" Yuhuuu sayang-sayangkuuuu koq pada diem sih mama datang ,apa mama menganggu kalian " tanya Mama Zen yang datang ternyata
tok tok tok .
Pintu ruangan Ryan berbunyi lagi.
" Siapa lagi yang datang " bathin Zahra
Ternyata Pelayan kantin mengantarkan Jus Papa Rendra lalu meletakan di meja dekat Papa Rendra
" Haiss kenapa hanya 4 ,punya mama mana? " Tanya Mama Zen
" Ya mama kan baru datang ma, mana aku tau coba, pesankan lagi saja Lik " ucap Ryan menggerutu.
Tapi Mama menolak dan membiarkan pelayan kantin tersebut berlalu pergi ke kantin lagi.
" Mama mau minum dengan sekertaris mu saja Ry, boleh ya mama pinjam " ucap Mama Zen
Zahra kaget , duh cobaan apa lagi ini, kenapa keluarga ini aneh diluar ekspetasi ku " bathin Zahra.
" Zahra mau kan ,temani Mama ? " tanya Mama
Seperti biasa, Ryan,Malik dan Zahra kaget bagaimana mamanya bisa tahu nama Zahra padahal baru saja bertemu dan tau Zahra
Terkecuali sang Papa Rendra tidak merasa kaget.
Seolah tau apa yang 3 anak muda itu pikirkan " Haiss mama tau dari papa,saat papa berbicara dengan zahra tadi papa sambil telepon mama,jadi mama tau apa yang kalian bicarakan " ucap Mama Zen
" Hmmfh " Mereka ber tiga menghela napasnya.
.
.
Mama tersenyum hangat dan senang ke Zahra entah mengapa Mama merasa jika Zahra membawa aura positif ke Anak laki-laki pertamanya ini.
" Lik, laptop dan tablet antarkan saja sekarang minta orang Warehouse " Ucap Ryan tiba-tiba.
" Untuk zahra ? " tanya sang Papa
" Hmm " Sahur Ryan
" Ma, mau tau tidak ,jika hanya ada aku dan Ryan saja Zahra diminta memanggil Ryan apa?" info Malik
Ryan mendengar itu tidak terganggu konsentrasi nya ,hanya melirik ke Zahra saja sebentar.
" Eh apa apa? cepat beritahu mama " ucap mama Zen penasaran
" Kasih bonus dulu dong mam " tawar malik sambil terkekeh
" Boleh bilang ga nih Ry? " tanya Malik lagi meledek ke Ryan
" Kau sudah memulai, jika aku bilang tidak kau sendiri yang akan susah dikejar2 oleh Wanita tua itu " Sahut Ryan datar
" Ryan mama memang tua, tapi jiwa mama muda, tidak seperti mu, anak muda koq jiwa tua " celoteh mama
Zahra pusing kepalanya melihat tingkah
Keluarga Boss nya ini. sau kata *Aneh*
Aku kira akan setegang seperti di novel-novel , bathin nya,ternyata tidak juga lebih hangat sih tepatnya tapi membingungkan.
pikir Zahra
" Lik ayo dong dilanjut nanti Mama kasih bonus 2 x lipat gajimu " ucap Mama zen
Zahra merasa tak enak hati jika Malik mengatakan panggilan yang diminta Ryan kepadanya " Jangan Bang Malik, saya tak enak didengar oleh Tuan dan Nyonya besar "
" Eh apa abang? kau memanggil anak nakal ini Abang, lalu kau memanggil anak nakal ku satu lagi apa sayang? " tanya mama Zen
Malik tertawa sebentar sambil melirik Ryan yang tetap fokus ke Laptopnya.
" Hmm itu Nyonya" , Zahra terdengar ragu menjawabnya
Zahra melirik ke arah Ryan.
Ryan tak menoleh ke Zahra,ia ingin tau Zahra mengatakan jujur apa tidak .
" Saya mohon maaf jika lancang Nyonya,Tuan ,saya memanggil Tuan Ryan itu hm. itu nyonya " Terbata Zahra menjawabnya
" Katakan Zahra, aku ingin mendengarnya " desak Papa Rendra
" Saya memanggil Tuan Ryan *Mas* " Zahra tertunduk malu
" Oh Ya Tuhan anak nakal ku semakin nakal " Mama Zen Tersenyum disambut tawa oleh Malik dan Papa Rendra
" Sayang kau menyukainya ? " tanya Mama Zen Ke Ryan
" Sudah pasti ma hahaha " sahut Papa Rendra
Ryan pusing mendengar ocehan kedua orang tuanya.
" Ma, Pa apa sudah selesai kalian menertawakan ku? aku banyak urusan ma hari ini, Zahra juga harus belajar banyak tentang perusahaan ini " omel Ryan
Mama dan Papa tertawa tak henti .
Zahra melihatnta bingung , " Maaf Tuan, apa saya tetap bekerja disini atau bagaimana ? " tanya Zahra semakin membuat Kedua orang tua itu makin tertawa
" Hahaha sudah tentu sayang, jika kau tidak bekerja sudah pasti anak ku berubah menjadi semakin kaku lagi " tawa Mama Zen
" Tidak ada yang berani memecatmu nak, sekalipun itu Ryan, tapi jika itu ada,aku pastikan orang itu berhadapan denganku langsung hahaha" Timpal Papa Ryan
" Dasar orang tua aneh " gerutu Ryan.
Mama dan Papa Ryan akhirnya meninggalkan ruangan Ryan ,
sebelum pamit mereka berkata ke Zahra " Nak mana nomor telepon mu sini simpan di HP mama ,dan ingat panggil aku mama bukan Nyonya okey. " pinta Mama ryan
Zahra mengetikan nomor telepon di handphone Mama Zen.
Mama Zen tersenyum melihatnya lalu meraih handphone Zahra lalu mengerutkan keningnya karena Handphone Zahra ketinggalan zaman.
Mama Zen menghela napasnya. Melirik ke Malik
" Malik, belikan sekarang juga handphone keluaran terbaru untuk Zahra , agar dia mudah mengatur dan melihat jadwal Ryan menggunakan handphone nya " perintah Mama Zen
" Dia akan mendapatkan tablet ma " ucap Ryan
" Mama tau, tapi dia butuh handphone juga kau tega tiap malam dia melihat jadwalku dengan tangan kelelahan memegang tablet hah" ketus Mama Zen
" Ah iya juga ya, Lik tambahkan handphone ya "ucap Ryan lagi.
" Siap " Jawab Malik lalu langsung mengetikan sesuatu di handphone nya .
" Baiklah mama dan papa pulang ya. jangan lupa bawa Zahra kerumah Ry " ucap Mama Zen
" hmm " sahut Ryan
.
.
.
Setelah 1 jam mama dan Papa Ryan pulang,laptop tablet,serta handphone yang dijanjikan sudah datang, Ryan ,Zahra dan Malik langsung berdiskusi kembali mengenai hal-hal yang harus Zahra lakukan .
Tak terasa hari sudah mulai sore, jam itu biasanya cacing-cacing di perut Zahra sudah meronta-ronta minta diisi .
terlebih tadi dia siang hanya makan sedikit tak sebanyak biasanya.
Saat mereka bertiga ternyata salah satu perut mereka berbunyi " Kruk kruk kruk "
" eh perut siapa itu ya, perutku memang lapar tapi tak berbunyi " Bathin Zahra
mereka bertiga saling pandang saling mencari tahu siapa yang keroncongan perut nya😜
.
.
.
perut siapa kira-kira ya reder..
Jangan Lupa dukungan like ,komentar dan vote nya ya kesayangan🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Fadil Fadil
😂😂😂😂
2023-08-30
0
Afika Nurdiani
duh Gusti coba cerita nya sama dengan nasibku
2022-06-07
0
toko herman
satu
2022-04-08
0