Maya terkejut mendengar langsung penjelasan Pramana. Baru tadi ia berpikir tentang ini dan langsung terjadi. Ia gugup tak menyangka jika kedatangan nya malah menambah masalah bagi orang lain.
"Maya.. maaf aku hanya punya alasan itu. Sebab mereka tau jika aku tak punya saudara lagi. Jadi tidak mungkin aku mengakui mu sebagai saudari. Itu akan membuat masalah lainnya."
Pramana menatap Maya dalam dalam menunggu jawaban dari Maya. Dia sangat menyesal telah mengakui Maya sebagai istrinya pada warga dan aparat kampung.
Aku harus jawab apa... ya Tuhan bantu aku. Apa yang harus aku lakukan? Mungkin kah ini pertanda bahwa mas Pram adalah pendamping ku dimasa yang akan datang?
Wanita itu lama terdiam. Sesekali ia melirik Pramana. Pria itu sangat menanti jawaban Maya.
"Apa yang bisa aku lakukan mas? Apa aku sebaiknya pergi saja?"
Maya akhirnya buka suara. Ia tak tau harus memberi pendapat apa tentang hal ini.
"Jangan pergi!... tetaplah disini."
Waduh... apa yang aku katakan. Jantung ini berdetak lagi... oh Tuhan.. bantu aku.
"Lantas?" Maya menatap Pramana dengan pandangan yang tak bisa diartikan.
"Aku hanya bingung, bagaimana jika mereka menanyakan tentang surat surat nya."
Pramana memalingkan pandangannya kesegala arah. Ia menyulut lagi rokoknya. Berusaha mencari solusi.
"Jika kau mau... nikahi saja aku."
Mata Pramana membelalak besar. Mulutnya pun ternganga tidak percaya akan apa yang ia dengar tadi. Jantung nya semakin berdetak hebat.
Maya mengajak ku menikahi nya? Apakah sekarang aku akan punya seorang istri...
Hati nya melompat kegirangan membayangkan ia akan menikah. Karna diumur yang sudah lumayan dewasa ini belum ada satu pun wanita yang mau menerima lamaran Pramana. Karna dia bukanlah orang kaya yang mempunyai perusahaan. Ia hanya orang termiskin didunia yang tak mempunyai apa apa. (Seperti lagu ya der ... wkwkwk)
Maya yang menyadari keterkejutan Pramana langsung memberikan wejangan pada pria itu agar tak salah paham.
"Maksud ku... kita harus benar benar menikah mas.. jika memang aku tak boleh keluar dari rumah ini. Tapi... jika nanti kau menemukan wanita yang kau cintai untuk kau nikahi.. aku mengizinkan. Bahkan aku rela bercerai dari mu. Ini hanya untuk menutup fitnah diantara kita. Karna kita tinggal serumah tanpa status."
Mimik muka Pramana yang sedang bahagia tadi tiba tiba berubah drastis saat mendengar alasan Maya.
Setidaknya ... aku menikah dulu. Saat sudah menjadi istri dia pasti patuh pada suaminya.
"Baiklah... kaau begitu besok pagi kita kekota. Untuk melakukan pernikahan disana. Jika disini... mereka akan tau jika aku berbohong."
Tanpa ragu Pramana langsung menyetujui kesepakatan nya dengan Maya.
"Aku kembali kekamar mas..."
Aku juga akan menyusul mu... heheh.. itu pasti terjadi... nanti...
"Maya... selamat malam"
"Maaf mas...... aku memberikan masalah baru dengan kehadiran ku disini." Maya berdiri melihat kearah Pramana.
"Sudahlah.. jangan dibahas lagi. Aku juga tulus membawa ku kesini. Niat ku hendak menolong mu saja. Jangan berpikiran yang aneh aneh."
Maya mengangguk membalas senyuman dari Pramana yang tersenyum manis padanya. Maya masuk kekamarnya. Ia duduk ditepi ranjang memegangi dadanya yang sejak tadi bertalu talu tak beraturan.
Hatinya merasa senang walaupun ia mengajukan beberapa syarat ia tau. Itu takan gampang terjadi.
Setidaknya aku menikah... mempunyai seorang suami. Ia sepertinya mengerti keadaan ku. Sampai sampai mau menikah wanita yang telah ternoda seperti aku ini. Semoga dia menjadi yang terakhir untuk ku. Walaupun bukan yang pertama.
Naah.. seperti lagu lagi bukan? Wkwkw
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments