Valen masuk ke dalam ruangannya setelah memeriksa pasiennya pada pagi hari ini, dia membuka jasnya yang berwarna putih lalu menyandarkan kepalanya di kursi.
Valen memejamkan matanya, sembari mengingat kejadian di koridor rumah sakit tadi saat dia hampir terjatuh dan tangan kekar milik Nathan berhasil menolongnya, sehingga dia tidak terjatuh di lantai.
Membayangkan hal itu saja membuat Valen bergedik ngeri.
Tok....Tok....Tok....
Suara ketukan pintu membuat Valen membuka matanya perlahan-lahan, dia memperbaiki posisi duduknya.
"Masuk!" sahut Valen mempersilahkan seseorang yang mengetuk pintu ruangannya.
Ceklek....
Pintu di buka oleh salah satu mahasiswa yang sedang praktek di rumah sakit tempat Valen bekerja, dia adalah salah satu mahasiswa keperawatan.
"Kenapa Lea?" tanya Valen kepada Lea yang menarik kursi untuk segera duduk.
Gadis yang mengetuk pintu ruangan Valen adalah Lea, yang tak lain dan tak bukan adalah tetangga Valen.
Lea merupakan mahasiswa keperawatan di salah satu universitas di jakarta. Lea sedang melakukan praktek di rumah sakit tempat Valen bekerja, ini pertama kalinya dia praktik di rumah sakit karna dia baru semester 2. Gadis itu baru semester 2 dan baru berusia 19 tahun.
"Om Rifal lagi di ruangan kak Adel," kata Lea membuat Valen tertawa kecil.
Apa selama praktek Lea selalu memperhatikan Rifal di ruangan Adelia? Sehingga gadis itu selalu melaporkan kepada Valen. Bagaimanapun Valen adalah tetangganya yang menurut Lea sangat baik.
Lea hampir satu minggu praktek di rumah sakit, dan selama satu minggu pula dia selalu memperhatikan Rifal secara diam-diam menjenguk Adelia. Yah, bisa di katakan jika Lea yang diam-diam memperhatikan Rifal menjenguk Adelia. Dan selama satu minggu pula dia melaporkan kepada Valen.
"Di bawa santai aja," kata Valen santai namun tidak untuk hatinya.
"Lebih baik alat di tubuh kak Adel di lepas aja, kayak mati suri aja!" usul Lea dengan gemes membuat Valen melototkan matanya.
Valen akui jika gadis di hadapannya sedikit bar-bar saat berbicara, dia tau akan hal itu semenjak bertetangga dengan Lea yang berbicara tanpa rem.
"Mulut kamu rem sedikit," balas Valen menggelengkan kepalanya melihat Lea.
"Kamu datang kesini cuman buat laporan lagi?" tebak Valen membuat Lea mengangguk mengiyakan ucapan Valen. Karna apa yang di katakan oleh Valen memang benar adanya.
"Kamu tuh di sini buat praktek, bukan jadi detective," terang Valen kepada Lea.
"Itu mah tugas tetangga jadi detective," balas Lea.
Valen tertawa mendengar penuturan dari Lea, tetangganya itu benar-benar langkah.
"Udah nggak ada kerjaan lagi kamu ke sini?" kata Valen sembari mengecek email yang masuk di handponenya.
"Nggak ada sih..." kata Lea ragu-ragu membuat Valen mendonggakkan kepalanya menatap Lea yang mempunyai sedikit sikap yang hampir sama Rara sahabatnya.
Memikirkan tentang Rara membuat Valen merindukan sahabatnya itu, apa lagi kedua anak Rara dan Frezan yang sangat menggemaskan.
"Yakin?" kata Valen.
Tentu saja Lea menggaruk tengkuknya yang tidak gatal," kalau gitu Lea pamit, kayaknya dua menit yang lalu Lea telat praktek," kata Lea lalu beranjak dari kursinya untuk segera keluar dari ruangan Valen.
Sedangkan Valen hanya menggelengkan kepalanya, lalu fokus kembali kepada handponenya membuka email yang masuk.
Lea melototkan matanya saat melihat salah satu dokter di rumah sakit tempat dia praktek sedang berjalan ke arahnya, lebih tepatnya berjalan ke arah ruangan Valen. Karna Lea baru membuka pintu ruangan Valen dan langsung di suguhkan wajah seseorang yang tampan.
"Itu 'kan dokter yang famous di rumah sakit ini!" pekik Lea tertahan.
Lea kembali masuk ke dalam ruangan Valen, membuat Valen tersentak kaget karna Lea yang tiba -tiba muncul.
"Kenapa lagi?" kata Valen kepada Lea dengan ekspresi wajah gadis itu seperti sedang melihat sesuatu.
"Dokter tampan!"
Valen memutar bola matanya malas, dia sudah tau siapa yang di maksud oleh Lea, tak lain dan tak bukan adalah Nathan pastinya.
"Biasa aja," kata Valen.
"Emang dokter Valen kenal sama dokter Nathan?" tanya Lea mengintrogasi Valen.
"Kenal," balas Valen santai.
Lea menyipitkan matanya ke arah Valen, membuat Valen menaikkan alisnya sebelah melihat tingkah Lea yang sangat sulit di tebak.
"Jangan sampai dokter Valen suka sama dokter Nathan. Ingat yah Dokter Valen tetangga kesayangannya Lea, dokter Valen udah punya suami, haram kalau suka sama seseorang padahal udah punya suami," kata Lea membuat Valen menjitak kening Lea.
"Itu efek karna kamu nggak pernah pacaran, jadi saat lihat orang tampan sedikit bawaannya pengen terbang," kata Valen kepada Lea.
"Dokter Valen bilang tampan dikit? OMG dokter Valen harus di periksa kornea matanya," kata Lea.
"Wajar aja sih kalau dokter Valen bilang dokter Nathan biasa-biasa aja kalau dokter Valen setiap pagi di suguhkan wajah tampan milk om Rifal," goda Lea membuat Valen melototkan matanya ke arah Lea.
"Tau apa kamu," ketus Valen.
"Om Rifal juga nggak kalah tampanya kok sama Dokter Nathan," kata Lea," dokter Nathan milik Lea," sambungnya dengan tawa cekikikan.
"Lebih baik kam-"
Ceklek
Belum sempat Valen menyelesaikan perkataannya seseorang membuka pintu ruangannya sehingga Valen dan Lea melihat ke arah pintu yang di buka oleh seseorang yang tadi di lihat oleh Lea. Yang sudah pasti adalah dokter Nathan!
Lea merapikan anak rambutanya saat melihat dokter Nathan menatapnya, ahk atau lebih tepatnya menatap Valen.
"Apa dokter Nathan tidak bisa mengetuk ruangan saya sebelum membuka pintu? Bagaimana jika saya sedang ganti baju dan dokter Nathan membuka pintu ruangan saya," kata Valen tidak suka karna Nathan membuka pintu ruangannya secara tiba-tiba tanpa mengetuk untuk di persilahkan masuk.
Sedangkan Nathan hanya merapikan jasnya membuat Lea semakin terhipnotis dengan Nathan, yang usianya lumayan terpaut jauh.
"Dokter Valen kok bahas gituan sih," kata Lea pelan hanya di dengarkan oleh dirinya sendiri.
"Saya tidak akan masuk begitu saja kalau tidak melihat aktifitas dokter, Valen dengan mahasiswa praktek ini," kata Nathan tanpa menatap Lea.
"Hmm." Lea berdehem sehingga Nathan dan Valen melihat ke arah gadis itu.
"My name is Lea," kata gadis itu dengan menekan namanya.
Sedangkan Nathan hanya mengabaikan Lea, yang merupakan masih labil menurut Nathan.
Orang tampan mungkin cuek kayak di novel Batin Lea.
"Ter-" belum sempat Valen menyelesaikan perkataannya seseorang langsung menyahut dari ambang pintu yang lupa di tutup oleh dokter Nathan.
"Apa tugas dokter cuman bergosip riah." Mereka bertiga langsung melihat ke arah ambang pintu, dia sudah melihat sosok Rifal sedang menyandarkan kepalanya di tembok dekat pintu sembari bersedekap dada.
"Om Rifal datang!" pekik Lea dengan tawa kecil melihat ekspresi Rifal yang sangat datar.
Sedangkan Nathan menatap Lea sejenak lalu kembali melihat Rifal yang menatapnya sangat intens.
Sedangkan Valen meneguk salivanya susah payah, ternyata Rifal belum meninggalkan rumah sakit ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 340 Episodes
Comments
Alfa Riyansah
rival ma di sayang ogah.di cinta ogah.di tinggal pun ogah
2022-12-07
0
Alfa Riyansah
cinta bilang cinta sih
2022-12-07
0
Ayuna
lah kamu juga ikutan gosip Fal
2022-09-12
0