
Sementara Valen berjalan ke lantai dua kamarnya, untuk menidurkan Hasya di dalam kamarnya sembari tersenyum melihat gadis kecil itu tertidur dengan antengnya.
Sementara itu semua tidak luput dari penglihatan Rifal, membuat Rifal menyungkirkan senyuman sinisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 340 Episodes
Comments
Ayuna
duhh rifal mapun deh
2022-09-12
0
Arif Syah
Kulo cinta bilang cinta deh fal,,,ntar val dapet kenyamanan dari yg Laen baru tw rasa😅
2022-08-05
0
jein cantika
Thor kapan Upnya.
Masih nunguu
2021-10-28
1