Penantian Kinanti
Seharian ini Kinanti berusaha tuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, bahkan laporan yang harus diserahkan ke atasan hari Senin besok sudah Kinanti selesaikan.
Yes akhirnya selesai juga pekerjaanku batin Kinanti dalam hati. Kinanti melirik jam tangan yang ada di tangan kirinya, dan jam baru menunjukkan pukul 3 sore. Duuhh kok waktu berputar lambat sekali ya hari ini, batin Kinanti. Hari ini adalah jadwal Kinanti pulang ke kota MM. Setiap Jumat sore setelah selesai kerja Kinanti pasti langsung pulang ke kota MM, walaupun ngga selalu. kadang kalau lagi sibuk atau ada acara di hari Sabtu Kinanti juga ngga pulang, menundanya sampai Minggu depan. Akhirnya teng jam empat sore, Kinanti segera merapikan meja kerja dan segera berlari ke arah mushola kantor untuk sholat ashar, Kinanti berusaha tuk melakukan kewajibannya tuk melaksanakan sholat lima waktu. Selesai sholat Kinanti berdandan sebentar, memberi bedak tipis diwajahnya dan memberi lipstik di bibirnya.
Dengan tergesa Kinanti berjalan menyusuri jalan menuju pintu keluar gedung Samudera Group, ya sudah satu tahun ini Kinanti bekerja di perusahaan itu, sebuah perusahaan besar di kota SS.
" Kinan....Kinanti....!! " sapa seseorang dari arah belakang Kinanti. Kinanti membalikkan tubuhnya, dan tampak seorang laki-laki dengan tergesa berjalan ke arahnya.
" Kinanti.... jalanmu seperti orang yang lagi di kejar-kejar debt collector saja, emang kamu mau kemana si, dari tadi loh aku manggilin kamu, sejak kamu keluar dari musholla." kata laki- laki itu mensejajari langkah Kinanti. Ya dia adalah Ryan, manager keuangan di perusahaan ini, atasan Kinanti.
" Duh maaf ya pak, saya ngga dengar kalau bapak manggil saya." jawab Kinanti sambil memperlambat langkah kakinya.
" Saya mau pulang ke kota MM pak, takut kesorean ntar ngga dapet bis nya lagi, bapak tau sendiri ini kan hari Jumat, biasanya pekerja yang berasal dari luar kota banyak yang pada pulang ke kota asalnya." kata Kinanti menjelaskan.
" Boleh ngga aku anterin kamu ke kota MM, mungkin kalau kita naik mobil sendiri, kamu akan lebih cepat sampai ke kota itu." Ryan menawarkan diri.
" Terima kasih banyak pak, ngga usah repot-repot, saya pulang naik bis aja pak." Kinanti menolak secara halus.
" Kenapa Kinan.... kamu ngga merepotkan aku kok, jangan sungkan gitu ah." ujar Ryan serius sambil menatap ke sebelah nya.
" Bukan begitu pak, saya ngga enak aja sebab kan lumayan jauh loh jarak tempuh dari SS ke MM, kalau lancar dua jam, tapi kalau macet bisa lebih loh." Kinanti menjelaskan lagi dengan hati-hati agar Ryan tidak tersinggung. Ryan pun mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar alasan Kinanti.
" Okelah kalau begitu, kamu aku anterin sampai terminal aja ya bagaimana, jangan menolak ya." kata Ryan sambil menangkupkan kedua tangannya didepan dadanya dengan wajah memelas.
Sambil tersenyum Kinanti menganggukkan kepalanya menyetujui tawaran Ryan, karena ngga enak kalau terus menerus menolak kebaikan Ryan, lagian juga lumayanlah dianterin sampai terminal bis batin Kinanti.
Kinanti mengikuti Ryan menuju tempat parkir tuk mengambil kendaraan roda empat nya yang berwarna silver. Setelah sampai di mobilnya Ryan membuka pintu tuk Kinanti dan menyuruh Kinanti masuk ke dalam mobilnya, Ryan pun masuk dan duduk di belakang kemudi.
Akhirnya mobil berjalan meninggalkan gedung Samudera Group, tidak berapa lama mobil sampai di terminal bis yang di tuju. Kinanti meminta Ryan tuk menurunkan dia di pinggir jalan sebelum pintu masuk terminal.
" Kenapa harus turun disini Kinan, kenapa ngga turun di dalam aja di dekat bis tujuan kamu ?" tanya Ryan heran.
" Ngga apa-apa pak turun disini aja kan mobil bapak bisa langsung terus jalan arah pulang kalau bapak nurunin saya di dalam nanti mobil bapak akan susah keluarnya, butuh waktu lama lagi, di dalam macet pak." jawab Kinanti.
" Okelah kalau begitu Kinan, kamu hati-hati ya, sampai ketemu hari Senin." kata Ryan.
" Makasi ya pak udah nganterin saya sampai terminal." lanjut Kinanti.
Ryan mengganggu kan kepala nya sambil tersenyum.
Kinanti keluar dari mobil Ryan, menutup pintu mobil lalu melambaikan tangannya dan mobil Ryan pun melaju meninggalkan Kinanti.
Kinanti berjalan memasuki terminal mencari bis tujuan kota MM, dan tampaklah bis tujuan di depan sana, lalu dia masuk ke dalam bis, mencari kursi yang masih kosong. Alhamdulillah masih dapat tempat kosong, batin Kinanti. Kinanti duduk di dekat kaca mobil, Kinanti memang selalu mencari posisi duduk dekat kaca agar dia bisa melihat-lihat jalanan yang akan di lewati bis yang dia tumpangi. Dan tidak berapa lama setelah kursi di dalam bis terisi semua bis pun mulai berjalan meninggalkan terminal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Nurhayati
mampir
2023-08-14
1
Afrilho
lagi nyimak
2022-09-26
1
Mella Soplantila Tentua Mella
suka
2022-07-02
1