Maya kembali kedalam kedai. Ia melihat mobil Mawarto berhenti didepan kedainya. Mereka berdua turun dari mobil. Bukan dengan anak buah yang kemaren Mawarto ajak makan bakso.
Dengan sumringah Mawarto masuk kekedai Maya. Ia memesan dua mangkok bakso spesial plus dengan es teh manis nya.
Dengan perasaan was was Maya sangat berhati hati. Karna ini juga sudah malam sekitar pukul delapan. Ia berharap Romi cepat kembali karna jarak rumah mereka juga lumayan jauh.
Maya masih mengingat perkataan anak buah Mawarto. Yang sangat membuatnya malas menemui Mawarto.
Seandainya benar ia telah benar benar melakukannya.. kenapa aku sampai tidak tau? Apa mereka membius ku?
Maya berjibaku dengan pikirannya sambil.meracik bakso spesial pesanan Mawarto. Ia meletakan dua mangkok bakso didepan mereka. Dengan tingkah berhati hati, ia harus waspada.
"Maaf pak War, es teh manis nya mau gula berapa sendok? Dari pada nanti gelasnya bolak balik." Maya tersenyum pada Mawarto yang menatapnya lapar.
"Seenak dek Maya saja." Jawab Mawarto singkat.
"Kalau begitu saya beri tiga sendok ya pak war, apalagi pakai es batu. Nanti bisa hambar. Teh nya juga baru saya beli tadi pagi pak War "
Maya seperti sedang mengikuti lomba meracik es teh manis. Karna ia tak ingin kejadian kemaren terulang lagi. Mawarto hanya menyahuti dengan senyuman termanisnya.
Tak berapa lama Maya membawa dua es teh manis kehadapan mereka. Pak War menyeruputnya sedikit dan mengacungkan jempolnya.
Maya merasa lega dan berjalan ketempat duduknya semula. Ia membereskan sisa sisa peracikan bakso. Dan melihat kearah tamu yang sedang makan bakso yakni Mawarto dan temannya.
"Maaf mbak, boleh saya pinjam kamar kecilnya?" Tanya teman Mawarto yang belum pernah ia lihat.
Maya menunjukan kamar kecil dengan arah tangannya. Orang itu masuk sesuai petunjuk Maya.
"Maaf dek Maya..." Mawarto memanggil Maya dengan mengacungkan tangannya keatas.
"Ada apa pak War?"
Maya berjalan pelan kearah Mawarto membelakangi pintu masuk kedainya. Sehingga ia bisa melihat teman Mawarto tadi belum keluar dari kamar mandi. Kali ini Maya berpikir ia sudah berhati hati.
"Bakso mu enak sekali. Lebih enak hari ini dari pada kemaren. Mie nya juga sangat lembut. Saya bisa ketagihan ini..."
Mawarto tersenyum kearah Maya sambil menunjukan daging bakso yang ia tusuk dengan garpu.
"Terima kasih pak War, tapi kedai saya masih saja sepi pengunjung. Saya juga harus mengumpulkan uang pinjaman dari pak War."
Maya mulai memutar otaknya. Agar lelaki tua didepannya ini tak mendesak minta uang pada Maya.
"Dek Maya jangan khawatir, karna saya temannya Abi. Saya akan memberi diskon lima juta. Jadi dek Maya hanya membayar sisanya saja."
Mawarto memberikan solusi atas hutang Maya padanya. Ia menjelaskan dengan sangat lembut dan terus tersenyum. Namun berbeda dengan Maya yang merasa heran dengan sikap Mawarto kali ini.
Beberapa hari yang lalu saja ia marah marah datang kesini meminta uangnya segera dikembalikan. Nah sekarang dengan mudah ia mengurangkan jumlahnya yang tidak sedikit.
Ada apa dengan lelaki tua ini. Apa dia sedang senang atau istrinya ulang tahun? Banyak sekali uang yang ia kurangi. Jika 10 juta aku sudah bisa melunasi nya besok.
"Baiklah pak War, saya ucapkan banyak terimakasih. Semoga saya bisa segera melunasi hutang saya pada pak War."
Maya membungkuk mengucapkan terima kasih. Lalu ia kembali ketempat duduknya. Sesekali melihat kearah belakang. Teman pak War yang sejak tadi masih didalam sana.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments