Ia kembali duduk dikursi rotan tersebut. Menunggu intruksi dari pemilik rumah yang sejak tadi masuk kekamar bagian depan.
Menelisik kearah dinding, terdapat dua figura. Foto itu terlihat berasal dari tahun yang sangat lampau.
Mungkin itu foto ibu pria itu... keliatan jadul sekali.
"Pakai lah kamar kedua ini. Carilah sesuatu dilemari mana tau ada pakaian yang cocok untuk mu" suara berat pria itu membuyarkan lamunan Maya.
Pria itu berjalan kearah kamar mandi yang terpisah dari kamar. Maya berdiri berjalan memasuki kamar yang dimaksud. Dia membuka lebar jendela yang tampaknya lama tertutup. Aroma debu juga sangat menyengat.
Pelan pelan ia membuka lemari, memeriksa apakah ada pakaian yang bisa dikenakannya seperti yang pria itu ucapkan. Sesekali ia menoleh kearah tempat tidur. Ranjang kecil yang kasur nya sudah tak empuk lagi.
Ia menyinsingkan lengan baju nya. Bergerak mulai membersihkan kamar tersebut. Mencari sosok sapu yang bisa ia gunakan.
Sepertinya aku akan menghabiskan hidupku ditempat ini. Entah apa yang telah direncanakan oleh Tuhan. Semoga ini yang terbaik.
Ia membuka alas ranjang, sarung bantal dan tirai jendela dikamar itu. Mencari didalam lemari penggantinya. Senyumnya terukir melihat benda yang ia cari.
Pelan pelan menyapu bersih hingga debu didinding, dilantai dan diatas kasur habis tak tersisa. Tempat itu kini telah bersih berkat campur tangannya. Ia berdiri memperhatikan apa yang kurang dari proses beres beresnya.
"Apa yang kau lakukan?"
Pria itu berdiri diambang pintu sesekali mengusap rambut nya dengan handuk. Kelihatannya ia telah selesai mandi.
"Aku hanya membersihkan kamar ini" Maya menoleh sebentar lalu melanjutkan lagi kegiatannya.
"Tempat ini dulunya ditempati bibiku. Semenjak ia meninggal 5 tahun yang lalu. Aku tak pernah membersihkannya. Tapi kain diambang pintu ini selalu kubuka." sebuah penjelasan yang harus diketahui Maya.
"Apakah aku boleh menginap disini?" Maya menatap pria yang berdiri didepannya.
"Kau tak berniat untuk bunuh diri lagi bukan?" Pria itu memastikan perbuatan Maya kelak.
"Sepertinya begitu, sekarang aku hanya menunggu rencanaNYA." Jawab Maya mantap.
"Bagus, kalau tidak rumah ini akan angker"
Senyuman tampak terukir diwajah tampannya. Dia memperhatikan wanita yang sekarang terlihat cantik dimatanya setelah beberapa jam bersama.
"Boleh aku meminjam handuk? Badan ku terasa lengket, aku ingin membersihkan diri."
Maya menggaruk garuk tangannya. Pria yang belum menyebutkan namanya berjalan kekamarnya. Tak lama kemudian memberikan sehelai handuk.
"Ini sangat kecil. Tubuh ku pun takan tertutup"
Protes Maya melihat handuk berwarna pink yang diberikan pria itu.
"Aku hanya punya itu. Atau jika kau mau memakai handuk punyaku?"
Ia membuka handuk yang sedang berkalung dilehernya. Maya memerah melihat pria itu yang hanya mengenakan celana pendek. Sehingga tubuh atletisnya terlihat jelas saat ia membuka handuknya.
"Ini saja.. " Maya cepat mengalihkan pandangannya kesembarang tempat.
Maya berjalan keluar kamar, mencari dimana kamar mandi. Tapi pria tadi msih berdiri diambang pintu.
"Setelah mandi aku ingin bicara" Pria itu berjalan kearah kamarnya.
Sial, dia membuatku memanas seperti ini.
Pipiku terasa panas saat ini. .
Maya melanjutkan langkahnya kekamar mandi. Berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk diri sendiri. Setidaknya ia harus terlihat bersih.
»»»»»»»»»»»»»
Maya melihat pria itu duduk menyeduh secangkir kopi panas. Aroma kopi nya memenuhi seluruh ruangan. Ia mencoba duduk di kursi satunya.
"Ini baju ibuku.. masih bagus rupanya"
Pria tadi membuka obrolan pertama ketika melihat baju yang dikenakan Maya. Ia memperhatikan Maya yang sudah kelihatan segar.
"Terima kasih, sudah menolong ku"
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
BUKAN SULTAN BIASA
ajarin dong
2021-11-10
1