Bab 20

Satu tahun telah berlalu, setelah mereka berkunjung ke perkebunan, semua telah normal kembali, sekarang Ryan disibukkan dengan urusan perusahaan dan pabrik juga perkebunan sawitnya.

Begitupun dengan Zerena, dia telah di daftarkan oleh Ryan kuliah di Universitas Yang elit yakni Universitas Malaya atau dikenal UM.

Sebagai isteri Rena tidak pernah lupa akan kewajibannya sebagai isteri, bahkan dia sangat bahagia karena sang suami tidak mengekang kebebasannya untuk tetap melanjutkan pendidikannya.

Begitupun dengan Ryan, dia tidak pernah memaksakan kehendaknya kepada Zerena, cukup dia tahu batasan batasan sebagai seorang isteri, menurutnya ada baiknya Zerena berhijab, karena itu mengurangi pandangan liar laki laki di luar sana, kepada isteri kecilnya.

Subuh subuh sekali Zerena sudah terbangun dan cepat cepat mandi untuk menunaikan shalat Subuh, setelah shalat dia turun ke dapur, menyiapkan sarapan untuk suaminya, setelah berkutat di dapur, makanannya pun telah siap.

Dia kembali ke kamar, karena jam sudah bertengger di angka 6.15.

dia akan membangunkan suaminya, tapi setelah membuka daun pintu di dengarnya suara gemercik air di kamar mandi, pertanda sang suami sedang mandi.

Sesaat kemudian Ryan keluar dari kamar mandi, dengan handuk melingkar di tubuh atletisnya, Zerena termangu memandang sang suami, berjalan kearahnya,

"Kenapa hemmm, kamu terpesona melihat ketampananku?", ucapnya menggoda sang isteri.

Wajah Zerena bersemu merah menahan malu, lalu menundukkan wajahnya, Ryan mengungkung tubuh isterinya diangkatnya wajah cantik sang isteri, ditatapnya mata pekat itu, mata yang indah dan menghipnotis dirinya.

Tapi tiba tiba Zerena menutup mulutnya, dan mendorong tubuh sang suami dan berlari menuju wastafel,

hoeeek hooooek hooeeekkk........

dia memuntahkan seluruh isi perutnya, wajahnya pucat, dia bersandar didinding sambil memegangi perutnya yang terasa sangat mual.

Ryan kebingungan, diciumnya badannya dan diendusnya, "Wangi, tapi kenapa wanita itu muntah saat di dekatku", pikirnya.

lalu perlahan didekatinya Zerena.

Dia tersentak saat melihat wajah isterinya yang memucat sambil memegangi perutnya.

Diangkatnya tubuh sang isteri, lalu menidurkannya di kasur, dia lalu mencari sesuatu di laci yang bisa membantunya.

setelah mencari cari, dia menemukan minyak angin, dioleskannya minyak angin itu ke perut dan tengkuk sang isteri, lalu sedikit di pelipisnya.

Setelah dilihatnya isterinya agak tenang, dia segera memakai pakaiannya, lalu menelpon asisten pribadinya Juan, agar menghandle semua pekerjaannya, karena tidak ingin meninggalkan isterinya dalam keadaan seperti ini.

"Sayang, bagaimana apa sudah enakan?", tanyanya.

Zerena hanya mengangguk dalam keadaan mata terpejam.

Karena merasa sangat khawatir, Ryan lalu menggendong sang isteri dan membawanya ya turun,

"Pelayan...., pelayan....,

Suruh supir menyiapkan mobil, istriku sakit!", teriaknya.

Pelayan lalu berlari keluar memberitahu sang supir, dengan sigap supir membuka pintu mobil, saat Ryan keluar dari pintu utama.

menidurkan isteri berbantalkan pahanya. Setelah sampai di rumah sakit, digendongnya sang istri masuk ke dalam, "suster, suster, suster, tolong istri ku, suster dengan cepat membawa troly dan membaringkan Zerena di sana. Ryan ikut mendorong istrinya masuk ke dalam.

Pak, tolong tunggu disini biar dokter menangani istri anda, ucap suster dengan wajah takut takutnya, karena siapa yang tidak mengenal Ryan, CEO A_R Group yang terkenal bengis dan kejam dalam dunia bisnis, sikap dinginnya seperti memberi aura hitam di tempat itu.

"Baiklah, berikan yang terbaik untuk istriku"ucapnya

Dengan cepat suster itu masuk dan menutup pintu, sebelum ditelan mentah mentah oleh sang CEO tampan yang menakutkan.

Tak berapa lama dokter keluar, "pak Ryan, bisa ke ruangan saya sebentar?" kata sang dokter.

Ryan hanya mengangguk lalu mengikuti langkah dokter itu.

Dokter mempersilahkan Ryan untuk duduk, "Apa penyakit istri saya parah dok?

tolong berikan yang terbaik untuk dia, saya akan membayar berapapun biayanya"

ucapnya dengan raut wajah cemas.

baru kali ini Ryan memperlihatkan wajah seperti itu kepada orang lain, dia benar benar sangat mengkhawatirkan kondisi istrinya.

"Tenanglah pak Ryan, istri anda tidak apa apa", jawab dokter dengan senyum menenangkan.

Tapi tiba tiba Ryan menggebrak meja yang ada di depannya, dia berdiri lalu mencengkram kerah baju sang dokter,

"Istriku terbaring lemah dan kau bilang tidak apa-apa?, apa kau masih ingin bernapas, katakan?

Sang dokter menggigil ketakutan, hawa panas menyeruak dari raut wajah Ryan mengalahkan dinginnya AC.

"Pak, anda salah paham saya belum selesai bicara, tapi anda sudah memotongnya, tolong kepo lepaskan pak", ucap dokter tersengal-sengal karena kera bajunya yang ditarik Ryan. Ryan menghempaskannya membuat dokter itu terjatuh dari kursi kebesarannya.

Dokter itu bangkit lalu duduk tangannya gemetaran, dibukanya map besar yang ada di depannya,

dengan terbata bata dia kembali berbicara,

"Pak, ini hasil pemeriksaan istri bapak, istri bapak tidak sakit, tapi dia sedang hamil muda, usia kandungannya sudah memasuki usia 14 Minggu pak".

Sang dokter bernapas lega karena bisa mengucapkan semuanya tanpa rintangan apapun, dan berharap pria kejam yang ada di depannya segera pergi, sebelumnya dia yang akan pergi meninggalkan dunia ini.

hihihi......

Kata kata dokter membuat Ryan termangu, untuk sekejap dia kehilangan kesadaran, dia seperti sedang berada dalam dunia lain.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun dia keluar dan berlari menuju ruangan dimana istrinya dirawat.

Setelah membuka pintu, dilihatnya sang istri terbaring lemah dengan jarum infus menancap di lengannya, Ryan benar benar hancur melihat gadis kecilnya menderita seperti ini, ditutupnya pintu lalu mendekati tubuh kecil di depannya, dipeluknya Zerena sambil terisak menangis, menangis karena telah memberi penderitaan pada gadis kecil yang seharusnya menikmati masa remajanya, tapi harus menjadi istri dan melayani segala kebutuhan seorang pria dewasa.

Seharusnya sekarang di umurnya yang baru berjalan 18 tahun, dia sedang bahagia bersama teman temannya, tapi sekarang harus mengandung dan merasakan mual mual yang begitu menyiksa, Ryan benar benar merasa bersalah.

Perlahan Zerena menggeliat, merasa ada yang memeluknya membuatnya terbangun,setelah dokter menyuntik obat agar tidak mual, ia malah tertidur.

Dielusnya punggung suaminya, yang masih betah memeluknya sambil terisak,

"Kak..... kak Iyan kenapa?"

Ryan bangun lalu menghapus air matanya, dielusnya kepala sang istri yang tertutup jilbab instan.

"Maafkan kakak, gara gara kakak kamu jadi menderita dan tertekan, bukan maksud kakak membuat kamu kayak gini, kamu boleh menyalahkan kakak, kami boleh melakukan apapun yang kau mau sekarang, kalau kamu mau pulang ke Indonesia kakak terima, kakak telah, kakak tidak akan menghalangi semua keinginanmu".

Rena bingung, perlahan dia berusaha bangun, Ryan membantu sang istri dan memberi bantal di punggung Zerena.

"Kak Iyan, ada apa kok kakak ngomong gitu, ucapnya dengan mata berkaca kaca, apa Rena punya salah, kok Rena disuruh pulang, Rena udah bosan ya sama Rena?"

Rena menangis terisak isak, dia tidak menyangka Ryan tega mencampakkannya setelah dia memberikan segalanya.

"Sayang.....

bukan seperti itu, kakak merasa bersalah karena telah merebut masa remajamu, dan harus hamil dan sebentar lagi kamu menjadi seorang ibu, pasti akan semakin sulit untuk bermain bersama teman temanmu".

Mendengar kata kata suaminya mata Zerena membulat sempurna,

"Apa.....

Rena hamil kak, Rena mau punya bayi, sambil memegang perutnya. dia tersenyum sumringah, membayangkan memiliki bayi yang imut dan lucu.

"Kak......handphone Rena mana, Mama harus tahu kabar gembira ini"

ucapnya antusias.

Ryan tidak menyangka, yang ia takutkan ternyata berbanding terbalik dengan kenyataan ternyata Rena sangat bahagia dengan kehamilannya, dia benar benar bersyukur memiliki istri kecilnya.

"Sayang.....

hpnya ketinggalan di rumah, lagian sayang...

kalau kamu bilang sekarang pasti papa dan mama akan khawatir, biarkan ini menjadi kejutan saat kita pulang nanti"

"Memang kita akan pulang?", bukankah kita disini sampai tiga tahun?"

"Tidak, setelah aku merampungkan semua pekerjaanku kita pulang, aku bisa memantaunya dari jauh,dan setelah aku pikir-pikir, aku akan menyuruh Duo R kuliah disini nanti, agar mereka bisa belajar dan mengelola perusahaan dan pabrik pabrik termasuk perkebunan keluarga kita".

"Ide yang bagus kak, biar mereka bisa mandiri juga,"

ucap Zerena.

"Ya sudah kamu istirahat saja dulu",

sambung Ryan lalu mengecup kening istrinya.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!