Tiba - tiba Asahi meneteskan air matanya, setelah mengingat kenangan nya bersama Tsuki dan Ibunya.
"Tu-tuan muda, apa kamu tidak apa - apa?!" Tanya Zax yang terkejut melihat Asahi meneteskan air matanya.
Asahi pun langsung mengelap matanya, dengan menggunakan tangannya.
"Tidak... Tidak apa. " Jawab Asahi. "Aku akan mencari ingin dulu di luar. " Lanjutnya yang mau berdiri.
'Baik, Tuan muda."
"Oh, iya, satu lagi, jika Tobi sudah kembali beritahu aku ya. " Ucap Asahi
"Siap!" Jawab Zax dengan tegas!
Saat Asahi ingin berjalan keluar, tiba - tiba datang Tobi dan Dokter Ame yang sudah berada di depan pintu.
"Tuan muda, ini sudah aku bawakan dokternya!" Ucap Tobi dengan tegas ke Asahi.
"Ehhh! Kau cepat juga ya!" Ucap Asahi yang terkejut dengan kecepatan dari Tobi. Tapi kerja bagus! " Lanjut nya sambil memuji Tobi.
"Terimaksih, Tuan Muda!" Jawab Tobi yang senang mendapatkan pujian dari Asahi.
"A-asahi-sama!" Salam Dokter Ame sambil menundukkan kepalanya.
Asahi dan dokter Ame sudah saling mengenal satu sama lain, karena dulu dokter Ame terkadang memeriksa Ibunya Asahi saat sedang sakit waktu itu.
"Ohhh Dokter, silakan masuk ke dalam. Tolong segera periksa Tsuki Dok." Ucap Asahi sambil meminta tolong dengan sopan ke Dokter Ame.
"Siap!"
Dokter Ame pun segera berjalan masuk ke dalam, di dalam ia pun langsung memeriksa tubuh Tsuki dengan menggunakan Ki airnya.
Dia membuat gelembung dari Ki airnya, setelah itu ia memasukan gelembung tersebut ke dalam mulut Tsuki. Beberapa menit kemudian, pemeriksaan Dokter Ame telah selesai.
"Sudah selesai, Asahi-sama. Ucap Dokter Ame."
"Ja-jadi apa Tsuki bisa sembuh dengan cepat, Dokter Ame?!" Tanya Asahi khawatir dengan Tsuki.
"Hmmm.... Sebelum itu bolehkah aku bertanya sebentar, Asahi-sama?"
"Ya, tentu saja. " Jawab Asahi dengan sopan.
"Apa yang menyebakan, Tsuki-kun bisa menjadi seperti ini? Tanya dokter Ame sambil mengelus -elus jenggot putihnya yang sudah panjang.
"Kami juga tidak tahu apa yang terjadi denganya, Namun kami menyelamatkan dari gudang yang terbakar barusan."
"Apa gudang yang terbakar anda bilang?! "
"Iya, benar. Aku melihat dia berusaha keluar dari gudang yang terbakar. "
Asahi pun menjelaskan apa yang terjadi apa Tsuki kepada Dokter ame dengan bahasa yang sopan. Dokter Ame pun mengerti apa yang terjadi pada Tsuki, dan dia menjadi kasihan terhadap Tsuki, dia pun mengelus kepala Tsuki dengan perlahan.
"Jadi.... Jadi Dok keadaan Tsuki bagaimana?" Tanya Asahi.
"Ahhh, maaf aku hampir saja lupa. Tsuki-kun sudah tidak apa - apa, namun ia masih membutuhkan istirahat dalam waktu panjang untuk memulihkan tubuhnya kembali. " Ucap Dokter Ame sambil menjelaskan nya dengan nada yang rendah.
"Ohhh, jadi begitu ya Dok." Ucap Asahi dengan wajah yang sedih.
'PLAK!'
Tiba - tiba, Asahi menampar kedua pipinya sendiri dengan kedua tangannya, dia melakukanya agar dia tidak larut dalam kesedihan terus. Zax, Tobi, dan Dokter Ame pun terkejut melihat Asahi menampar dirinya sendiri.
"Yoshh! Aku akan memberitahu ayah ku dulu tentang ini!" Ucap Asahi dengan kedua pipinya yang merah.
Asahi pun langsung pergi ke tempat Shogun berada, dia berlari dengan cepat ke sana.
Di sisi lain.
Shogun masih saja di tempat terjadinya kebakaran tadi, dia terus di sana karena penasaran apa yang terjadi. Dia juga memikirkan yang terjadi dengan tubuh Tsuki, dan aura aneh yang dia rasakan dari tubuh Tsuki. Dan dia pun memutuskan untuk menemui Kuro, untuk bertanya padanya.
"Shogun-dono! "
Baru saja Shogun ingin memanggil Kuro, namun ternyata Kuro sudah ada di belakang nya ada dan memanggil dia.
Sontak Shogun yang mendengarnya pun langsung berbalik badan.
"Ehh, Kuro! Cepat ke sini! " Jawab Shogun sambil melambaikan tangan ke arah Kuro.
Kuro pun menghampiri Shogun. Apa ada yang bisa ku bantu, Shogun-dono" Tanya Kuro dengan sopan kepada Shogun.
"Yaa, baru saja aku ingin memanggil mu tadi. Tapi intinya Aku ingin kau menjelaskannya. Kenapa Tsuki bisa berada di dalam gudang, dan dia juga di penuhi dengan luka - luka yang parah?" Tanya Shogun sambil menunjuk ke arah gudang yang sudah hangus terbakar.
Shogun pun juga langsung menanatap Kuro dengan serius, dan tiba - tiba suasana di sana menjadi sangat serius.
Sebelum Kuro memanggil Shogun, dia sudah melihat Shogun duluan, namun Shogun tidak menyadarinya. Kuro juga sudah tahu, bahwa Shogun pasti akan bertanya tentang Tsuki, jadi dia sudah menyiapkan jawaban yang bohong, agar membuat Shogun percaya kepadanya.
"Sebenarnya yang melakukan ini.... Yang melakukan ini semua adalah ke empat anak - anak ku Shogun-sama! "
"Ke-kenapa anak - anak mu melakukan ini Kuro?! Bukanya mereka juga saudaranya Tsuki?!"
Shogun pun terkejut setelah mendengar ucapan dari Kuro, karena dia tidak mengira bahwa saudaranya Tsuki sendiri lah yang melukainya.
"Mereka melakukan ini karena iri terhadap Tsuki. Mereka iri, karena Tsuki selalu bisa bersama dengan Asahi dan Anda, Shogun-sama." Jawabnya dengan wajah yang memelas.
"TAPI, AKU MOHON UNTUK MEMAAFKAN MEREKA SHOGUN-SAMA! "
Tiba - tiba, Kuro menundukkan kepalanya dan meminta maaf karena masalah yang anak - anaknya telah perbuat.
Namun sebenarnya Kuro hanya berbohong saja kepada Shogun, agar Shogun tidak mencurigai nya.
Karena berubahnya sifat Kuro yang mendadak, Shogun pun menjadi diam dan tidak bisa berkata apa - apa lagi, karena dia pikir ini juga menjadi salahnya sendiri karena terlalu memanjakan Tsuki.
"Ayah! Ayah! "
Tiba - tiba, ada teriakan dari Asahi dari samping, teriakan itu sangat keras. Sontak Shogun pun langsung tersadar dari diamnya dan langsung melihat ke samping. Dia pun melihat Asahi yang berlari ke arahnya sambil melambaikan tangannya.
Sesampainya di sana Asahi pun terkejut, karena melihat Kuro sedang menundukkan kepalanya ke arah ayahnya.
"A-apa yang terjadi ayah?" Tanya Asahi kepada Shogun.
"Tidak apa, ini hanya urusan orang dewasa." Yang lebih penting, kau balik lagi ke sini memangnya ada apa? Tanya Shogun kepada Asahi yang masih bingung dengan situasinya
"Ahhh! Iya, tujuan ku balik kesini untuk bilang padamu, kalau Tsuki sudah di periksa oleh dokter. " Ucap Asahi yang sedang memberitahu Shogun.
"Ohhh, syukurlah. Kau dengar itu Kuro anak mu tidak apa - apa. Dan aku juga sudah memaafkan mu, jadi angkat kepala mu . Ucap Shogun sambil menyuruh Kuro untuk mengangkat kepalanya.
"Terima kasih! Shogun-dono!" Ucap Kuro yang berterima kasih kepada Shogun, sambil mengangkat kepalanya.
"Hahahah, aku beruntung hari ini bisa membohongin Shogun." Gumam Kuro dalam hatinya.
"Baiklah, ayo kita pergi ke sana." Ucap Shogun sambil mengajak Asahi dan Kuro ke tempatnya Tsuki.
Mereka pun berjalan bersama ke tempat Tsuki. Sesampainya di sana mereka bertiga di buat terkejut, karena Shimizu berada di dalam sambil memeluk tubuh Tsuki yang sedang terbaring.
"Tante Shimizu!" Teriak Asahi yang terkejut melihat Shimizu, sambil berlari ke arahnya dan memeluk Shimizu.
Setelah Kuro pergi dari kamar Shimizu, Shimizu pun berusaha untuk berdiri dan berjalan untuk mencari Tsuki, walaupun membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk dia menemui Tsuki.
Namun ia berhasil menemui Tsuki dengan cara mengikuti Dokter Ame dan Tobi dari belakang. Dia melihat Dokter Ame dan Tobi berjalan dengan cepat di lorong rumah, dia yang penasaran pun mengikuti mereka berdua dan kemudia ia bertemu dengan Tsuki.
Shogun pun hanya tersenyum saja melihatnya di luar, tapi Kuro masih dengan mukanya yang judes dan seram saja, namun dia masuk juga masuk ke dalam.
Di depan gerbang kediaman Shinigami
Tiba - tiba, ada dua orang samurai yang memegang katana di depan pintu gerbang rumah Kuro. Tiga Penjaga Kuro yang saat itu sedang berjaga di sana, mereka pun melihat kedua orang itu mondar-mandir di depan gerbang.
Mereka pun mendekati dua orang itu, alangkah terkejutnya mereka di buat oleh dua orang itu, ternyata dua orang itu membawa katana yang sangat tajam di pinggulnya.
"He-hei! kau jatuhkan katana mu! " Teriak ketiga penjaga itu, yang melihat dua orang tadi membawa katana.
Para penjaga begitu waspada ke pada mereka berdua, karena di Zaman Edo sudah di buat peraturan baru yang mengwajibkan orang - orang tidak boleh lagi membawa katana sembarangan.
Tiba - tiba, salah satu dari dua orang tadi, maju ke arah para penjaga. Penjaga yang melihat dia maju pun langsung mengeluarkan Katana nya dan mengarahkan nya ke dua orang itu.
"Jangan bergerak!" Teriak ketiga penjaga dengan bersamaan.
"Hei! Kalian tenang sedikit dong, kami kesini karena ada urusan! Jawab orang yang tadi maju dengan sedikit emosi.
"Kalian ada keperluan apa di sini?! " Tanya Ketiga penjaga itu.
"Ahhh sudah lah, kalian banyak tanya! " Jawab kedua orang itu yang sudah kesal di tanya oleh ketiga penjaga itu
Karena dua orang tadi sudah kesal di tanya terus oleh para penjaga, mereka pun menerobos masuk ke dalam. Mereka mendobrak 3 penjaga tadi dengan keras sampai mereka jatuh.
'ARGH!'
Setelah mereka masuk kedalam, mereka berdua di sambut oleh satu Komandan dan 7 penjaga lainya yang siap untuk melawan dua orang itu.
"Kalian menyerah lah!" Ucap para penjaga yang menghalangi mereka masuk lebih dalam.
Namun dua orang itu tidak memperdulikan perkataan para penjaga itu, mereka malah berlari ke belakang dengan sangat cepat.
"Apa?! Cepat kejar dua orang itu!" Teriak Komandan dari para penjaga. "
Para penjaga pun terkejut melihat kecepatan dari dua orang itu dalam berlari, namun para penjaga masih berusaha untuk mengejar mereka.
"Huh! Dasar lambat!" Ucap kedua orang itu dengan nada yang sombong.
Secara kebetulan mereka berdua bertemu dengan Shogun dan yang lainya. Dua orang itu pun langsung menghampiri dengan cepat, dan para penjaga juga mengikuti mereka dari belakang.
"Shogun-sama!" Teriak mereka berdua yang memanggil Shogun yang berada di luar.
Shogun pun menoleh ke arah dua orang itu, namun Shogun hanya diam saja saat melihatnya dua orang itu.
Namun, tiba - tiba kedua orang itu langsung bersujud di depan Shogun. Para penjaga yang ada di belakangnya pun terkejut sekaligus bingung, karena mereka kira awalanya dua orang itu adalah musuh.
"A-ada apa ini!" Teriak para penjaga yang kebingungan dengan situasi di sana.
"Shogun-sama, apa mereka bukan musuh?!" Komadan pun bertanya kepada Shogun mengenai dua orang itu.
"Ahh, bukan, bukan. Mereka bukan musuh, Mereka adalah anggota Bakufu."
"A-apa?!!" Para penjaga pun terkejut setelah mendengar jawaban dari Shogun.
Bakufu adalah pemerintahan kemiliteran Jepang di Zaman Edo ini, mereka bertugas untuk peperangan dan kepolisian Jepang. Dan Bafuku juga sangatlah setia dan patuh terhadap Shogun.
NOTE: Makasih buat yang sudah baca sampai Chapter 10, saya sangat berterimakasih kepada kalian yang sudah mendukung 💪 dan membaca Novel ini. Dan Saya harap Novel Samurai Bulan ini bisa terus update dan makin banyak pembacanya. Saya ucapkan terima kasih sekali lagi🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
mochamad ribut
up
2023-06-03
0
mochamad ribut
lanjut
2023-06-03
0