Suara ayam jantan terdengar nyaring ditelinga Maya. Pagi ini terasa begitu dingin. Karna matahari belum menampakan wajahnya yang terang.
Ada saat nya mencoba sesuatu meski itu bukan berasal dari hati. Sesuatu yang begini terkadang kala sering berjalan lancar. Itulah yang dipikirkan Maya yang masih menghangatkan tubuh didalam selimut tipisnya.
Mencoba peruntungan dengan cara menjadikan Pramana pendamping hidupnya. Jika Tuhan memberikan bonus, cinta itu akan datang dengan sendirinya.
Mencoba jalan yang terbuka lebar didepan tak ada salahnya. Bisa bisa menyesal jika jalan itu sudah ditutup.
Maya bukan tipe wanita yang terlalu memilih, ia sadar dengan status dan keadaannya. Hanya ingin merasakan hidup aman dan bahagia.
Mempunyai suami baik, tampan itu akan terlihat jika pria itu tulus dan bertanggung jawab. Yang penting Pramana bisa menerima apa ada nya diri Maya. Setelah ia menceritakan sepenggal kisah kehidupan nya pada Pramana.
Maya berjibaku dengan pikirannya sendiri. Sosok Romi yang mendekam dipenjara serta ibu mereka yang telah tiada. Ia jadikan penyemangat dalam hidup nya. Untuk melangkah menuju hari yang lebih baik lagi.
"Maya ... kau sudah bangun?"
Suara berat Pramana mengejutkan lamunan Maya memandang ruangan kamarnya. Ia langsung berdiri dan berjalan kedepan pintu yang hanya ditutup kain.
Pramana yang baru selesai mandi bertabrakan dengan tubuh Maya yang tiba tiba langsung keluar kamar.
"Maaf mas..."
Maya tepat didepan dada bidang Pramana yang telanjang. Wajah nya memerah. Dadanya berdegup kencang. Begitu pun dengan Pramana yang mematung karna tubuh mereka tabrakan secara syahdu. Wkwkkwkw
"Aah... I.. iya.. tidak apa apa.. Aku bersiap siap dulu."
"A..aku juga mau kekamar mandi.."
Mereka berjalan ketujuan masing masing. Dan disini cinta itu seperti telah hadir walaupun secara sembunyi. Jantung kedua nya bertalu talu seperti genderang yang mau perang...
Aah... kenapa aku ini? Maya... tak salah lagi. sepertinya pilihan ku tepat.. aku akan menjadikannya istriku seutuhnya
Pramana memakai pakaian terbaiknya. Mencari berkas berkas untuk pernikahan mereka. Kemudian keluar duduk diruang tamu menunggu Maya bersiap.
"Aku pakai baju yang mana? Semua baju ini keliatan sama saja...." gumam Maya setelah didalam kamar melihat baju yang bisa ia pakai untuk menikah.
Setelah memilih baju yang dirasa tepat. Maya kembali kedapur. Berencana untuk membuat kan Pramana sarapan.
"Maya..."
Pramana yang berjalan kedapur memanggil Maya. Karna ia lumayan sudah lama menunggu Maya.
"Jangan buat apa apa May... nanti kita sarapan diluar saja."
"Baiklah mas... aku ambil sesuatu dulu dikamar."
Pramana menunggu diluar rumah. Sembari menanti Maya ia melihat ada orang berjualan makanan akan lewat sini.
Apa aku belikan sesuatu untuk calon istriku... tidak tidak... nanti saja aku ajak dia kewarung.
Nampak Maya keluar dengan pakaian sederhana bekas bibinya. Pramana mengulum senyumnya. Memalingan wajahnya kelain arah.
Kau pakai apa saja cantik Maya...
"Ayo berangkat..."
Pramana berjalan lebih dulu. Maya menyamakan langkah kaki nya dan berada disebelah Pria itu.
Maya mencuri curi pandang Pramana. Berjalan untuk lebih dekat saja dia sungkan. Ini sangat berbeda saat mereka baru bertemu.
"Eehh.... ada Pengantin baru... mau kekota ya?"
Pak RT dan istrinya menyapa Pramana dan Maya. Mereka pun berhenti menyahuti sapaan pak RT.
"Selamat pagi pak RT. Iya mau kepasar beli beberapa kebutuhan. Pak RT sendiri mau kemana?"
Tanya Pramana ramah ia mendekatkan tubuhnya kearah Maya. Agar tak kelihatan mencurigakan Pramana mengalungkan tangannya kepinggang Maya.
"Lihat tu pak... pengantin baru mesra sekali. Jadi ingat dulu." Istri pak RT tersenyum ramah pada Maya dan Pramana.
"Anu... saya mau nemani ibu kepuskesmas. Katanya sakit gigi. Tapi sekarang udah bisa senyum lagi..." pak RT memperhatikan istrinya yang selalu melihat pasangan muda itu.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments