"Jangan malu malu.. habiskan makanan mu."
Pramana menambahkan lauk kepiring Maya. Ia sangat senang sekarang akan ada seseorang yang selalu mengisi kekosongan nya.
Begitu juga Maya yang sangat bersyukur kepada Tuhan karna telah mengirim orang baik seperti Pramana. Semoga ini bukan hanya manis diawal...
"Setelah ini kita kepasar beli kebutuhan rumah. Kau tak perlu repot lagi belanja diwarung."
"Jangan diborong semua nya mas... kau pasti lelah. Masih ada hari esok"
"Mumpung kita sudah disini Maya... jadi kita beli apa yang dirasa perlu saja. Kau kan perempuan tentu tau apa yang kurang dirumah setelah beberapa hari tinggal disana."
Maya mengangguk memberikan senyuman manisnya pada Pramana yang menatapnya hangat.
Cinta akan menyusul...
Sekarang mereka berjalan mengelilingi pasar mencari keperluan dirumah mereka. Maya mengikuti langkah Pramana yang sudah lincah berjalan digang gang sempit. Sesekali pria itu melihat Maya agar istrinya tak ketinggalan. Atau menggandeng tangannya agar tak kena desakan orang ramai.
Mereka melengkapi semua kebutuhan rumah. Menaikan barang belanjaan ke mobil pick up untuk mengantar ketempat tinggal mereka.
"Mas... enak juga duduk disini... sambil melihat sinar matahari yang mulai redup."
Maya duduk disebelah suaminya dibelakang mobil bersama barang barang mereka. Sekarang mereka sudah seperti mengangkut barang pindahan.
"Kau senang?"
"Ya... selama ada mas..." Maya menunduk malu.
"Baiklah besok akan kuajak kau kesuatu tempat. Kau akan senang melihat matahari tenggelam."
Pramana memperhatikan tingkah Maya yang malu malu. Ia menetralisirkan jantungnya yang sejak tadi berdetak kencang. Mungkin saja Maya mendengar nya. Karna ia duduk sangat dekat disebelah Pramana.
Apa aku akan merasakan malam pertama seperti yang orang orang bilang... surga dunia
Pikiran Pramana mulai bergerilya kemana mana. Ia sudah membayangkan sesuatu yang panas. Malam Ini akan menjadi malam panjang baginya dan Maya.
"Aku sepenuhnya milik mu mas. Jadi... kemana kau mengajak ku.. aku akan turut."
Pramana mengecup lagi kepala Maya. Tiba tiba Maya tersentak kaget teringat penyatuan bibir mereka diatas angkot yang dilihat banyak orang. Wajah Maya tiba tiba memerah. Ia sangat malu membayangkan apa yang akan terjadi nanti dirumah. Saat mereka hanya berdua.
Apa aku akan tidur dikamar mas Pram?
Aahhh... Maya apa yang kau pikirkan.. kau menikah bukan karna cinta. Jadi terima saja apa yang akan terjadi nanti.
"Kenapa May? Wajah mu memerah.."
"Bukan apa apa..."
"Apa aku tak boleh mengecup kepalamu?"
"Tentu saja boleh.. mas sekarang suamiku"
"Apa aku bisa mendapatkan lebih?"
Pandangan mereka saling bertemu. Dengan pelan Pramana mendekatkan bibirnya ke arah Maya. Namun tiba tiba Maya memalingkan wajahnya.
"Maaf..." Pramana merasa malu ia melihat kesamping kanannya.
"Jangan disini... orang orang akan melihat kita."
Deg...
Jantung Pramana berdetak lebih kencang lagi. Menahan kegirangan dihatinya mendapatkan lampu hijau dari Maya. Ia berkali kali tersenyum menatap sekelilingnya. Untuk lebih menetralisirkan dirinya.
Akhirnya....Pram... hehehhe
Kini mereka telah sampai didepan rumah minimalis milik Pramana. Setelah menurunkan barang belanjaan. Pramana dan Maya menyusun semua dengan apik dan rapi.
Butuh beberapa jam mereka telah selesai merenovasi isi didalamnya. Walaupun hanya sedikit perbaikan. Tapi itu terlihat sangat indah.
"Kau mau mandi? Aku akan panaskan air"
Pramana berjalan kedapur, sementara Maya masuk kekamarnya. Ia mencoba mengenakan pakaian tidur yang mereka beli tadi.
"Nanti bajunya akan bau jika kupakai sekarang. Nanti saja setelah mandi."
"Mandilah... aku akan ganti pakaian."
Pramana melihat kedalam kamar Maya. Ia hanya mengenakan handuk yang melilit dipinggangnya. Sehingga Maya dapat melihat otot otot Pramana yang Indah. Sebuah pemandangan yang astri dan harus dilestarikan.
Oh.. yaa ampun... suami ku tampan sekali..
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments