"Mandilah... aku akan ganti pakaian."
Pramana melihat kedalam kamar Maya. Ia hanya mengenakan handuk yang melilit dipinggangnya. Sehingga Maya dapat melihat otot otot Pramana yang Indah. Sebuah pemandangan yang astri dan harus dilestarikan.
Oh.. yaa ampun... suami ku tampan sekali..
Maya melihat Pramana sampai masuk kekamarnya. Dan berjalan kearah kamar mandi membersihkan dirinya.
Dengan santai Pramana duduk didalam kamar Maya. Ia hanya mengenakan celana bola pendek tanpa atasan dengan sebuah kaos ditangannya.
Seandainya aku bisa menjahit takan kuberikan Maya pekerjaan malam ini. Tapi bagaimana? Aku menyukai baju ini..
"Astaga... mas...!"
Maya terkejut saat melihat Pramana telah duduk diatas ranjangnya. Ia kembali keluar kamar mengambil handuk yang dipakai Pramana tadi yang masih tergeletak diatas kursi ruang tamu.
"Maaf... aku hanya ingin kau menolongku.."
Maya kembali masuk kekamarnya. Ia merasa sudah aman setelah melilitkan handuk Pramana ketubuh atasnya.
Pramana memperhatikan setiap sudut tubuh Maya. Dada nya mulai panas. Desiran darahnya mengalir sangat kencang. Jantungnya bertalu talu tak beraturan. Ia menatap Maya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Baiklah... tapi apakah aku bisa mengenakan pakaian ku sebentar? Ini sangat dingin." pinta Maya.
"Kau kedinginan?"
Tiba tiba Pramana berdiri ia meletakan kaos yang ia pegang tadi. Ia mendekati Maya. Wanita itu sudah merasa risih, dadanya berdetak sangat kencang.
Pramana menyentuh rambut Maya yang masih meneteskan air. Ia menyentuh dagu Maya kemudian menyatukan bibir mereka. Mengecup lama disana. Kemudian pelan pelan memasuki area mulut Maya. Ia melu..mat dan melilit lidah Maya.
Sebuah ciuman yang panas. Tanpa pergerakan yang lebih dari Pramana begitu juga Maya. Mereka hanya fokus menikmati moment ciuman yang menimbulkan hasrat untuk mendapatkan lebih.
Tok
Tok
Tok
Maya terkejut ia memalingkan wajah nya melihat kearah pintu. Pramana berdesis kesal karna ada seseorang yang datang kerumah mereka.
"Sebaiknya mas lihat siapa yang datang, aku akan berpakaian"
"Tapi May..." Pramana menarik lengan Maya lembut.
Tok
Tok
Tok
"Mereka mengetuk lagi. Siapa tau penting."
Dengan berat hati Pramana keluar kamar. Maya memegang dada nya yang terasa mau lepas. Walaupun ini bukan yang pertama bagi Maya. Tapi seorang yang ia sukai melakukan hal indah dalam hidupnya. Tentu saja ini terasa seperti pertama mendapatkannya.
Pramana melangkah dengan kesal. Membuka kan pintu. Terlihat ada pak RT dan beberapa orang dibelakangnya.
"Selamat malam Pram.. maaf mengganggu malam malam begini."
Kalian memang sedang menggangu.. kesempatan ku hilang.
"Ya malam pak. Tidak apa apa. Kebetulan kami baru selesai berbenah. Saya sedang ganti pakaian tadi. Eh.. maaf... saya ambil pakaian dulu. Silahkan masuk pak..."
Pramana berlari masuk kekamarnya mengambil baju lain didalam lemari. Lalu keluar menemui tamu nya yang masih berdiri diluar.
"Silahkan duduk pak.."
Pak RT masuk dan duduk dikursi bersama Pramana. Sementara yang lain masih berdiri diluar.
"Ada apa ya pak..." Pramana membuka obrolan.
"Anu Pram... dek Maya dimana? Saya kok ga lihat" tanya Pak RT
"Ada dikamar sebelah sedang membersihkan kamar. Ada apa ya pak?" Pramana terlihat sangat tak sabar dengan kepergian tamunya.
"Anu... kami ingin melihat surat pernikahan kalian. Karna kemaren sudah terlalu larut kami segan. Kamu jangan salah paham dulu.. hanya untuk memastikan saja. Bukan begitu bapak bapak?" Pak RT melihat keluar dan diberi anggukan oleh beberapa orang diluar.
"Oh begitu... saya kira ada apa, sebentar saya ambil dulu."
Pramana masuk lagi kekamar lalu membawa surat pernikahan mereka. Pak RT melihat dengan seksama.
"Ini tanggalnya sekarang lho Pram?"
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments