Sesi Curhat ( 2 )

Shanum dan Hiro saling terdiam beberapa saat. Hiro kemudian meraih tangan kiri Shanum yang disentak oleh pemilik tangan.

"Shan, jangan gitu lah. Tadi kamu sudah mau lho aku peluk dan cium" pinta Hiro.

Shanum mendelik. "Kapan?" Sejujurnya tadi dia merasa khilaf mau dipeluk dan dicium suaminya.

"Tadi waktu kamu jealous mode on" cengir Hiro.

"Masa sih?" elak Shanum. Sumpah demi apapun Hiro ingin mencubit pipi wanita cantik itu tapi dia harus tahu apa yang terjadi pada hari laknat itu.

"Shan, apa yang terjadi setelah kamu menarik biatch itu? Aku tidak ingat apapun kecuali aku terbangun di rumah sakit dan disana sudah ada papaku yang wajahnya ingin menghajarku." Hiro memang sudah tahu apa yang dilakukan oleh istri bar-barnya tapi yang tidak habis pikir Shanum melakukannya pada saat hamil muda. Wanita hamil itu memang mengerikan hormonnya.

"Aku waktu itu langsung menarik rambut biatch itu dan membantingnya. Lalu kuhajar wajahnya kuberikan bogem tepat di rahang dan hidungnya. Beruntung tidak aku patahkan tangannya tapi kau yang ku jadikan sasaran. Aku tidak peduli muka biatch itu tidak berbentuk yang penting dia harus tahu dia berhadapan dengan siapa!" cerita Shanum menggebu-gebu. "Setelah itu aku keluar dan tidak mau menemuimu. Aku sampaikan pada papa Akira bahwa aku sudah tidak bisa bersamamu walaupun papa Akira masih berusaha menahan ku untuk berpikir lebih jernih, tapi pada saat itu aku merasa jijik padamu. Aku langsung mengepak semua barang-barangku, kutinggalkan cincin kawinku dan aku pulang ke Jakarta. Aku tahu itu bukan langkah yang dewasa tapi aku sudah tidak mau melihatmu. Mom dan Dad pun marah atas kelakuanmu!"

Shanum menenggak teh nya, lalu menatap Hiro.

"Kau tahu, papa dan mama meminta aku memaafkanmu tapi pada saat itu aku sudah terlalu marah, yang kuinginkan adalah aku pergi sejauh mungkin dari dirimu. Aku sangat menghormati pernikahan kita, kau tahu kan Hiro, kau adalah pria yang mampu membuatku bisa melupakan Mark. Jika aku sudah mencintai seseorang, aku akan memberikan semuanya. Kamu datang disaat aku terpuruk kehilangan Mark, kamu yang membuatku merasakan cinta lagi. Disaat aku begitu besar rasa cintaku padamu, kamu menghancurkan segalanya. Bagaimana bisa kau tidak hati-hati, bagaimana bisa ..."

Suara Shanum menghilang ketika Hiro memeluknya membuat wajah cantik itu berada dalam dekapannya. Hiro mendengar istrinya menangis tertahan karena mereka masih di tempat umum.

"Maafkan aku sayang, maafkan aku. Kamu tidak tahu betapa hatiku hancur ketika melihat cincin kawin mu tergeletak di meja riasmu. Kau tidak bisa dihubungi dan semua keluargamu seperti menyembunyikanmu. Dan itu membuatku gila rasanya, bahkan Alex pun memberikan hadiah yang sama dengan dirimu, bogem. Kalian itu keluarga barbar tahu" Hiro merasakan Shanum tersenyum.

"Kamu tahu, seseorang baru merasakan bahwa bagaimana orang yang selama ini selalu bersamamu itu adalah orang yang tepat dan terbaik ketika orang itu pergi meninggalkannya. Itu yang aku rasakan. Kepergianmu yang aku tidak bisa melacak sama sekali karena keluargamu begitu rapatnya menutup jejakmu, kemarahan kedua orangtuaku bahkan keluarga Al Jordan semua menyalahkan kebodohanku." lanjut Hiro.

"Aku tidak pernah mengkhianatimu Shan. Kamulah wanita kedua dalam hidupku yang membuat duniaku berwarna selain mamaku yang heboh. Pada saat kejadian itu, tidak ada hubungan fisik karena kamu menggagalkannya. Semua yang ada di diriku adalah milikmu Shan, tidak ada yang berhak menyentuhnya selain dirimu."

Shanum menengadahkan kepalanya menatap suaminya. Tidak ada kebohongan di mata coklat itu.

"Shan, usai kejadian itu, AJ Corp memutuskan semua kontrak dengan Nishihara Group dan papa membawa semua bukti kejahatan mereka. Ternyata papa, Alex dan Jeremy sudah menyelediki modus operandi mereka. Aku saja yang lengah. Aku banyak belajar dari peristiwa itu, no more mister nice guy jika aku sudah di perusahaan sejak saat itu. Hukuman dari papa membuatku menjadi pribadi yang kuat, lebih waspada dan berhati-hati. Setelah laporan yang dibuat papa dan PRC group, ternyata banyak laporan dari beberapa perusahaan kecil di Jepang yang sudah dirugikan oleh Nishihara group. Mereka tidak berani melaporkan karena kuatnya dukungan namun Alex dan Jeffry berhasil membujuk mereka untuk memberikan bukti-bukti yang memberatkan. Mereka sudah bangkrut Shan, karena semua aset yang mereka rampas harus dikembalikan ditambah dengan ganti rugi yang tidak sedikit."

"Apa AJ Corp Dan PRC juga meminta ganti rugi? Sejujurnya setelah itu aku liburan untuk menenangkan diri dan tidak mau berurusan dengan perusahaan." Shanum tetap menatap Hiro.

Hiro tertawa. "Sayangku, sampai mereka jual ginjal atau jantung pun tidak akan bisa mengganti ke kita. Bayangkan sendiri gabungan dua keluarga kita seperti apa. Ditambah dengan dukungan papa mertua kakakmu yang punya kekuatan di Eropa walaupun sudah bukan ketua klan, seperti apa menakutkannya. Mereka berurusan dengan keluarga yang salah. Jadi kami lebih memilih ganti rugi itu untuk perusahaan-perusahaan kecil itu. Bukan kami sombong, kami kuat baik secara finansial maupun aset sedangkan mereka hanya perusahaan kecil yang nilai asetnya sekitar 0,001% dari sahammu di PRC. Mereka sudah membantu kita memberikan tambahan bukti-bukti, kewajiban kita membantu mereka untuk bisa melanjutkan bisnis mereka."

Shanum mengangguk, bersyukur keluarganya memperhatikan pengusaha kecil yang dirugikan oleh Nishihara group yang menghalalkan segala cara termasuk mengirim salah satu putrinya untuk membuat skandal yang tujuannya memeras AJ Corp.

"Kamu tahu sayang, biatch itu harus beberapa kali melakukan operasi plastik akibat perbuatanmu." kekeh Hiro. "Istriku kalau marah menyeramkan".

Shanum memanyunkan bibirnya. "Itu belum seberapa Hiro".

"Shan, aku senang bisa bertemu kembali dan anak-anak. Dan aku senang tinggal disini, tidak ada orang yang mengenaliku, tidak seperti di Jakarta atau kota-kota lain. Rudy tadi sampai ingin memberikan pengawalan buat kita. Buat apa? Aku hanya ingin menikmati liburan bertiga, nanti kalau Mamoru pulang, kita pergi lagi berempat."

"Kamu nggak urus perusahaan?"

"Sementara aku serahkan pada Ameer yang di Dubai, sedangkan di Tokyo aku serahkan pada Nobu. Papa juga masih bekerja mengawasi semua cabang, kami tidak mau kecolongan lagi, toh aku juga bisa bekerja dari kantor kecilku disini bersama Rudy. Karena Aku sedang memiliki misi penting, meminta istriku kembali padaku dan meyakinkan anak-anakku bahwa Daddynya ini sangat mencintai kalian."

"Berusahalah selama tiga bulan ini ya pak Hiro." Semua kesal, dendam, amarah yang berada di hati Shanum menguap entah kemana, yang dia inginkan kesungguhan Hiro bisa membuktikan semua ucapan dan perbuatannya.

"Kenapa panggilanmu kepadaku tidak seperti dulu Shan? Aku bahkan tidak pernah berubah caraku memanggilmu." Hiro merasa sebal Shanum memanggilnya 'pak'. "Aku bukan atasanmu".