"Anu... saya mau nemani ibu kepuskesmas. Katanya sakit gigi. Tapi sekarang udah bisa senyum lagi..." pak RT memperhatikan istrinya yang selalu melihat pasangan muda itu.
Pramana melihat buk RT memang sesuai dengan perkataan suaminya, Ia terus tersenyum memandangI Maya.
"Kenalin buk... istri saya... Romaya. Panggil saja Maya.."
Maya mengulurkan tangan nya untuk berjabat tangan dengan buk RT.
"Nama saya Niro... panggil saja buk Nir.." buk Nir ramah pada Maya.
"Salam kenal buk Nir, saya Romaya, panggil saja Maya." Balas Maya dengan senyuman manisnya.
"Waah... kita bisa jadi teman dekat ni pak, usia kita ga terlalu jauh beda kelihatannya."
Maya tersenyum melihat Buk Nir yang mengaku tak terpaut usia jauh. Tapi sudah banyak garis halus dikulitnya. Maya mengangguk mengiyakan agar wanita dihadapannya merasa senang.
"Ya sudah buk... kami lanjut dulu jalannya."
Pramana pamit hendak melanjutkan perjalanan mereka. Ia menggandeng Maya agar lebih meyakinkan.
Jarak mereka dengan pak RT juga sudah jauh tapi Pramana terlihat betah memegang tangan Maya. Keduanya tak menyadari mereka sudah seperti pasangan yang sedang Dimabuk cinta.
Tapi Maya menyadari, ia melihat kebelakang. Mereka memang sudah jauh berjalan. Ia memerah melihat seseorang menggenggam jemarinya dengan hangat. Akan kah benih benih cinta itu datang? Othor ikut nyimak juga deh...
"Mas..." Maya menoleh kearah Pramana
"Ya..." tanpa menoleh ia menyahuti panggilan Maya
"Tanganku..." Maya merasa sungkan apabila bicara langsung.
"Kenapa dengan tanganmu?" Pramana menoleh sebentar, lalu memandang lagi kedepan.
"Berkeringat..." Maya memerah, ia tak melihat Pramana.
"Sama, aku juga..."
Apa dia benar benar tidak sadar... dasar...
"Ya?" Maya terheran dengan Pramana yang masih santai berjalan.
"Apa?" Kali ini ia menoleh menatap wanita disebelahnya yang kelihatan gugup.
"Maksud ku ini..." Maya menunjuk tangannya. Pramana kaget langsung melepaskan genggaman tangan mereka.
"Maaf Maya... aku tak menyadarinya.."
"Aku tau..."
Terlihat Maya menahan senyumnya. Tiap kali ia ingin melepaskan genggaman itu Pramana malah semakin mempererat genggamannya.
"Kau mau aku genggam lagi?" Pramana bertanya dengan nada suara yang sangat rendah. Ia melihat Maya tersenyum malu.
"Ya?" Maya menoleh padanya.
"Aah tidak... sebaiknya kita naik angkot, kaki mu akan lepas jika terus berjalan."
Diatas angkot kedua nya duduk berdekatan. Karna penumpang sangat ramai. Angkutan itu menjadi penuh dan sesak. Beruntung Maya duduk paling ujung sehingga hanya ada Pramana disebelah kanannya.
"Maaf.. lain kali kita akan memakai kendaraan sendiri."
Pramana berbisik tepat ditelinga Maya. Hembusan hangat nafas pria itu membuat ia merinding.
"Tidak apa apa... aku juga sudah biasa. Ada dimana kendaraan mu mas?"
Maya bertanya karna dirumah ia tak melihat ada kendaraan seperti motor apalagi Mobil. Ia menatap Pramana.
"Ada di showroom."
Jawab Pramana singkat. Jarak wajah mereka sangat dekat. Maya cepat melihat kearah kaca belakang mobil. Jantungnya bertalu talu sangat kencang.
"Mas... bisa geser sedikit ga? Pantat saya ga masuk ini duduknya.." seorang ibu ibu yang berbadan sehat duduk disebelah Pramana.
Jelas saja ga masuk... pantat selebar kuali..
"Maaf buk... nanti istri saya semakin terjepit. Udah pas segitu aja."
"Aduuh... saya bisa jatuh ini." Ibu ibu itu menatap tajam Pramana yang tidak menuruti perkataannya.
Tiba tiba mobil mengerem mendadak, mulut Pramana parkir di bibir Maya dengan mulus. Karna mereka saling melihat saat ibu ibu itu bicara.
"Aduh gusti... pantat ku... sakit sekali..."
Suara teriakan ibu ibu tadi mengejutkan mereka. Maya langsung memalingkan wajahnya.
Apa itu tadi??
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
rubyy rubyy
pramana dapat rejeki nomplok..😁😁
2023-09-02
0