Nathan dan Rifal saling bertatapan, kedua pria tampan di mata kaum hawa itu bertatapan seakan-akan siap menerkam satu sama lain. Tidak di pungkiri jika seorang CEO dan seorong Dokter mempunyai aura yang semakin wow.
Rifal berjalan ke arah Nathan dengan tanganya dia masukkan ke dalam saku celananya, mengesankan gaya angkuh seorang CEO kepada seorang dokter di hadapannya.
"Utamain kewajiban lo sebelum hati lo," kata Rifal kepada Nathan membuat Nathan menatap manik mata Rifal secara intens.
"Kenapa? Takut kalah saing lo?" ucap Rifal lagi sembari mengeluarkan sebatang rokoknya, tentu saja hal itu membuat Valen melototkan matanya. Apa Rifal akan merokok di ruangannya?
"Lo mau ngapain." Meski Valen sudah tau apa yang akan di lakukan Rifal dia tetap bertanya dan merebut sebatang rokok di tangan Rifal.
Rifal menatap Valen sejenak lalu kembali menatap Lea yang sedang menyaksikan dirinnya.
"Anak kecil ngapain disini? kata Rifal setelah dia sadar jika bukan cuman dia bertiga di ruangan Valen, namun ada Lea juga tetangganya.
"Menyaksikan om Rifal dengan ibu dokter," kata Lea dengan cekikikan membuat Rifal mengerenyit, untung saja tetangganya.
"Ck, nggak praktek lo," kata Rifal menggeser kursi lalu duduk sehingga Nathan harus sedikit menggeser tubuhnya Karna berdiri di dekat kursi.
"Nggak."
"Kata siapa?" Kini Valen yang bertanya, setahunya Lea ada jadwal praktek.
"Karna Dokter Nathan ada di sini," kata Lea membuat Rifal dan Valen menatap Nathan secara bersamaan.
"Dokter yang tak patut untuk di contoh," cibir Rifal membuat Nathan mengeraskan rahangnya.
"Kalau lo nggak tau apa-apa lebih baik lo diam," desis Nathan kepada Rifal.
"Apa perkataan Lea kurang pas?" Rifal berkata dengan santai namun tersirat makna yang tentunya untuk menyindir dokter Nathan.
"Lah, kok Lea sih?" kata Lea kepada Rifal.
"Jadwal hari ini yang ngajarin praktek siapa?" tanya Rifal.
"Dokter Nathan," kata Lea.
"Terus ngapain dia keruangan Valen, kalau dia punya jadwal buat ngajarin praktek?" kata Rifal lagi dengan memutar bola matanya malas kepada Lea.
"Mungkin buat ngapelin dokter Valen," kata Lea asal dan berhasil mendapatkan jitakan oleh Valen.
"Mulut di rem dikit Lea," kata Valen kepada Lea.
"Lebih baik lo keluar terus ngajarin nih tetangga gue praktek sampai pintar, kayak lo," ucap Rifal kepada Nathan.
"Dan satu lagi, jangan cuman ngajarin tentang teori doang," Rifal menjedah perkataannya," ajarin juga sesuatu yang mustahil buat di capai," sambungnya membuat tangan Nathan terkepal erat.
Tak di pungkiri, jika Rifal mempunyai mulut pedas serta wajahnya yang dingin saat tiba waktunya.
Nathan menatap Valen sejenak lalu keluar dari ruangan Valen, yang membuatnya semakin panas karena adanya Rifal di sini.
Rifal tersenyum samar melihat punggung Nathan yang sudah pergi meninggalkan ruangan Valen.
"Ngapain masih di sini?" ucap Rifal karna Lea masih berada di ruangan Valen, belum juga keluar.
"Pantau tetangga," kata Lea kelewat santai.
"Lea, kamu praktek sana. Kamu nggak lihat dokter Nathan udah keluar," peringat Valen kepada Lea.
Lea dengan berat hati keluar dari ruangan dokter Valen, padahal dia sangat suka menyaksikan hubungan tetangganya itu, yang menurutnya sangat menarik untuk di tonton.
Dan tinggal lah Valen dan Rifal saja di ruangan Valen. Valen menjadi gugup setelah keadaan sekarang menjadi hening hanya mereka berdua saja.
Rifal mendekati Valen, sontak saja hal itu membuat Valen memundurkan langkah kakinya, sehingga punggungnya tersandar di tembok.
Jarak mereka berdua sangat dekat, Rifal mendekatkan wajahnya ke arah Valen membuat Valen memejamkan matanya. Ini jarak yang sangat dekat bagi Valen lagi setelah empat tahun menjaga jarak dengan Rifal.
Wangi mine di tubuh Rifal, langsung masuk ke dalam indra penciuman milik Valen, ternyata Rifal masih setia dengan parfum mine.
Deruh nafas milik Rifal dapat di rasakan oleh Valen, karna jarak mereka sangatlah dekat. Valen meremas ujung bajunya, dia yakin Rifal akan menciumnya, setelah empat tahun tidak bersentuhan secara fisik.
Valen memejamkan matanya saat sentuhan bibir dari Rifal.
Ceklek....
Valen melototkan matanya saat suara pintu di buka. Mata Valen terbuka sehingga matanya bertatapan dengan mata milik Rifal dengan jarak yang sangat dekat.
Siapa yang berani masuk ke dalam ruangannya tanpa mengetuk terlebih dahulu?
"UPS.... sepertinya Lea datang tidak tepat waktu."
Lea langsung menutup kembali pintu ruangan Valen, saat melihat kejadian yang seharusnya tidak dia lihat oleh gadis seperti dirinnya.
Dia hanya melihat Valen dan Rifal dengan jarak yang sangat dekat, sebagai mahasiswa yang fikirannya sudah terbuka jelas saja Lea tau, apa yang terjadi.
Valen meneguk salivanya susah payah, ternyata yang membuka pintu ruangannya adalah tetangganya sendiri, yaitu Lea. Kepribadian gadis itu sangat sulit di tebak, sifatnya kadang berubah kapan saja. Contohnya tadi dia mengetuk pintu ruangan Valen sebelum masuk, dan sekarang dia membuka pintu ruangan Valen tanpa mengetuk pintu.
Valen memalingkan wajahnya ke samping, karna malu kepada Rifal. Rifal memegang dagu milik Valen, sehingga mereka berdua saling bertatapan, dengan jarak yang sangat dekat.
"Apa lo rindu sama sentuhan bibir gue," kata Rifal dengan senyuman jenaka di wajahnya.
Yah, tak di pungkiri ciuman singkat Rifal tadi, mampu membuat Valen merasakan kasih sayang, setelah empat tahun tidak melakukan kontak fisik dengan Rifal.
Drt....
Handpone milik Rifal berbunyi, sehingga pria itu memundurkan langkahnya sedikit menjauh dari Valen, untuk mengangkat telfonnya.
"Saya akan segera ke sana," jawab Rifal di seberang telfon, sembari mengecek jam di pergelangan tanganya, karna ternyata dia telat setengah jam, untuk rapat bersama kliennya.
"Tolong, kamu handel semuanya," kata Rifal lagi berjalan keluar dari ruangan Valen masih setia berbicara dengan tangan kanannya di kantor.
Valen memegang bibirnya, sembari melihat punggung Rifal yang sudah pergi dari ruangannya. Pria itu lupa untuk pamit? Atau tidak mempunyai niatan pamit kepada Valen?
Valen masih tidak bergeming di tempatnya, sentuhan dari Rifal tadi membuatnya ingin terbang tinggi, setelah empat tahun tidak bersentuhan secara fisik. Bahkan di rumah pun dia hanya berbicara jika perlu.
Sejak kepergian Tegar mampu membuat hati Rifal terombang-ambing, sifat Tegar yang tegas, dingin kini telah di warisi untuk Rifal, sehingga membuat pria itu semakin tampan dan semakin gencar di incar oleh karyawannya dan juga kliennya.
Valen tersentak kaget, dia tidak tau sejak kapan Lea duduk di kursinya sembari memperhatikan dirinya. Valen langsung melepaskan tangannya yang memegang bibirnya, karna itu semua tidak luput dari penglihatan Lea.
"Cie! dapat tenaga dari om Rifal!" kata Lea sembari tertawa kecil.
"Nggak sopan banget sih!" ketus Valen, namun tidak di pungkiri jika dia juga salting.
"Ngapain kamu balik lagi ke sini?" tanya Valen.
"Dokter Nathan, nyuruh Lea ke sini. Dokter Valen di panggil sama dokter Nathan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 340 Episodes
Comments
Alfa Riyansah
hah
JD kisah rifal ma Valen nih
2022-12-07
1
Ayuna
4 tahun😁 betah amat
2022-09-12
0
ISMA INA
semangat Thor 💪☺️
2021-10-22
0