"Maksudmu, aku harus menunggu lagi?" Mawarto melihat sinis Maya.
"Maaf kan saya pak War. Mohon pengertian anda" Maya memelas pada pria itu.
"Sudah kurang baik apa aku padamu Maya?
Kau kupinjam kan modal tanpa ada bunga nya. Aku memberikan waktu cukup lama.
Seharusnya setelah kau berhasil mengumpulkan uang itu, kau langsung memberikannya padaku"
Mawarto berdiri dengan berkata dengan nada yang sedikit tinggi.
"Maaf kan saya pak... beri saya waktu dua bulan lagi."
Maya berjanji meminta waktu 2 bulan. Ia berpikir akan berusaha meningkatkan penjualan baksonya.
"Hanya karna aku berteman dengan alm suamimu dulu. Aku beri satu lagi kesempatan." Mawarto berdiri hendak meninggalkan tempat itu.
"Terima kasih pak War" Maya berdiri dan menyalami Mawarto yang sudah baik hati padanya.
Lelaki tua itu pergi bersama anak buahnya tanpa menyentuh apa yang disuguhkan Maya. Dia naik kemobil dan membisikkan sesuatu pada anak buahnya.
Maya merasa sedikit lega dua bulan ini ia harus mengumpulkan uang itu. Melakukan berbagai cara promosi dan diskon. Agar kedai baksonya bisa kembali ramai.
...****...
Suatu malam Mawarto dan dua orang anak buah nya masuk kekedai bakso Maya. Mereka memesan tiga mangkok bakso dan segelas teh manis.
"Silah kan pak, terimakasih sudah mau mampir kekedai saya." Maya berdiri jauh dari tempat mereka.
"Maya apa ini...? teh mu kurang manis" Mawarto mencari alasan. Sepertinya ada sesuatu yang akan ia perbuat.
"Saya racik seperti biasa kok pak." Maya merasa heran dan mendekati mereka.
"Kau tak percaya padaku?"
Lelaki tua itu mengambil sendok dan memberikan satu sendok teh pada Maya.
"Kau cicipi saja. Rasanya juga aneh. Aku menuangkan ke piring ini tadi. Yang digelas belum aku cicipi" pak War membuat Maya yakin mau mencobanya.
"Sebentar pak" dia memasukan satu sendok teh kedalam mulutnya. Dan rasa teh itu memang sedikit aneh.
Apa karna teh nya sudah lama ya?
"Baiklah pak, saya akan buatkan yang baru." Dia hendak berjalan kedapur membawa teh yang sudah tak enak.
"Tidak usah, aku minum air putih saja" Mawarto mulai melunak.
Maya kembali ketempat duduknya. Dia memperhatikan ketiga orang itu makan dengan lahapnya. Kali ini ia merasa sangat mengantuk. Maya merebahkan kepalanya keatas meja didepannya.
Brugh...
Maya jatuh dari tempat duduknya. Ketiga orang itu saling melihat. Satu diantara anak buah pak War mendekati Maya, memeriksa keadaannya.
Satu diantaranya memeriksa sekitar kedai itu. Karna kamar di pojokan warung yang digunakan Maya untuk beristirahat sebelum membuka kedainya.
"Bawa dia kedalam!"
Anak buah pak War mengangkat Maya kedalam kamar itu. Meletakan nya diatas tikar.
"Kalian jaga tempat ini. Jika ada yang bertanya bilang saja Maya sedang kepasar" Mawarto tak henti menatap tubuh yang terbaring dengan tatapan lapar.
"Baik boss" kedua orang suruhan Mawarto berjalan keluar.
"Bersikaplah seolah kalian seorang pembeli"
Setelah memberi aba aba pada anak buahnya. Pak War yang berada didalam kamar itu Mengunci pintunya. Dia memperhatikan wajah Maya yang sangat cantik, dan melihat tubuh molek Maya dengan pandangan dahaga.
Perlahan ia melepaskan jaket dan topinya. Merangkak mendekati janda itu. Menyentuh bagian pipi sampai bibir Maya. Ia mulai meraba paha mulus Maya yang tersingkap karena memakai rok selutut.
Perlahan membuka kancing baju Maya, melepas satu persatu. Maya bahkan tak sadar lelaki tua itu telah membuka semua bajunya. Sesuatu dibawah sana mulai menerima respon nya.
Nafas lelaki paruh baya itu sesak tak tentu, ia memandang sesuatu yang indah milik Maya. Mencoba merasakan kenikmatan milik janda tersebut. Bahkan Air liurnya menetes.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments