"Tunggu pak.. ini kebanyakan." berteriak didepan pintu kedai.
"Ambil saja untuk mu. Bakso mu benar benar nikmat. Lain kali aku kesini lagi." Memberikan senyum seringainya.
"Terima kasih pak" dia dengan senang hati menerima uang itu.
"Bukankah terlalu sedikit bos?"
Salah satu orang Mawarto berpikir jika bayaran atas perbuatan Bosnya tadi sangat tak pantas dan sesuai dengan kenikmatan yang didapatkannya.
"Setelah aku puas aku akan merelakan semua hutangnya padaku" Mawarto membakar rokok dicerutunya.
"Bos akan kembali kesini lagi?" mereka bertanya lagi karena penasaran dengan ide gila sang Bos.
"Tentu saja. Kau tau hal paling indah dalam hidupku, merasakan tempat terpencil Maya. Benar benar nikmat" Mawarto memegang senjatanya dari balik celananya.
"Bos membuat kami menegang saja."
Mereka terbawa suasana dan berhasrat hendak melakukan hal panas itu.
"Ahahahahha.. pergilah nanti malam untuk bersenang senang... ahahahahahah" dia tertawa duduk didalam mobilnya.
" Akhirnya... "
Mereka terlihat sangat senang membayangkan apa yang akan mereka lakukan pada seorang wanita bayaran.
...****...
"Buk, aku mau kepasar dulu. Beli bahan bahan sudah mulai habis"
Maya pamit pada ibunya yang masih tidur. Karena ini sangat pagi. Bahkan matahari belum menampakan cahaya nya. Ia bicara dengan sangat pelan.
"Ya... jangan langsung kekedai Maya, jemput ibu kesini dulu ya." Maya mengangguk.
"Hati hati nak..." ibu menarik kembali selimutnya.
Maya keluar rumah dan kepasar dengan sepedanya. Ia memakai jaket tebal dan celana panjang Karena udara sangat dingin. Ia juga mengikatkan senter besar sebagai pencahayaan dalam perjalanannya.
Ia takan mendapatkan bahan bahan yang bagus jika telat kepasar. Apalagi langit sudah terang. Akan terasa sangat panas. Juga berdesak desakan.
Maya mengayuh sepeda nya berharap tak menemukan halangan seperti biasanya. Ia juga berharap dagangan baksonya bisa laris seperti awal awal jualan.
Tiba tiba Maya mengerem sepedanya. Dua orang yng mabuk tengah melintas didepannya. Ia memilih berhenti dengan jarak sedikit jauh. Dan mematikan cahaya senternya. Agar mereka tak melihat keberadaan Maya. Bisa saja Maya menjadi sasaran mereka nantinya.
Maya turun dari sepeda dan mendorong sepedanya kepinggir jalan. Menepikan sepedanya dan membungkuk.
Bukankah itu anak buah nya pak Mawarto? Bahkan disaat orang tidur mereka baru plg dalam keadaan begini.
Sesuai perkiraan Maya. Kedua orang itu berjalan kearahnya. Mungkin saja itu jalan yang harus mereka tempuh saat pulang.
Saat hampir mendekati Maya. Salah seorang dari mereka tiba tiba berhenti. Ia menoleh kearah Maya sembunyi.
"Ada apa brooww?" Tanya Unang.
"Gue harus kesitu tu nang..." jawab Udin.
"Mau ngapain broww?" Tanya Udin lagi sambil jalan dengan teler.
"Aaah... gini broow... lega bangeeet..." tiba tiba Udin pipis tepat disamping sepeda Maya.
"Aaah... elu.. gue kira mau ngapain?" Unang bersandar disamping sepeda Maya.
Wanita itu sekarang terjebak diantara kedua orang mabuk. Jika ia tak bisa bertahan mungkin saja dia akan digilir cinta Udin dan Unang. Anak buahnya Mawarto.
"Aaah.. lama banget lu bro?" Unang keliatan sudah berdiri lagi.
"Gue bayangin bisa pipisin neng Maya Nang, seperti yang bos lakukan. Waah.. enak bener tu. Tubuh molek janda.. "
Udin tiba tiba bicara tentang apa yang dilakukan bosnya pada Maya. Seketika Maya terkejut dan matanya membola. Ia terus mendengarkan pembicaraan kedua orang mabuk itu dengan lidah mereka yang bergoyang goyang.
.
.
.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments