Satu jam sebelumnya
Taaarrrrr
Suara pecahan kaca terdengar sangat nyaring di ruang tengah keluarga Archary, seorang gadis berambut blonde pink, memakai rok hitam pendek dipadukan kaos putih berbalut jaket bomber, seperti biasa gadis itu baru saja kembali ke rumah setelah ijin masuk malam di salah satu café sebagai seorang barista.
style nya kayak gini tapi rambutnya blonde pink, ini style nya aja.
Memiliki tiga saudara dan dia adalah anak kedua, kakak laki-laki nya telah menjabat sebagai CEO Archary Corp dan adiknya masih berusia 15 tahunan yang memilih home schooling. Namanya Daphne Sasilia Archary, atau bisa di panggil dengan nama Daphne. Bagi keluarga Archary, anak perempuan itu tidak ada, walaupun Daphne memakai marga Archary, dia bukanlah pewaris keluarga Archary, berbeda dengan kedua saudara laki-laki nya yang jelas berada dalam silsilah keluarga. Daphne sejak kecil tidak berada dalam silsilah keluarga, dia di bebaskan hidup mau kemana dan akan kemana.
"kau fikir ayah mau punya anak sepertimu?!." Teriak pria paruh baya dengan seorang perempuan disebelahnya yang terus mengusap punggung pria itu.
"ayah fikir Daphne mau lahir di keluarga ini?!." Teriak Daphne tak kalah kencang.
"Daphne!! yang sopan dengan ayahmu!." Teriak perempuan yang menyandang status sebagai nyonya keluarga Archary setelah 15 tahun menikah dengan tuan Archary menjadi ibu sambung Daphne dan kakaknya, Daniel yang bahkan hampir tidak pernah pulang kerumah.
"diam kau ******!." Bentak Daphne
Plaakkk
Sebuah tamparan mengenai pipi Daphne hingga membuatnya terjatuh di lantai dan sudut bibirnya berdarah. Bahkan setelah apa yang dilakukan ayah kandungnya, Daphne sama sekali tidak menangis, sedikitpun air matanya tidak menetes.
"hahaha Saya akan pergi, sama seperti adanya keluarga sialan ini, saya akan meninggalkan rumah ini, dan sampai kapan pun tidak akan kembali." ucap Daphne tegas, gadis itu memakai tas punggungnya kembali, mengacungkan jari tengahnya sambil tersenyum pada tuan Archary dan istri nya kemudian meninggalkan rumah.
Berjalan menyusuri rumah-rumah lain yang sepi pemilik karena sibuk bekerja, atau masih kegiatan di rumah mereka masing-masing, jam masih menunjukkan pukul 8 pagi, setidaknya Daphne bisa menemukan bus ke kota sekitar jam 9 setelah sampai di halte dekat sana.
Saat tengah berjalan, Daphne melihat orang yang berlari kearahnya, dia adalah orang dengan gangguan kejiwaan yang sering berkeliaran di sekitar sana dan selalu bersembunyi di hutan-hitan dekat sana.
Daphne yang ketakutan berlari menyebrangi jalan, dia tidak sadar kalau ada sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melaju kearahnya, hingga braaakkk dia terjatuh di aspal, hanya menyentuh kakinya karena mobil itu berhasil mengerem. Dengan nafas tak beraturan Daphne melihat sekeliling, dia fikir akan mati hari itu tapi sepertinya Tuhan masih ingin dia menderita di dunia.
Dua orang pria keluar dari mobil, dari penampilannya, pria itu hanya lah seorang bawahan. Daphne benar-benar kesal atas nasib hidupnya, kakinya sakit, berjalan pun jadi sulit, parahnya lagi dia tidak memiliki tempat tinggal lagi selain menemui kakaknya atau menginap di café tempatnya bekerja, tapi tidak mungkin karena Daphne dua hari sudah menginap disana.
"maafkan saya nona, saya benar-benar tidak tau, saya akan memberikan ganti rugi, berapa yang nona butuhkan untuk ke rumah sakit, tapi saya tidak bisa mengantarkan nona kerumah sakit." ucap salah satu pria itu pada Daphne, mendengar hal tersebut, Daphne merasa sangat kesal.
Daphne menarik kerah kemeja yang dipakai pria itu "kau fikir nyawa bisa di ganti dengan uang, segini tidak masalah, saya bisa sendiri!, bagaimana kalau kau menabrak hewan, atau orang lain sampai mati? ah tentu saja akan di buang ke jurang kan, hukum kan ngga bisa menembus orang-orang kaya." marah Daphne, pria itu terlihat bingung harus apa, karena daphne terus mengomel seakan-akan meluapkan semua amarahnya.
Hingga pintu mobil kembali terbuka, seorang pria tampan keluar dari dalam mobil, Daphne beberapa saat terpukau seakan melihat malaikat tampan. pandangan mereka pun bertemu, mata tajamnya, bulu-bulu yang tumbuh di dagunya, pakaian rapinya, tubuh atletisnya, benar-benar seorang pria yang ada di novel dewasa kesukaan Daphne. Menghilangkan fikirannya yang kemana-mana, Daphne menatap tajam kearah pria itu dengan sangat kesal.
"tuan, entahlah siapa namamu, tolong beritahu bawahanmu untuk tidak menyepelekan nyawa orang lain dengan uang, terima kasih!." Ucap Daphne sembari beranjak dari duduknya dan berjalan dengan kaki pincang melewati pria eksotis itu, dengan wajahnya masih sama terlihat galak.
Saat sudah agak jauh, Daphne menetralkan detak jantungnya, "ah kenapa jantungku seperti mau keluar dari tempatnya, issh dasar Daphne kalau liat pria tampan ngga bisa control." bahkan terhadap pria lain yang mendekatinya, Daphne sama sekali tidak tertarik, 22 tahun dia hidup di dunia baru pertama merasakan hal seperti itu terhadap pria dewasa yang entahlah berumur berapa, mungkin semuran kakaknya.
"Daphne jangan seperti ini lagi." Daphne memukul kepalanya sendiri.
Sampai di Halte Bus, jam di sana menunjukkan pukul 9 lebih 15 menit, dia kehilangan bus keduanya dan harus menunggu di jam siang nanti. Itu semua gara-gara mobil sialan itu dan jam tangannya yang mati.
Daphne duduk di halte menundukkan kepala, sepertinya hari ini adalah hari kesialannya, bukan hanya kelaparan tapi juga sakit dikakinya, darah terus keluar, dengan kesal Daphne menyobek kaos yang dia pakai dan mengikatkan di kakinya.
Sebuah mobil berhenti didepannya, Daphne mengangkat kepalanya melihat kearah pria yang baru saja keluar dari mobilnya dengan sebuah kotak p3k ditangannya.
"kau." Sebut Daphne saat melihat pria itu berjalan kearahnya.
"bahaya kalau lukanya tidak di bersihkan." Ucap pria itu sembari berjongkok di depan Daphne, melepaskan kain sobekan baju yang baru saja di ikatkan Daphne.
Eros mulai mengobati luka di kaki Daphne, membersihkan nya terlebih dahulu kemudian mengobatinya dan terakhir mengikatkan perban disana.
"thanks."
"maaf membuatmu terluka."
"hm."
"kau akan pergi kemana? Bus disini akan datang di jam makan siang, saya bisa mengantar mu ketempat tujuanmu."
Daphne sedikit berfikir, dalam hatinya benar-benar berteriak mengiyakan, siapa yang tidak mau semobil dengan pria tampan seperti nya, sebuah penawaran yang menggiurkan, tapi Daphne tetap menjaga kesopanan dan wajah datarnya.
"tidak perlu, saya bisa menunggu bus disini." Jawab Daphne datar
"kalau begitu saya akan menemanimu disini sampai mendapatkan bus."
"tidak perlu, kau bisa pergi."
"saya akan disini, atau kau bisa ikut dengan saya."
"baiklah saya akan ikut."
Dibantu Eros, Daphne masuk kedalam mobil mewah tersebut, mobil yang tak pernah bisa di bayangkan bisa duduk di dalamnya, bahkan kakaknya saja tidak bisa membeli mobil seperti itu.
"Eros." Ucapnya sambil mengulurkan tangan.
"Daphne." Hanya menyebutkan namanya, Daphne engga menjabat tangan Eros
"nama yang indah."
"thanks."
"kau akan pergi kemana?."
"apartemen xx."
"kebetulan saya juga lewat sana, apa kau tinggal disana?."
"tidak."
Dalam bayangan Eros sudah tertuju pada seseorang yang akan di temui gadis itu, dan entah kenapa Eros merasa sangat kesal, ingin rasanya mengurung Daphne di ruangannya, melemparnya ke ranjang, membuatnya mendesar memanggil namanya. Eros merasa sangat sesak di bawah sana hanya melihat paha Daphne yang terekspos, padahal itu adalah hal yang biasa, ada yang lebih seksi menggoda nya saja dia sama sekali tidak berminat, hanya melihat gadis kecil dengan memakai pakaian casual seperti Daphne membuatnya sangat gila.
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
natalia kavung
bagus
2022-06-09
0
pyaoliang
menarik juga ceritanya.
kalau yg lain hanya sekedar CEO atau orang kaya tp kalau cerita ini CEO nya titisan Dewa.
jadi penasaran akhirnya.....
2021-11-25
5
Eva Agustina
sudah saya vote... menarik ceritanya
2021-11-25
0